Gigi yang hilang adalah masalah serius. Hal itu karena gigi harus bekerjasama dalam melakukan tugasnya. Saat Anda kehilangan gigi, gigi di dekatnya mungkin bisa jadi miring. Gigi di rahang yang berlawanan pun juga bisa bergeser ke atas atau ke bawah.
Hal itulah dapat memengaruhi gigitan Anda dan memberi lebih banyak tekanan pada gigi dan sendi rahang Anda ketika bekerja. Kondisi itu mungkin dapat memberikan rasa sakit pada akhirnya.
Gigi yang miring atau bergeser akan menjadi lebih sulit untuk dibersihkan. Hal inilah yang dapat membuat Anda berisiko lebih tinggi dalam mengalami kerusakan gigi dan penyakit gusi.
Saat gigi hilang, tulang bisa menyusut. Jika itu terjadi, ini dapat mengubah cara tulang rahang menopang bibir dan pipi. Seiring waktu, hal ini bisa membuat wajah Anda terlihat berbeda. Oleh karenanya, prosedur medis dental bridge menjadi penting untuk dilalui.
Jenis-jenis dental bridge

Terdapat empat jenis dental bridge yang menjadi pilihan untuk “menjembatani’ ruang gigi yang kosong, yaitu:
1. Traditional
Traditonal bridge adalah jenis yang paling populer. Cara ini digunakan ketika terdapat ruang kosong di antara dua gigi akibat gigi copot. Melalui prosedur ini, pontik ditahan oleh mahkota gigi (crown) yang telah disemen pada masing-masing gigi penyangga.
2. Cantilever
Jenis bridge gigi ini hampir mirip dengan traditional bridge. Perbedaannya adalah pontik ditahan oleh mahkota gigi yang disemen hanya pada satu gigi penyangga. Hanya dibutuhkan gigi asli di sebelah celah gigi yang hilang.
3. Maryland
Prosedur ini juga mirip dengan traditional bridge karena menggunakan dua gigi penyangga, masing-masing satu di setiap sisi celah.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar