backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pancolitis (Radang Usus Besar)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 21/03/2023

Pancolitis (Radang Usus Besar)

Radang usus atau peradangan kronis yang terjadi di usus besar dapat menyebabkan berbagai gejala tak nyaman, seperti nyeri perut dan perdarahan di anus. Untuk mengetahui cara mengobati kondisi ini dengan tepat, Anda perlu mengetahui apa saja gejala dan penyebabnya.

Apa itu radang usus besar?

Radang usus besar (pancolitis) adalah peradangan yang terjadi pada seluruh lapisan organ usus besar

Kondisi ini termasuk peradangan kronis yang dapat menyebabkan bisul dalam usus atau membuat usus terluka. 

Pancolitis merupakan salah satu jenis penyakit kolitis ulseratif. Itu sebabnya, gejala yang ditimbulkan tidak jauh berbeda dengan kolitis ulseratif. 

Peradangan pada usus besar dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Bila peradangan semakin meluas, semakin parah gejala yang akan dialami. 

Tanda dan gejala radang usus besar

penyakit radang usus buntu akut

Pancolitis memiliki gejala yang tidak jauh berbeda dengan kolitis. Beberapa gejala pancolitis antara lain: 

  • kram dan nyeri perut, 
  • mual dan muntah, 
  • diare, 
  • perdarahan pada anus, 
  • kram atau kejang otot,
  • demam, 
  • kelelahan, 
  • penurunan nafsu makan, serta 
  • berat badan menurun. 

Kemungkinan ada satu atau lebih gejala yang yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran tertentu yang mengarah pada gejala radang usus, konsultasikan dengan dokter. 

Kapan harus periksa ke dokter?

Seiring dengan berjalannya waktu, radang usus besar dapat menyebabkan luka jika tidak segera ditangani. 

Dinding usus akhirnya dapat kehilangan kemampuan untuk mengolah makanan, sisa makanan yang harus dibuang, dan menyerap air. 

Akibatnya, Anda pun mengalami gejala yang mungkin perlu penanganan dari dokter, seperti: 

Penyebab radang usus besar

ruam kulit IBD

Berikut ini berbagai hal bisa yang menjadi penyebab pancolitis.

1. Infeksi

Infeksi bisa terjadi karena virus, bakteri, atau parasit yang menyerang usus besar. Kondisi ini biasanya muncul saat Anda makan makanan yang sudah terkontaminasi. 

Biasanya, radang usus besar yang disebabkan oleh infeksi akan menimbulkan berbagai gejala seperti diare baik dengan atau tanpa darah, kram perut, dan dehidrasi.

2. Akibat penyakit radang usus

Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif merupakan dua penyakit radang usus (inflammatory bowel disease atau IBD) yang bisa menyebabkan radang usus besar jika tidak segera ditangani. 

Kolitis ulseratif adalah penyakit autoimun yang biasanya muncul pertama di rektum (bagian akhir dari usus besar) dan akan menyebar ke seluruh bagian usus besar. 

Sementara itu, penyakit Crohn bisa terjadi di mana saja di sepanjang saluran pencernaan dari mulai kerongkongan hingga usus besar.

3. Kolitis iskemik

Pancolitis juga bisa disebabkan oleh kolitis iskemik atau kurangnya pasokan darah di usus besar.

Pasalnya, pasokan darah ini memberikan asupan oksigen dan nutrisi agar otot di usus berfungsi dengan normal.

4. Kolitis mikroskopis

Kolitis mikroskopis terjadi saat kolagen atau limfosit menyusup masuk ke dinding lapisan usus besar dan menyebabkan peradangan. 

Penyakit ini termasuk langka dan bisa dikategorikan sebagai penyakit autoimun.

5. Reaksi alergi

Pancolitis juga bisa disebabkan oleh alergi. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi di bawah 1 tahun karena ibu menyusui mengonsumsi susu sapi atau susu kedelai yang terserap melalui ASI. 

Faktor risiko radang usus besar

cara mengobati radang usus

Ada beberapa kondisi lainnya yang dapat menjadi faktor risiko terkena pancolitis, yaitu: 

  • sistem kekebalan tubuh lemah
  • keturunan (genetik), 
  • diet tinggi protein, 
  • usia, sering dijumpai pada pasien di bawah 35 tahun, 
  • jenis kelamin, lebih sering dialami oleh pria, dan
  • merokok. 

Komplikasi radang usus besar

Bila pancolitis tidak diobati dengan baik, kondisi ini dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi, seperti: 

  • perdarahan parah, 
  • perforasi usus (usus berlubang), 
  • usus hipertrofik (usus meregang), 
  • radang selaput perut, dan 
  • kanker usus besar

Diagnosis radang usus besar

Sama seperti penyakit peradangan usus lainnya, pasien yang dicurigai mengalami pancolitis akan menjalani pemeriksaan khusus, yaitu: 

Pengobatan radang usus besar

obat radang usus

Peradangan pada usus besar merupakan penyakit kronis, sehingga dokter mungkin akan memberikan kombinasi obat untuk mengatasinya. 

Berikut ini sejumlah pengobatan radang usus besar yang mungkin direkomendasikan oleh dokter untuk meringankan gejala. 

1. Konsumsi obat

Peradangan pada usus besar memang tidak dapat disembuhkan. Namun, dokter akan meresepkan obat tertentu untuk mengatasi gejala pancolitis, seperti: 

  • amino salisilat, 
  • antibiotik, seperti metronidazole, ciprofloxacin, dan rifaximin
  • kortikosteroid, dan
  • obat untuk mencegah diare atau kram perut. 

2. Tindakan operasi

Selain obat-obatan, dokter mungkin akan menyarankan operasi untuk mengangkat seluruh usus besar dan rektum. 

Sebagai gantinya, dokter akan memasang alat khusus semacam kantong untuk menghubungkan ujung usus ke anus. 

Hal ini bertujuan agar Anda tetap dapat buang air besar seperti biasanya. Prosedur ini disebut sebagai ileoanal anastomosis. 

Bila tidak memungkinkan, dokter akan membuat permukaan permanen pada perut dan memasang kantong untuk mengumpulkan feses. 

3. Pengobatan di rumah

Di samping penanganan medis, dokter akan menyarankan Anda untuk mengubah gaya hidup demi mendukung perawatan dari dokter, yakni: 

  • membatasi konsumsi susu dan produk olahannya, 
  • makan dalam porsi pas
  • minum lebih banyak air, serta
  • mengelola stres dengan berolahraga. 

Sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi makanan tertentu dapat memicu radang usus. 

Namun, makanan dan minuman tertentu bisa memperburuk gejala pancolitis ini, terutama ketika kambuh. 

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang gangguan pencernaan ini, silakan diskusikan dengan dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 21/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan