backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

13 Jenis Perawatan yang Dapat Dilakukan di Dokter Gigi

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 02/12/2022

    13 Jenis Perawatan yang Dapat Dilakukan di Dokter Gigi

    Tidak cukup dengan menggosok gigi secara rutin, perawatan gigi juga perlu dilakukan dengan prosedur medis. Hal ini penting dilakukan karena kesehatan gigi akan memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

    Beberapa jenis perawatan gigi melalui perawatan medis seperti pembersihan karang gigi memang perlu dilakukan secara rutin. Namun, ada juga perawatan gigi yang dilakukan untuk mempercantik gigi

    Lantas, apa saja perawatan gigi melalui prosedur medis yang dapat Anda lakukan?

    Perawatan untuk memperbaiki kerusakan gigi

    cara mengobati gusi turun

    Prosedur medis diperlukan untuk mengatasi kerusakan gigi dan masalah umum seperti sakit gigi. Terlebih, jika rasa sakit tidak juga berkurang dalam satu sampai dua hari.

    Terdapat berbagai prosedur medis yang bisa disesuaikan dengan masalah gigi Anda. Berikut beberapa di antaranya.

    1. Scaling atau pembersihkan plak gigi

    Sisa makanan yang telah membentuk plak keras tidak bisa hilang hanya dengan sikat gigi. Sebagai gantinya, Anda harus melakukan scaling gigi.

    Metode ini dilakukan dengan alat yang disebut ultrasonic scaler. Setelah scaling, dokter akan membersihkan dan memoles gigi menggunakan sikat dan pasta gigi khusus.

    Tidak hanya membersihkan plak, tindakan ini juga membantu mengobati dan mencegah penyakit gusi.

    2. Sealant celah gigi

    Perawatan gigi satu ini bertujuan untuk mencegah kerusakan gigi sejak dini. Sealant merupakan tambalan gigi cair dari bahan plastik khusus. Cairan ini akan menutupi celah-celah gigi yang disebut fisura.

    Celah-celah kecil pada gigi belakang, gigi geraham, dan gigi premolar ini akan membawa masuk bakteri dengan mudah. Maka dari itu, celah pada gigi perlu ditambal.

    Prosedur medis ini umumnya direkomendasikan untuk anak-anak yang baru saja memiliki gigi permanen dengan harapan risiko kerusakan gigi berkurang.

    3. Tambal gigi

    Gigi yang berlubang perlu ditambal agar kerusakan gigi tidak semakin luas. Jika didiamkan saja, gigi berlubang berbahaya karena dapat berdampak pada saraf gigi dan menimbulkan rasa sakit yang intens.

    Proses tambal gigi dimulai dengan pembersihan, pengeringan, lalu penutupan lubang dengan filling (pengisi). Bahan filling sendiri tersedia dalam berbagai jenis.

    Anda dapat menentukan bahan terbaik untuk mengatasi lubang gigi dengan konsultasi pada dokter spesialis gigi.

    Perawatan gigi ini juga dilakukan untuk mengatasi kondisi lain, seperti gigi patah, atrisi dan abraksi gigi (kerusakan jaringan keras gigi), serta sebagai bagian dari perawatan saluran akar gigi.

    4. Perawatan saluran akar gigi

    Prosedur medis ini bertujuan untuk mengganti jaringan pulpa gigi yang rusak atau terinfeksi tambalan gigi.

    Pulpa merupakan jaringan sensitif berisi kumpulan saraf yang berfungsi menyediakan oksigen dan nutrisi untuk gigi.

    Jika dibiarkan, kerusakan pulpa dapat menyebar melalui sistem akar gigi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kantong nanah (abses gigi). Dalam kasus yang lebih para, infeksi saluran akar gigi bisa menyebar ke bagian tubuh lain.

    Perawatan akan dilakukan dengan mengangkat pulpa yang rusak. Setelah dibersihkan, dokter akan menambal saluran akar serta menutup gigi dengan tambalan atau crown gigi agar tidak terinfeksi lagi. 

    5. Cabut gigi

    Dalam dunia kedokteran gigi, prosedur bedah cabut gigi dinamakan odontektomi. Perawatan ini kerap dilakukan pada gigi yang rusak parah atau membusuk. 

    Cabut gigi juga dilakukan pada gigi bungsu yang tumbuh secara tidak normal (impaksi), seperti miring atau hanya tumbuh sebagian. Pasalnya, impaksi gigi bungsu dapat menyebabkan berbagai masalah gigi.

    Jika tumbuhnya gigi bungsu menimbulkan masalah pada gigi dan mulut, pencabutan gigi bungsu menjadi solusi terbaik.

    6. Pemasangan gigi palsu

    gigi palsu

    Anda mungkin memerlukan gigi palsu jika memiliki kerusakan parah pada gigi atau gusi atau pernah mengalami kecelakaan yang membuat gigi permanen Anda tanggal.

    Gigi palsu dapat dibuat untuk sebagian atau seluruh bagian gigi. Anda perlu melepas gigi palsu saat membersihkannya dan sebaiknya tidak menggunakannya saat tidur.

    Selain meningkatkan kepercayaan diri, pemasangan gigi palsu juga akan membantu Anda makan dan berbicara dengan lebih nyaman.

    Gigi palsu dapat dipasang setelah cabut gigi atau beberapa bulan setelahnya. Opsi kedua dinilai lebih baik karena memberikan waktu bagi tulang rahang untuk sembuh.

    7. Implan gigi

    Hampir serupa dengan gigi palsu, implan gigi juga digunakan untuk menggantikan gigi yang rusak atau copot. Namun, pemasangan dilakukan lengkap dengan akarnya yang berupa sekrup titanium. 

    Implan gigi merupakan perawatan gigi permanen yang tidak bisa dilepas pasang. Anda dapat merawat implan gigi seperti perawatan gigi asli sehingga implan bisa bertahan dengan baik dalam waktu lama.

    Jika tidak dirawat dengan baik, implan gigi yang bermasalah bisa menyebabkan infeksi gusi, pendarahan, nyeri, dan ketidaknyamanan lainnya pada gigi dan mulut.

    Perawatan untuk mempercantik kondisi gigi

    efek samping crown gigi

    Tidak hanya untuk gigi yang rusak atau bermasalah, perawatan gigi juga dapat dilakukan untuk mempercantik gigi.

    Dalam dunia kesehatan, tindakan ini dikenal dengan istilah cosmetic dentistry. Berikut berbagai jenis perawatan yang umum dilakukan.

    1. Crown gigi

    Berbeda dengan gigi palsu atau implan, crown atau mahkota gigi berbentuk selubung yang akan membungkus gigi. Perawatan ini cocok digunakan untuk mengatasi gigi patah atau menutupi gigi yang telah melalui perawatan saluran akar.

    Crown gigi juga dapat dipilih sebagai prosedur medis untuk membuat gigi terlihat lebih baik dan meningkatkan kepercayaan diri Anda.

    2. Veneer

    Perawatan gigi satu ini hanya dapat melapisi permukaan depan gigi dengan tujuan utama mempercantik tampilan gigi. Lapisan veneer bisa terbuat dari bahan komposit atau porselen.

    Perlu diingat bahwa tujuan veneer ialah memperbaiki warna, bentuk, dan posisi gigi. Dilansir dari laman Mayo Clinic, perawatan ini tidak disarankan jika Anda memilih masalah pada gigi, seperti infeksi atau gigi berlubang.

    Selain melapisi bagian depan gigi yang patah, pemasangan veneer juga dapat digunakan untuk menutup celah kecil pada gigi.

    3. Dental bridge

    Sesuai dengan namanya, perawatan ini digunakan untuk “menjembatani” gigi yang renggang. Dental bridge terdiri atas gigi palsu permanen atau pontik.

    Pemasangan dental bridge juga kerap melibatkan mahkota gigi, terutama jika terdapat dua gigi penyangga yang tidak sempurna di antara gigi yang hilang.

    4. Pemutihan gigi

    Apakah gigi Anda tidak juga tampak putih cemerlang meski Anda sudah menyikat gigi secara teratur? Jika jawabannya ya, mungkin ini saatnya untuk melakukan pemutihan gigi atau bleaching.

    Prosedur ini perlu dilakukan dengan beberapa kali kunjungan ke dokter gigi. Di samping itu, Anda juga perlu memakai pelindung mulut yang mengandung gel pemutih selama di rumah.

    5. Kawat gigi

    Selain karena penampilan gigi yang tidak sesuai, kawat gigi juga bisa dipasang jika pertemuan antara rahang atas dan bawah tidak seimbang. Pasalnya, kondisi ini sering kali mengganggu kemampuan menggigit.

    Pemasangan kawat gigi perlu dilakukan oleh dokter karena persiapannya yang cukup panjang. Kontrol rutin juga diperlukan untuk mengetahui perubahan yang sudah dibuat oleh behel Anda.

    Perawatan gigi rutin

    Tidak memiliki keluhan pada gigi bukan berarti Anda tidak memerlukan perawatan. Pasalnya, beberapa masalah pada gigi baru mulai terasa jika kondisinya sudah cukup parah.

    Selain melakukan kebiasaan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut di rumah, Anda juga perlu melakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin.

    Perawatan yang sebaiknya dilakukan enam bulan sekali ini tidak hanya mencegah kerusakan gigi, tetapi juga mendeteksinya sedini. Dengan begitu, pengobatan yang didapatkan juga optimal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 02/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan