backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hipomagnesemia (Kekurangan Magnesium)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 11/11/2021

Hipomagnesemia (Kekurangan Magnesium)

Definisi hipomagnesemia

Hipomagnesemia adalah gangguan elektrolit yang ditandai dengan rendahnya kadar magnesium dalam darah. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada otot, tulang, tekanan darah, jantung, dan keadaan mental orang yang mengalaminya.

Magnesium termasuk mineral terpenting yang tubuh perlukan untuk menjaga kesehatan. Mineral ini berperan dalam menjalankan kinerja otot dan saraf, menjaga detak jantung normal, serta memelihara kepadatan tulang. 

Kekurangan (defisiensi) magnesium dalam darah bisa menyebabkan gangguan irama jantung dan sejumlah komplikasi lainnya. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bahkan dapat berakibat fatal.

Tanda dan gejala

Gejala awal dari rendahnya kadar magnesium dalam darah meliputi:

Seiring waktu, hipomagnesemia yang bertambah parah akan menimbulkan tanda-tanda berupa:

  • rasa geli pada bagian tubuh tertentu,
  • kesemutan,
  • mati rasa atau kebas,
  • kram, lemah, atau kejang otot,
  • gerak mata yang tidak normal,
  • tubuh kejang,
  • detak jantung yang tidak beraturan, serta
  • perubahan kepribadian.

Kapan harus periksa diri ke dokter?

Kekurangan magnesium dalam taraf ringan memang tidak menimbulkan bahaya yang signifikan. Bahkan, orang yang sehat pun mungkin memiliki kadar magnesium yang rendah dalam darahnya. Namun, kondisi ini tak boleh disepelekan.

Segera kunjungi dokter bila Anda mengalami gejala hipomagnesemia, khususnya jika belakangan ini jarang makan makanan sumber magnesium. Waspadai pula gejala yang tampaknya sepele tapi sering muncul, seperti kesemutan atau kebas.

Penyebab dan faktor risiko

Apa yang menyebabkan defisiensi magnesium?

Orang yang sehat sebenarnya bisa saja memiliki kadar magnesium yang rendah dalam darahnya. Namun, ada kondisi medis, gangguan kesehatan, dan kesalahan pola makan yang dapat menurunkan kadar magnesium hingga ke tingkat mengkhawatirkan.

Sebagian besar kadar magnesium dalam darah diatur oleh ginjal. Jika ginjal mengalami gangguan, jumlah magnesium yang keluar bersama urine bisa meningkat. Hal ini akan menyebabkan penurunan kadar magnesium dalam tubuh Anda.

Pola makan rendah magnesium, hilangnya magnesium dari tubuh dalam jumlah besar, dan adanya penyakit kronis tertentu juga dapat menyebabkan defisiensi magnesium. Di bawah ini kondisi medis yang kerap menjadi penyebabnya.

  • Konsumsi alkohol dalam jangka panjang.
  • Diare kronis.
  • Buang air kecil secara berlebihan (poliuria), misalnya akibat penyakit diabetes.
  • Luka bakar yang besar pada tubuh.
  • Sindrom malabsorbsi (gangguan penyerapan zat gizi).
  • Penyakit celiac atau radang usus besar (IBD).
  • Pankreatitis (peradangan pada pankreas).
  • Malnutrisi (kurang gizi).
  • Hiperaldosteronisme (pelepasan hormon aldosteron secara berlebihan oleh kelenjar adrenal).
  • Berkeringat secara berlebihan.
  • Konsumsi obat-obatan seperti cyclosporine, obat diuretik, penghambat pompa proton, cisplatin, dan antibiotik aminoglikosida.

Hipomagnesemia juga lebih banyak dialami oleh orang yang dirawat di rumah sakit. Ini mungkin berkaitan dengan suatu penyakit, operasi tertentu, atau konsumsi obat-obatan yang memengaruhi kadar magnesium dalam darah.

Apa yang membuat berisiko mengalami kondisi ini?

Siapa pun dapat mengalami kekurangan magnesium. Akan tetapi, risikonya lebih tinggi pada orang-orang dengan kondisi di bawah ini.

  • Penderita gangguan pencernaan, seperti penyakit Crohn, penyakit celiac, dan peradangan pada usus halus.
  • Penderita penyakit diabetes tipe 2.
  • Orang lanjut usia.
  • Orang-orang yang kecanduan alkohol.
  • Diagnosis dan pengobatan

    Bagaimana cara mendiagnosis defisiensi magnesium?

    Dokter mendiagnosis kekurangan magnesium berdasarkan pemeriksaan fisik, gejala, riwayat kesehatan, dan tes darah. Selain itu, dokter kemungkinan juga akan memeriksa kadar mineral kalsium dan kalium dalam darah Anda.

    Kadar magnesium darah yang normal berkisar antara 1,8 – 2,2 miligram per desiliter (mg/dL). Kadar magnesium darah kurang dari 1,8 mg/dL dianggap rendah. Sementara itu, kadar magnesium kurang dari 1,25 mg/dL termasuk defisiensi yang amat parah.

    Apa saja pilihan pengobatan yang tersedia?

    Penanganan terhadap defisiensi magnesium bergantung pada tingkat keparahannya. Kekurangan magnesium tingkat ringan biasanya ditangani dengan pemberian suplemen magnesium dan penambahan asupan magnesium dari makanan.

    Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk lebih banyak mengonsumsi makanan kaya magnesium, seperti:

    • sayuran hijau,
    • Kentang dengan kulitnya,
    • kacang-kacangan,
    • biji-bijian,
    • kedelai dan produknya,
    • ikan kembung,
    • ikan salmon,
    • roti gandum, serta
    • alpukat.

    Apabila hipomagnesemia yang Anda alami sudah parah dan menimbulkan gejala yang mengkhawatirkan seperti kejang, dokter tentu perlu memberikan perawatan tambahan.

    Di bawah ini pilihan perawatan yang mungkin Anda jalani.

    • Pemberian cairan infus melalui pembuluh darah.
    • Pemberian magnesium secara oral atau melalui pembuluh darah.
    • Konsumsi obat-obatan untuk meringankan gejala.

    Kekurangan magnesium dapat disebabkan oleh beragam faktor. Jika Anda merasakan gejalanya, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan begitu, gangguan elektrolit ini tidak akan bertambah parah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 11/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan