backup og meta

Kenali Cara Pengobatan Plus Obat-obatan yang Dibutuhkan untuk Mengatasi Tetanus

Kenali Cara Pengobatan Plus Obat-obatan yang Dibutuhkan untuk Mengatasi Tetanus

Obat tetanus perlu Anda pertimbangkan untuk didapatkan ketika mengalami luka terbuka. Namun, masih banyak orang yang mengira bahwa luka terbuka tidak perlu diobati ke dokter. Padahal, ketika gejala tetanus akibat luka semakin berkembang dan menyakitkan, berkonsultasi ke dokter jadi hal yang wajib dilakukan. Agar lebih jelas, ini dia beberapa cara mengobati tetanus yang biasanya dilakukan sesuai standar prosedur dari rumah sakit. 

Bagaimana cara mengobati tetanus?

Menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, CDC, tetanus termasuk penyakit yang membutuhkan perhatian medis segera.

Jika Anda mengalami gejala yang menandakan tetanus, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum racun bakteri Clostridium tetani atau penyebab penyakit tetanus menyebar. 

Dokter mungkin akan membersihkan luka, meresepkan antibiotik, hingga memberikan suntikan penguat vaksin tetanus untuk Anda.

Bila sebelumnya Anda pernah mendapatkan vaksinasi tetanus, tubuh Anda akan segera membuat antibodi yang dibutuhkan untuk melindungi Anda dari bahaya tetanus. 

Berikut beberapa cara mengobati tetanus agar racunnya tidak cepat menyebar. 

1. Merawat luka dengan baik

cara merawat luka operasi dengan baik

Tetanus adalah penyakit pada sistem saraf akibat adanya serangan bakteri yang berasal dari luka goresan atau tusukan benda yang sudah terkontaminasi. 

Itulah mengapa ketika Anda terluka, merawat luka dengan baik menjadi salah satu cara yang cukup efektif sebagai obat tetanus.

Hal tersebut bertujuan agar pertumbuhan spora tetanus menjadi terhambat. 

Berikut langkah-langkah untuk membantu Anda merawat luka saat terkena goresan atau tusukan.

  1. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah mengobati luka. Pakai sarung tangan agar lebih steril ketika merawat luka. 
  2. Hentikan perdarahan dengan cara menekan lembut bagian yang luka dengan kain atau perban. 
  3. Membersihkan luka dengan air dan gunakan lap yang bersih untuk membersihkan area sekitar luka. Jangan gunakan hidrogen peroksida atau yodium karena dapat menyebabkan iritasi. 
  4. Mengoleskan krim dan salep antibiotik jika ada. Oles dengan tipis untuk membantu mencegah jaringan parut. Namun, segera hentikan penggunaan salep jika muncul ruam. 
  5. Membalutnya dengan perban atau gulungan kasa yang direkatkan dengan selotip kertas. Cara ini membantu luka agar tetap bersih. 
  6. Ganti balutannya setidaknya satu kali sehari atau setiap perban basah atau kotor.
  7. Melakukan vaksin tetanus jika dalam lima tahun belum pernah menerimanya, terutama ketika lukanya dalam dan kotor.
  8. Periksa tanda-tanda infeksi, seperti kulit sekitar luka yang kemerahan, sakit, mengeluarkan cairan, atau bengkak. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.

Membersihkan luka dengan benar menjadi cara pertama untuk mengobati tetanus agar infeksi tak semakin menyebar dan bertambah parah.

2. Minum obat untuk mengurangi kejang otot akibat tetanus

obat alergi

Salah satu gejala dari penyakit tetanus yang cukup mengganggu adalah kejang otot.

Agar tetanus teratasi, Anda dapat mengonsumsi obat yang dikhususkan untuk mengurangi gejala tersebut. 

Benzodiazepine disebut sebagai obat standar untuk mengatasi kejang otot akibat tetanus. Namun, pilihan lain yang lebih murah dan lebih banyak tersedia adalah diazepam

Menurut WHO, diazepam diberikan untuk mengontrol kejang otot karena sifatnya yang sedatif alias menenangkan.

Selain diazepam, magnesium sulfat juga kerap diberikan supaya tetanus bisa teratasi dengan segera.

Selain itu, obat yang bisa mengurangi kejang otot akibat tetanus terdiri dari:

  • baclofen,
  • dantrolene,
  • barbiturates, dan
  • chlorpromazine.

3. Rutin minum obat tetanus yang diberikan dokter

Obat batuk antibiotik

Selain minum obat pereda kejang otot, cara lain mengobati tetanus yaitu dengan rutin mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.

Dokter akan memberikan beberapa jenis obat untuk mencegah penyebaran racun bakteri dari tetanus, seperti:

Antitoksin

Antitoksin seperti tetanus globulin imun dapat menetralkan racun bakteri Clostridium tetani saat belum terikat dengan jaringan saraf.

Meskipun begitu, antitoksin hanya bisa menetralkan racun yang belum terikat pada jaringan saraf.

Antibiotik

Antibiotik untuk pengobatan tetanus bisa diberikan dalam bentuk oral ataupun suntikan.

Penicillin atau metronidazole termasuk jenis antibiotik yang dapat melawan serangan bakteri tetanus.

Keduanya disebut efektif untuk mengatasi tetanus, tetapi jurnal yang dipublikasikan BMC Critical Care menyebut metronidazole dapat menjadi pilihan utama.  

Selain itu, WHO juga menyebutkan berbagai obat antibiotik lain yang efektif mengatasi tetanus, seperti:

  • tetracyclines,
  • macrolides,
  • clindamycin,
  • cephalosporins, dan
  • chloramphenicol.

4. Dirawat di rumah sakit

rawat inap

Apabila infeksi tetanus sudah menyebar dan memperparah kondisi, dokter biasanya menyarankan Anda untuk dirawat secara intensif di rumah sakit. 

Biasanya, pasien tetanus akan dimasukkan ke kamar rawat inap dengan lingkungan sekitar yang lebih tenang.

Kamar yang dipilih untuk penanganan tetanus biasanya memiliki penerangan yang redup, tidak terlalu berisik, dan suhu yang stabil.

Hal ini bertujuan agar tidak ada rangsangan dari luar yang meningkatkan terjadinya kejang otot. 

5. Diberikan obat alami untuk atasi tetanus

obat kemoterapi kanker tenggorokan

Selain obat medis dari dokter, terdapat obat alami yang telah terbukti membantu mengatasi tetanus.

Obat herbal tersebut bernama shakuyakukanzoto yang merupakan obat Kampo (studi tentang pengobatan Tionghoa di Jepang). 

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Nihon Shuchu Chiryo Igakukai zasshi meneliti seberapa efektif shakuyakukanzoto untuk mengatasi tetanus.

Penelitian itu membandingkan 3 kasus tetanus yang diobati dengan shakuyakukanzoto dan yang tidak diobati dengan obat herbal tersebut.

Semua pasien yang diteliti diberikan obat tetanus berupa tetanus globulin imun dan antibiotik penicillin. Bedanya, sebagian mendapatkan shakuyakukanzoto, sedangkan sebagian yang lain tidak. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diberi tambahan shakuyakukanzoto dalam pengobatan tetanus mengalami perbaikan kejang otot, dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan shakuyakukanzoto. 

Jadi, bisa disimpulkan bahwa shakuyakukanzoto mungkin berguna untuk pengobatan kejang otot pada pasien tetanus. 

Mengobati tetanus dapat berhasil jika cara-cara di atas dilakukan dan mengikuti saran dari dokter Anda.

Jangan lupa rutin berkonsultasi ke dokter untuk melihat perkembangan infeksi Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Tetanus | Diagnosis and Treatment | Lockjaw | CDC. (2020). Retrieved 11 December 2020, from https://www.cdc.gov/tetanus/about/diagnosis-treatment.html

Cuts and scrapes: First aid. (2020). Retrieved 11 December 2020, from https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-cuts/basics/art-20056711

Rodrigo, C., Fernando, D., & Rajapakse, S. (2014). Pharmacological management of tetanus: an evidence-based review. Critical Care, 18(2), 217. doi: 10.1186/cc13797

Tetanus – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2020). Retrieved 11 December 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tetanus/diagnosis-treatment/drc-20351631

Shimono, K., Katsue, T., Sato, M., Noguchi, W., Yoshihara, H., & Tsubouchi, H. (2017). Successful treatment of tetanus using the herbal medicine shakuyakukanzoto: A report of three cases. Nihon Shuchu Chiryo Igakukai zasshi, 24(2), 121-125. https://doi.org/10.3918/jsicm.24_121

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Ketahui Manfaat, Jenis, dan Efek Samping Imunisasi DPT pada Anak

10 Jenis Vaksin yang Diperlukan Orang Dewasa dan Jadwal Pemberiannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan