backup og meta

Efek Samping Pemutih Badan bagi Kulit dan Organ Lainnya

Efek Samping Pemutih Badan bagi Kulit dan Organ Lainnya

Beberapa orang ingin membuat kulitnya tampak lebih putih. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa efek samping pemutih badan? Biasanya, bahaya ini timbul akibat penyalahgunaan bahan-bahan tertentu.

Efek samping pemutih badan

Tahukah Anda, ada beberapa kandungan yang disalahgunakan dalam produk perawatan kulit untuk memutihkan badan. Beberapa bahan tersebut yakni steroid, hydroquinone, dan merkuri.

Selain merkuri, kedua bahan tersebut memang biasanya diresepkan dokter untuk penyakit kulit atau masalah kesehatan tertentu. 

Namun, perlu Anda ketahui bahwa keduanya harus digunakan di bawah pengawasan dokter.

Sayangnya, banyak produk ilegal yang justru menyalahgunakan seluruh bahan tersebut untuk memutihkan kulit.

Ada pula beberapa produk yang mengandung alkohol jenis metanol yang tinggi, bahkan melewati ambang batas yang telah ditentukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Berikut bahaya produk pemutih kulit.

1. Iritasi kulit

efek samping pemutih badan iritasi

Bahaya pemutih kulit seperti krim HN untuk wajah maupun produk untuk badan rentan menyebabkan kulit iritasi. 

Pasalnya, kadar metanol pada beberapa produk bisa mencapai 10,2 persen. Padahal, BPOM menyatakan bahwa kadar metanol maksimal pada produk skincare hanya sebesar 5 persen.

Dikutip dari jurnal terbitan Annals of Occupational and Environmental Medicine (2017) penggunaan metanol konsentrasi tinggi secara berulang bisa menyebabkan:

  • kulit gatal,
  • kering,
  • dermatitis,
  • kulit bersisik serta pecah-pecah,
  • kemerahan, dan
  • sensasi menyengat.

2. Kulit menipis

Kulit menipis juga merupakan efek samping pemutih badan. Ya, bahaya ini berasal dari kandungan merkuri.

Merkuri memang bisa menghambat melanin pada kulit. Akan tetapi, paparan logam berat ini ternyata bisa membuat kulit mengalami luka dan iritasi. 

Selain itu, studi terbitan Bosnian Journal of Basic Medical Sciences (2021) menyatakan bahwa merkuri juga bisa membuat sel penyusun kulit mati. 

Semua ini membuat kulit jadi lebih rapuh dan lama-kelamaan kulit pun menipis. Efeknya, kulit mudah mengalami dermatitis hingga infeksi.

3. Timbul stretch marks

Efek samping pemutih badan ini biasanya muncul akibat kandungan steroid. Sebenarnya, steroid digunakan untuk mengurangi peradangan kulit, terutama pada pasien dermatitis.

Salah satu efek saat menggunakan kandungan ini adalah perubahan warna kulit menjadi lebih putih. 

Di Indonesia, seluruh obat jenis steroid harus menggunakan resep dokter dan digunakan dalam jangka pendek.

Sayangnya, ada beberapa produsen nakal yang justru menggunakan steroid agar bisa memutihkan.

Karena pemakaian steroid tidak terkendali, produk ini justru membuat kulit mengalami stretch marks. Kondisi ini ditandai dengan gurat putih atau merah muda dan tampak meregang.

Steroid yang dioles dalam jangka panjang atau dosis tinggi ternyata mengurangi elastisitas kulit. Jadi, kulit pun rapuh dan mudah rusak sehingga timbullah stretch marks.

4. Kulit kehitaman

Alih-alih putih, bahaya produk pemutih kulit justru bisa membuat kulit tampak hitam gosong. Kondisi ini disebut dengan ochronosis

Penyebab ochronosis adalah penggunaan bahan hydroquinone tanpa anjuran dokter.

Sebenarnya, kandungan ini memang bisa mengurangi bercak kehitaman akibat sinar matahari atau bekas luka. 

Meski begitu, produsen memasukkan bahan ini secara sembarangan. Akibatnya, konsumen pun menggunakannya dalam jangka panjang dan mengakibatkan ochronosis.

Dosis hydroquinone terlalu tinggi justru bisa merangsang enzim yang membuat kulit menggelap. 

Selain itu, bahaya pemutih kulit dalam jangka panjang dan dosis tinggi juga bisa menumpuk senyawa bernama asam homogentisat terpolimerisasi. 

Lama-lama, senyawa ini membuat tubuh menghasilkan pewarna alami kulit bernama melanin. Tak heran, bahaya obat pemutih kulit justru membuat kulit menghitam. 

Dalam kasus yang lebih parah, hydroquinone juga bisa merusak liver.

Ringkasan

Hydroquinone dari pemutih badan ilegal tanpa pantauan dokter justru menyebabkan kulit kehitaman hingga kerusakan liver.

5. Kerusakan saraf

efek samping pemutih badan sakit kepala

Tidak hanya berdampak pada kulit, efek samping pemutih badan bahkan bisa menyerang saraf. Ini terjadi akibat paparan losion atau krim bermerkuri

Merkuri menyerap ke dalam darah dengan cepat dan merusak saraf. 

Tanda-tanda kerusakan saraf akibat paparan merkuri adalah sebagai berikut.

  • Kebas pada bagian tangan, kaki, dan mulut.
  • Gagal ginjal.
  • Tremor.
  • Gangguan emosional, seperti mood swing, gugup, mudah malu, dan mudah marah.
  • Kesulitan merasakan sensasi tubuh.
  • Sakit kepala.
  • Sulit tidur.
  • Gagal pernapasan.

6. Sensitif terhadap paparan matahari

Telah diketahui sebelumnya bahwa bahaya produk pemutih kulit bisa menyebabkan kulit menipis, eksim, dan iritasi kulit

Hal ini berimbas pada kondisi kulit yang lebih rentan terhadap paparan matahari. 

Akibatnya, kulit pun lebih mudah mengelupas, terbakar, dan kemerahan setelah terkena sinar matahari.

Tak hanya itu, jumlah melanin pada kulit pun berkurang setelah menggunakan produk ini. Melanin diketahui berperan penting untuk melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV) pada matahari.

Karena melanin berkurang, ini juga membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari.

7. Kanker kulit

Efek samping body lotion pemutih badan ini berkaitan dengan paparan matahari. 

Kulit yang menipis, rentan, serta kekurangan melanin ini membuat kulit lebih sensitif saat terkena sinar UV.

Sinar UV ini ternyata merupakan radikal bebas yang bisa merusak sel-sel kulit. Hal ini ternyata bisa meningkatkan risiko terkena kanker kulit.

Perlu diketahui pula, sinar UV juga mempercepat tanda-tanda penuaan pada kulit, seperti bintik hitam, kerutan, dan garis-garis halus.

Efek samping pemutih badan justru bisa merusak kulit dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti saraf dan liver. Untuk menjaga kesehatan kulit, Anda tidak perlu memutihkannya.

Anda bisa menggunakan losion berbahan vitamin E atau vitamin C untuk memperkuat kulit sekaligus melindungi dari paparan sinar UV.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Moon, C. (2017). Estimations of the lethal and exposure doses for representative methanol symptoms in humans. Annals of Occupational and Environmental Medicine, 29(1). doi: 10.1186/s40557-017-0197-5

Itchy skin (pruritus) – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 15 August 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/itchy-skin/symptoms-causes/syc-20355006

Dey, V. (2014). Misuse of topical corticosteroids: A clinical study of adverse effects. Indian Dermatology Online Journal, 5(4), 436. doi: 10.4103/2229-5178.142486

Qorbani, A., Mubasher, A., Sarantopoulos, G. P., Nelson, S., & Fung, M. A. (2020). Exogenous Ochronosis (EO): Skin lightening cream causing rare caviar-like lesion with banana-like pigments; review of literature and histological comparison with endogenous counterpart. Autopsy and Case Reports, 10.

Health Effects of Exposures to Mercury | US EPA. (2015). Retrieved 14 July 2022, from https://www.epa.gov/mercury/health-effects-exposures-mercury

Ramli, F. (2020). Clinical management of chronic mercury intoxication secondary to skin lightening products: A proposed algorithm. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences. doi: 10.17305/bjbms.2020.4759

Sunburn – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 15 August 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sunburn/symptoms-causes/syc-20355922

Sun’s effect on skin – Health Video: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2021). Retrieved 15 August 2022, from https://medlineplus.gov/ency/anatomyvideos/000125.htm

Owolabi, J., Fabiyi, O., Adelakin, L., & Ekwerike, M. (2020). Effects of Skin Lightening Cream Agents – Hydroquinone and Kojic Acid, on the Skin of Adult Female Experimental Rats. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, Volume 13, 283-289. doi: 10.2147/ccid.s233185

Schwartz, C., Jan, A., & Zito, P. (2022). Hydroquinone. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539693/

Versi Terbaru

09/09/2022

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

7 Cara Membuat Lulur Alami di Rumah yang Mudah Dicoba

8 Jenis Lulur Tradisional Indonesia dan Manfaat Sehatnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 09/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan