Jerawat adalah penyakit kulit tidak menular akibat penyumbatan folikel rambut oleh kulit mati dan minyak.
Folikel rambut adalah bagian yang menghubungkan pori-pori dengan kelenjar minyak (sebasea). Jika dibiarkan, masalah kulit ini dapat memicu peradangan kulit.
Kondisi yang dikenal dalam medis sebagai Acne vulgaris ini memiliki beberapa jenis. Selain itu, jerawat tidak hanya muncul di wajah, melainkan juga pada pundak, punggung, dan dada.
Apabila tidak ditangani dengan tepat, penyakit kulit ini dapat menimbulkan bekas (bekas jerawat). Hal ini nantinya yang menjadi masalah baru karena lebih sulit dihilangkan.
Seberapa umum kondisi ini?
Jerawat adalah masalah kulit yang hampir terjadi pada setiap orang, terlepas dari jenis kelamin, usia, dan kelompok ras.
Faktanya, 80 – 85% kondisi ini sering terjadi pada remaja pada usia 15 – 18 tahun, alias masa pubertas.
Pada masa pubertas, hormon seks pria (androgen) akan meningkat, baik pada pria maupun wanita. Akibatnya, kelenjar sebasea pun memproduksi lebih banyak minyak.
Meski begitu, orang berusia 40 – 50 tahun pun juga dapat mengalami hal yang sama.
Tanda dan gejala jerawat
Ada banyak jenis jerawat yang dialami oleh orang-orang, mulai dari tanpa abses hingga berisi nanah. Kondisi kulit ini juga dapat terjadi di mana saja di area tubuh Anda.
Namun, jerawat lebih sering muncul di daerah tempat kadar kelenjar sebasea Anda tinggi, meliputi:
wajah,
dada,
punggung,
leher,
bibir, serta
vagina.
Sementara itu, tanda-tanda dan gejala jerawat juga tergantung dari tingkat keparahan kondisi Anda. Berikut ini beberapa tanda-tandanya.
Whiteheads (komedo putih), pori-pori tertutup yang terlihat seperti benjolan putih kecil
Blackheads (komedo hitam), pori-pori terbuka yang terlihat seperti bintik hitam akibat oksidasi udara
Papula, bintil merah kecil yang terasa nyeri
Pustula, jerawat berisi nanah di ujungnya
Nodul, benjolan padat, besar, dan terasa nyeri
Jerawat kistik, pustula besar di bawah kulit yang menimbulkan rasa sakit
Bila ada gejala yang tidak disebutkan dan Anda merasa khawatir, segera periksakan diri ke dokter atau ahli dermatologi.
Kapan harus periksa ke dokter?
Beberapa orang mungkin merasa dapat mengobati kondisi ini dengan mencari cara sendiri.
Jika Anda merasa cemas dengan kondisi kulit ini akan semakin parah, cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli dermatologi ketika mengalami hal-hal di bawah ini.
Tidak pernah didiagnosis kulit berjerawat.
Kondisi kulit semakin parah setelah mencoba obat-obatan yang dijual bebas.
Ada bekas luka dan terjadi perubahan warna kulit.
Sebenarnya, hampir semua kulit berjerawat dapat diobati. Baik dokter kulit maupun ahli dermatologi dapat membantu Anda mengobati, mencegah, dan mengurangi risiko bekas jerawat.
Penyebab jerawat
Ada empat penyebab utama yang membuat seseorang mengalami jerawat, yaitu:
produksi minyak,
sel kulit mati,
pori-pori tersumbat, dan
bakteri.
Pada umumnya, penyakit kulit ini disebabkan oleh hormon androgen yang biasanya aktif saat masa remaja dan dewasa.
Sensitivitas hormon ini menimbulkan sel rambut, sel kulit, dan kelebihan minyak dari kelenjar minyak dapat bercampur menjadi satu. Akibatnya, folikel rambut tersumbat.
Setelah itu, sel kulit mati akan naik ke permukaan pori dan tubuh secara alami melepaskannya.
Jika kelenjar minyak terlalu aktif, sel kulit mati justru menempel di dalam pori. Alih-alih naik ke permukaan, sel kulit mati justru terperangkap dalam pori-pori.
Ada kalanya, kondisi ini membuat bakteri penyebab jerawat masuk dan mengakibatkan infeksi. Pasalnya, bakteri berkembang biak dengan cepat di dalam pori karena lingkungannya cukup mendukung.
Apabila dibiarkan, bakteri dapat masuk ke sumbatan sel kulit mati di pori yang memicu peradangan. Jika peradangan masuk terlalu dalam, kulit berjerawat pun terjadi.
Faktor risiko jerawat
Selain empat penyebab jerawat yang telah disebutkan, ada berbagai faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami masalah kulit ini, yaitu sebagai berikut.
1. Usia
Jerawat dapat dialami oleh siapapun, terlepas dari usianya. Namun, anak-anak yang sedang mengalami masa pubertas lebih berisiko terkena masalah ini.
Kondisi ini dikarenakan hormon seksual (androgen) meningkat saat pubertas.
Alhasil, produksi sebum di dalam tubuh pun menjadi berlebihan hingga memicu munculnya acne vulgaris.
2. Perubahan hormon
Selain usia, perubahan hormon juga menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena jerawat. Mengapa demikian?
Perubahan hormon yang terjadi pada saat pubertas, haid, atau hamil kerap memicu masalah ini.
Bahkan, perubahan hormon akibat konsumsi pil KB, kortikosteroid, atau lithium juga dapat memicu kondisi ini.
3. Riwayat keluarga
Jika salah satu atau kedua orangtua sering terkena jerawat, Anda mungkin juga berisiko mengalami masalah yang sama.
Hal ini dikarenakan penyakit kulit ini juga termasuk genetik, sehingga sangat mungkin diturunkan.
4. Memiliki tipe kulit berminyak
Bagi Anda yang memiliki tipe kulit berminyak atau kombinasi cenderung lebih sering berjerawat dibandingkan mereka yang berkulit kering.
Pasalnya, jumlah produksi sebum pada kulit berminyak jauh lebih banyak, sehingga pori mereka lebih mudah tersumbat.
Selain itu, orang dengan kulit berminyak juga berisiko mengalami masalah ini ketika memakai losion dan krim yang mengandung minyak tinggi.
Bahkan, jerawat juga dapat terjadi ketika Anda berada di dapur dalam waktu yang lama karena lembab dan berminyak.
5. Gesekan pada kulit
Tahukah Anda bahwa gesekan atau kontak kulit yang tidak bersih dapat meningkatkan risiko terkena jerawat?
Kondisi ini paling sering muncul ketika kulit, terutama wajah, sering bergesekan dengan ponsel, helm, atau sarung bantal yang kotor.
Sementara itu, jerawat di badan termasuk punggung dan leher juga dapat terjadi karena Anda menggunakan bahan pakaian yang tidak bersih dan tidak cocok dengan kulit.
Alhasil, bintil-bintil merah yang terkadang menimbulkan rasa gatal pun muncul.
6. Stres
Sebenarnya, stres tidak memicu munculnya kulit berjerawat. Hanya saja, ketika sudah memiliki kondisi ini, stres dapat memperparah masalah kulit Anda.
7. Makanan tertentu
Hingga saat ini, banyak orang yang masih memperdebatkan apakah makanan memicu jerawat. Meski begitu, banyak penelitian yang memperlihatkan bahwa beberapa jenis makanan dapat memperparah kondisi ini.
Sebagai contoh, produk susu, cokelat, dan makanan tinggi karbohidrat diduga kuat dapat memperburuk acne vulgaris.
Namun, hal ini biasanya tergantung pada tubuh masing-masing. Beberapa dari Anda mungkin lebih sensitif terhadap makanan tertentu, tetapi ada juga yang tidak.
Diagnosis jerawat
Jika Anda memutuskan untuk memeriksakan kondisi kulit di rumah sakit, ahli dermatolog akan melakukan beberapa hal untuk mendiagnosis kondisi ini.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui jenis jerawat dan bagaimana cara mengatasi kondisi ini berdasarkan jenisnya.
Pertama-tama, dokter akan memeriksa kulit Anda. Kemudian, ia akan mulai mengkategorikan jenis dan tingkat keparahannya untuk menentukan pengobatan. Hal ini bertujuan, apakah kulit Anda membutuhkan pengobatan kombinasi atau tidak.
Dengan begitu, dokter dapat membantu menghilangkan jerawat hingga bekas-bekas yang menempel di kulit Anda.
Pengobatan jerawat
Setelah dokter berhasil mendiagnosis jenis acne vulgaris yang Anda miliki, ia akan menawarkan sejumlah pengobatan untuk mengatasi kondisi ini.
Perawatan kulit berjerawat dilakukan untuk mencegah pertumbuhan jerawat baru dan bekas jerawat, serta membantu meningkatkan kepercayaan diri.
Walaupun demikian, ada banyak macam pengobatan yang akan ditawarkan dokter, mulai dari obat oles hingga terapi, meliputi sebagai berikut.
Retinoid, untuk mencegah penyumbatan folikel rambut
Antibiotik jerawat, yang membantu memperlambat pertumbuhan bakteri dan mengurangi peradangan
Benzoil peroksida, untuk membunuh bakteri penyebab kulit berjerawat
Asam azelaic, melawan pertumbuhan bakteri di kulit
Dapson, yang dianjurkan untuk wanita yang mengalami peradangan akibat acne vulgaris
Agen anti-androgen, digunakan ketika antibiotik tidak mempan dan berfungsi menghalangi efek hormon androgen pada kelenjar minyak
Isotretinoin, biasa digunakan untuk orang dengan jerawat parah, tetapi memiliki efek samping yang serius
Laser dan terapi fotodinamik, dengan bantuan laser untuk mengurangi produksi minyak dan bakteri
Dermabrasi, untuk menghilangkan lapisan atas kulit agar sel kulit mati terangkat
Chemical peeling, yang membantu memperbaiki bekas jerawat yang tidak begitu parah
Suntik jerawat, yang dianjurkan untuk jerawat nodul agar peradangan berkurang dan mempercepat penyembuhan
Faktanya, dokter umum pun dapat menangani masalah wajah dan kulit berjerawat. Akan tetapi, ketika jerawat tidak kunjung membaik atau semakin parah, Anda mungkin perlu menemui dokter spesialis kulit.
Perawatan jerawat di rumah
Selain mendapatkan obat dan perawatan untuk mengatasi jerawat dari dokter, ada beberapa gaya hidup yang perlu diperhatikan untuk mendukung proses penyembuhan.
Kebiasaan ini perlu dilakukan maksimal dua kali sehari dan usahakan untuk menggunakan produk pencuci wajah yang lembut.
Perhatikan pula bagaimana cara dan berapa lama Anda mencuci muka karena hal ini memengaruhi kesehatan kulit wajah.
3. Hindari produk perawatan yang mengiritasi
Jika Anda sedang mengalami jerawat, upayakan untuk menghindari produk-produk perawatan yang dapat mengiritasi kulit, seperti:
scrub wajah,
alkohol, dan
astringen.
Ketiga produk di atas disebut dapat memperparah kondisi kulit yang berjerawat, sehingga Anda perlu berhati-hati.
Selain itu, kebanyakan orang percaya bahwa pasta gigi membantu menghilangkan jerawat. Padahal, kandungan dalam pasta gigi dapat mengiritasi jerawat dan memperparah kondisi kulit.
4. Pilih produk non-comedogenic dan non-acnegenic
Selain menghindari produk yang dapat mengiritasi kulit, usahakan utnuk memilih skin care atau kosmetik yang tidak menyumbat pori. Biasanya, berbagai produk ini ditandai dengan label non-acnegenic dan non-comedogenic.
Anda tidak perlu khawatir. Pada saat jerawat tidak meradang, Anda bisa menggunakan kosmetik yang dikhususkan untuk kulit berjerawat.
Selain itu, jangan lupa pastikan kuas makeup bersih dari kuman untuk mencegah kemunculan jerawat baru.
5. Tidak menyentuh wajah dengan tangan yang kotor
Anda perlu menghindari memegang wajah yang berjerawat dengan tangan yang kotor. Kebiasaan buruk ini tentu dapat memperparah kondisi kulit Anda.
Ini juga berlaku ketika kerak mulai muncul selama proses penyembuhan.
Jika kerak jerawat dicukil, luka akan kembali terbuka dan terekspos oleh kotoran dan bakteri. Akibatnya, bekas jerawat pun semakin sulit dihilangkan.
6. Batasi paparan kulit terhadap sinar matahari
Pada beberapa kasus, terpapar sinar matahari juga dapat kulit berjerawat, termasuk di bagian wajah. Selain itu, sebagian besar obat jerawat yang digunakan juga dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap cahaya matahari.
Terlebih lagi, radiasi UV dari sinar matahari dapat merangsang melanosit di bawah kulit. Alhasil, muncul bekas jerawat hitam dan memperlambat proses penyembuhan.
Maka dari itu, selalu gunakan produk tabir surya setiap pergi ke luar rumah di siang hari. Bila memungkinkan, pilih tabir surya berbahan gel yang tidak menyumbat pori.
7. Perhatikan pola makan
Ada beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan kondisi kulit semakin parah. Untuk itu, memperhatikan pola makan perlu demi mendukung pengobatan kulit berjerawat.
Cobalah untuk memperbanyak sayur dan buah yang kaya akan vitamin dan mineral. Selain itu, kurangi makanan yang mengandung gula karena dapat memicu peradangan di dalam tubuh.
Mitos menghilangkan jerawat
Salah satu mitos yang perlu diluruskan adalah menggosok kulit (scrubbing) berjerawat. Cara ini dapat memperburuk kondisi jerawat. Alih-alih cepat sembuh, lapisan kulit terluar (epidermis) bisa rusak sehingga kulit mudah kering dan rentan terinfeksi bakteri.
Pencegahan jerawat
Kebanyakan masalah kulit berjerawat disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama masa pubertas. Oleh sebab itu, mencegah jerawat adalah hal yang cukup sulit atau bahkan terdengar mustahil.
Meski begitu, menghindari zat yang menjadi penyebab jerawat mungkin dapat membantu, termasuk obat-obatan, makanan, kosmetik tertentu.
Selain itu, menjaga kebersihan rambut juga mengurangi risiko munculnya dahi yang berjerawat karena mengurangi minyak dan lemak di kulit kepala.
Artinya, perawatan kulit sejak dini dapat mengurangi tingkat keparahan dan bekas jerawat yang nantinya akan muncul.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Acne – diagnosis and treatment. (2022). Mayo Clinic. Retrieved 15 May 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/diagnosis-treatment/drc-20368048
Diagnosing Acne. (n.a). NYU Langone Health. Retrieved 15 May 2023, from https://nyulangone.org/conditions/acne/diagnosis
What is acne. (2020). National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Retrieved 15 May 2023, from https://www.niams.nih.gov/health-topics/acne
Acne: tips for managing. (n.a). American Academy of Dermatology. Retrieved 15 May 2023, from https://www.aad.org/public/diseases/acne/skin-care/tips
Acne. (2020). Cleveland Clinic. Retrieved 15 May 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12233-acne
Versi Terbaru
16/05/2023
Ditulis oleh Nabila Azmi
Ditinjau secara medis olehdr. Patricia Lukas Goentoro