backup og meta

9 Manfaat Tembaga yang Penting untuk Tubuh

9 Manfaat Tembaga yang Penting untuk Tubuh

Istilah tembaga biasanya lekat dengan kabel dan barang elektronik. Padahal, tembaga juga merupakan mineral penting untuk tubuh. Ada beragam manfaat yang bisa Anda dapatkan dari memenuhi kebutuhan tembaga setiap hari. Apa saja contohnya?

Manfaat tembaga untuk kesehatan

Mineral tembaga pada makanan biasanya banyak ditemukan dalam jeroan, ikan, kerang, kacang-kacangan, biji-bijian, dan gandum utuh.

Tembaga memiliki peran penting dalam kesehatan sel darah merah (eritrosit) dan kekebalan tubuh. Mineral ini bisa ditemukan pada semua jaringan tubuh, termasuk hati (liver), otak, jantung, hingga otot rangka.

Simak berbagai kegunaan dari mineral tembaga untuk tubuh di bawah ini.

1. Membantu produksi kolagen

Tubuh Anda membutuhkan tembaga untuk membentuk kolagen dan elastin. Keduanya merupakan protein penting penyusun jaringan ikat, kulit, kuku, dan rambut.

Tanpa asupan cukup tembaga, tubuh tidak bisa memperbaiki jaringan ikat yang rusak.

Kerusakan jaringan ikat lama-kelamaan bisa menyebabkan gangguan sendi. Selain itu, kulit mungkin lebih rentan mengalami penuaan dini karena tidak memiliki kolagen yang cukup untuk mempertahankan struktur dan kekuatannya.

2. Mengurangi risiko osteoporosis

Kekurangan tembaga berkaitan dengan kepadatan tulang yang rendah dan risiko penyakit osteoporosis yang lebih tinggi. Hal ini tertulis pada sebuah studi yang dikutip dalam jurnal Nutrients

Penelitian ini meneliti kelompok wanita sehat yang mengonsumsi suplemen tembaga sebanyak 3 miligram per hari. Hasilnya, mereka mengalami penurunan kadar mineral tulang yang lebih lambat daripada yang tidak mengonsumsi.

Hal ini menegaskan bahwa tembaga dapat mengurangi gejala osteoporosis. Meski begitu, temuan terkait fungsi tembaga masih beragam sehingga hal ini perlu diteliti lebih lanjut.

3. Menjaga kesehatan jantung

Memenuhi kebutuhan asupan tembaga membantu menjaga kesehatan jantung. Hal ini karena tembaga berperan dalam sintesis enzim yang diperlukan untuk mengatur kadar kolesterol. 

Kolesterol yang terkendali dapat mencegah penumpukan plak di dinding pembuluh darah penyebab penyakit jantung.

Tembaga juga berpartisipasi dalam proses konduksi listrik di seluruh tubuh, termasuk dalam jantung. Keberadaan tembaga yang memadai dapat membantu mencegah gangguan irama jantung atau aritmia.

4. Membantu pengobatan penyakit saraf

lebih bagus obat sirup atau tablet

Penelitian oleh Berkeley Research pada 2016 melakukan pengamatan terhadap tembaga di dalam sel saraf. Peneliti menemukan bahwa tembaga ibarat tombol saklar yang bisa menghambat atau mempercepat penghantaran sinyal listrik antarsel saraf.

Sifat tembaga yang satu ini berpotensi memberikan manfaat dalam pengobatan penyakit saraf.

Dengan menggunakan tembaga sebagai penanda, peneliti pun dapat menemukan bagian saraf yang bermasalah sehingga pengobatan menjadi lebih efektif.

5. Memperkuat sistem kekebalan tubuh

Orang yang kekurangan tembaga berisiko mengalami kondisi yang disebut neutropenia

Ini merupakan kondisi ketika jumlah sel darah putih jenis neutrofil lebih rendah dari jumlah normal. Padahal, fungsinya sangat penting dalam melawan infeksi.

Neutropenia bisa membuat seseorang lebih rentan terserang penyakit infeksi. Oleh sebab itu, penderita neutropenia perlu mendapat asupan tembaga sesuai angka kebutuhan gizi. 

6. Menurunkan risiko kanker

Penelitian terkait manfaat tembaga dalam mencegah kanker menunjukkan hasil yang beragam. Pada penelitian untuk pengobatan kanker usus besar, efek tembaga tiga kali lipat lebih efektif dibandingkan cisplatin (obat kemoterapi kanker).

Salah satu penelitian dalam jurnal Molecules mengatakan bahwa tembaga dan ruthenium berpotensi dapat mengatasi gejala kanker. Keuntungan lainnya, tembaga memberikan efek samping yang lebih rendah dan mengurangi reaksi dari obat-obatan lain. 

Meski demikian, asupan tembaga dalam jumlah besar juga tidak disarankan karena penelitian lain justru menunjukkan peningkatan risiko kanker.

7. Menurunkan risiko radang sendi

Gelang tembaga telah lama diyakini oleh beberapa orang memiliki potensi untuk membantu mengurangi gejala berbagai jenis radang sendi

Itu karena gelang tembaga diyakini memiliki sifat antiradang yang meredakan peradangan di dalam tubuh.

Namun, salah satu penelitian di tahun 2013 mengatakan bahwa gelang tembaga hanya menurunkan gejala sebesar 20% saja dan sifatnya hanya sementara.

Penelitian yang sama juga mengatakan bahwa efek ini diduga hanya sebatas efek plasebo, yakni efek pemulihan yang muncul karena sugesti psikologis bukan karena pengobatan. 

8. Mengatasi anemia

Salah satu manfaat tembaga yaitu menyerap zat besi dari usus. Zat besi adalah zat gizi yang sangat penting untuk pembentukan hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. 

Ketika kadar tembaga rendah, proses penyerapan zat besi dari usus dapat terganggu, yang dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi.

Anemia defisiensi besi adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin yang cukup.

Gejala anemia defisiensi besi dapat berupa kelelahan, pusing, kulit pucat, dan penurunan daya tahan tubuh.

9. Menjaga kesehatan otak

Makanan yang mengandung tembaga atau suplemen tembaga juga bermanfaat untuk kesehatan otak.

Tembaga diperlukan untuk sintesis neurotransmiter yang berperan dalam transmisi sinyal di antara sel-sel saraf, memengaruhi suasana hati, motivasi, dan fungsi kognitif.

Selain itu, tembaga berkontribusi pada pembentukan dan pemeliharaan myelin, lapisan pelindung di sekitar serat saraf. Myelin membantu meningkatkan kecepatan transmisi sinyal di seluruh sistem saraf, termasuk otak.

Tembaga juga dikaitkan dengan pencegahan penyakit terkait usia, seperti gangguan neurodegeneratif (penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson) dan gangguan metabolisme.

Apa saja manfaat tembaga untuk kesehatan?

  • Membantu produksi kolagen.
  • Mengurangi risiko osteoporosis.
  • Menjaga kesehatan jantung.
  • Membantu pengobatan penyakit saraf.
  • Memperkuat sistem kekebalan.
  • Menurunkan risiko kanker.
  • Menurunkan risiko radang sendi.
  • Mengatasi anemia.
  • Menjaga kesehatan otak.

Sumber makanan dan kebutuhan harian

Tembaga adalah mineral yang banyak ditemukan dalam makanan, khususnya pada daging, seafood, kacang, biji‐bijian, sereal gandum, dan produk cokelat.

Kebutuhan tembaga dari makanan tergantung usia dan jenis kelamin. Berikut asupan harian yang dibutuhkan.

  • 0 – 3 tahun: 0,4 – 1 milligram (mg) per hari.
  • 4 – 6 tahun: 1 – 1,5 mg per hari.
  • 7 – 10 tahun: 1 – 2 mg per hari.
  • Pria remaja dan dewasa: 1,5 – 2,5 mg per hari.
  • Wanita remaja dan dewasa: 1,5 – 3 mg per hari.

Suplementasi tembaga

Selain melalui makanan, asupan tembaga bisa didapat melalui suplemen.

Biasanya suplemen disarankan dokter kepada orang yang tidak mendapatkan cukup tembaga dari makanan atau memiliki kondisi tertentu yang membutuhkan lebih banyak tembaga.

Beberapa kondisi yang mungkin membuat tubuh membutuhkan suplemen tembaga yaitu:

  • diare,
  • penyakit usus,
  • penyakit ginjal,
  • gangguan pada pankreas,
  • stres, dan
  • operasi pada perut.

Suplemen tembaga umumnya berbentuk tablet atau kapsul, tetapi ada yang berbentuk suntikan.

Jika asupan tembaga berasal dari suplemen, dibutuhkan beberapa mikrogram hingga 15 miligram per hari. 

Namun, dosis ini tergantung pada tingkat keparahan dan kondisi pasien. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan mengonsumsi suplemen tembaga.

Risiko kelebihan tembaga

Walaupun tembaga memiliki manfaat bagi kesehatan, asupan yang berlebihan atau pada orang tertentu berisiko menimbulkan keracunan. Keracunan tembaga dapat ditandai dengan:

Selain itu, keracunan tembaga dapat mengakibatkan penyakit Wilson. Kondisi ini terjadi bila hati tidak bisa mengeluarkan kelebihan tembaga di dalam tubuh. Akibatnya, mineral ini menumpuk di dalam otak, hati, dan mata.

Anda dapat mencukupi kebutuhan tembaga dengan aman melalui pola makan dengan gizi yang seimbang.

Bila Anda merasa membutuhkan suplemen tembaga, konsultasikan kepada dokter agar Anda mendapatkan dosis yang sesuai.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Copper. (n.d.). Retrieved 24 January 2024, from https://www.mountsinai.org/health-library/supplement/copper 

Rondanelli, M., Faliva, M. A., Infantino, V., Gasparri, C., Iannello, G., Perna, S., Riva, A., Petrangolini, G., Tartara, A., & Peroni, G. (2021). Copper as Dietary Supplement for Bone Metabolism: A Review. Nutrients, 13(7), 2246. https://doi.org/10.3390/nu13072246

Li, X., Dehghan, M., Tse, L. A., Lang, X., Rangarajan, S., Liu, W., … & Li, W. (2023). Associations of dietary copper intake with cardiovascular disease and mortality: findings from the Chinese Perspective Urban and Rural Epidemiology (PURE-China) Study. BMC Public Health, 23(1), 2525.

Kuo, M. T., Huang, Y. F., Chou, C. Y., & Chen, H. H. W. (2021). Targeting the Copper Transport System to Improve Treatment Efficacies of Platinum-Containing Drugs in Cancer Chemotherapy. Pharmaceuticals (Basel, Switzerland), 14(6), 549. https://doi.org/10.3390/ph14060549

Ravven, B. W. (2016). Copper: A new player in health and disease. Retrieved 24 January 2024, from https://vcresearch.berkeley.edu/news/profile/chris_chang 

Copper. (2024). Retrieved 24 January 2024, from https://lpi.oregonstate.edu/mic/minerals/copper 

Song, X., Wang, W., Li, Z., & Zhang, D. (2018). Association between serum copper and serum lipids in adults. Annals of Nutrition and Metabolism, 73(4), 282-289.

DiNicolantonio, J. J., Mangan, D., & O’Keefe, J. H. (2018). Copper deficiency may be a leading cause of ischaemic heart disease. Open heart, 5(2).

Lucaciu, R. L., Hangan, A. C., Sevastre, B., & Oprean, L. S. (2022). Metallo-Drugs in Cancer Therapy: Past, Present and Future. Molecules (Basel, Switzerland), 27(19), 6485. https://doi.org/10.3390/molecules27196485

Myint, Z. W., Oo, T. H., Thein, K. Z., Tun, A. M., & Saeed, H. (2018). Copper deficiency anemia: review article. Annals of hematology, 97(9), 1527–1534. https://doi.org/10.1007/s00277-018-3407-5

Copper Supplement (Oral Route, Parenteral Route) Description and Brand Names. (2023). Retrieved 24 January 2024, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/copper-supplement-oral-route-parenteral-route/description/drg-20070120 

Office of Dietary Supplements – Copper. (2022). Retrieved 24 January 2024, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/Copper-HealthProfessional/ 

Versi Terbaru

30/01/2024

Ditulis oleh Widya Citra Andini

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

10 Makanan yang Mengandung Kalium untuk Tubuh

Manfaat Suplemen Magnesium untuk Kesehatan Tulang Lansia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 30/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan