backup og meta

7 Manfaat Kayu Manis, Baik untuk Diabetes dan Infeksi Mulut

7 Manfaat Kayu Manis, Baik untuk Diabetes dan Infeksi Mulut

Siapa yang tak tahu kayu manis? Selain menjadi rempah pengganti gula, tanaman dengan nama ilmiah Cinnamomum ini ternyata punya manfaat bagi kesehatan.

Kandungan kayu manis

Sebelum mengetahui manfaat kayu manis atau cinnamon, Anda perlu mengetahui kandungannya. 

Rempah ini memiliki kandungan fitonutrien atau senyawa khas yang hanya ada pada tanaman. Senyawa fitonutrien lah yang memberikan manfaat untuk kesehatan.

Berikut daftar kandungan fitonutrien pada rempah yang satu ini.

  • Katekin.
  • Epikatekin.
  • Cineole.
  • 3-Phenylpropanal.
  • Aldehydes.
  • Alpha-Pinene.
  • Anhydrocinnzeylanine.
  • Anhydrocinnzeylanol.
  • Beta-Carotene.
  • Beta-Caryophyllene.
  • Cassioside.
  • Cincassiol-A.
  • Cinnamaldehyde.
  • Cinnamic-Acid.
  • Cinnamtannin.
  • Cinnzeylanine.
  • Cinnzeylanol.
  • Coumarin.
  • Cuminaldehyde.
  • Eugenol.
  • Guaiacol.
  • Hydrocinnamaldehyde.
  • Ketone.
  • Limonene.
  • Linalool.
  • Phenol.
  • Tannin.

Selain itu, kayu manis juga mengandung berbagai mineral yang diperlukan tubuh, seperti:

  • zat besi,
  • mangan,
  • magnesium,
  • kalsium, dan
  • sulfur.

Tahukah Anda?

Kayu manis berasal dari Sri Lanka. Pada abad ke-15, rempah ini cukup mahal sehingga banyak diburu dan menjadi barang dagang utama.

Manfaat kayu manis untuk kesehatan

kayu manis untuk diabetes

Karena sering dipakai sebagai obat herbal, manfaat cinnamon untuk kesehatan berpotensi untuk mengurangi masalah kesehatan berikut.

1. Diabetes

Meski disebut “manis”, rempah ini dipercaya aman untuk pengidap diabetes. 

Tinjauan terbitan Diabetes Research and Clinical Practice (2019) menyatakan bahwa cinnamon membantu menurunkan gula darah puasa pada pengidap diabetes tipe 2 dan prediabetes. 

Hal ini dikarenakan rempah ini mampu membuat tubuh merespon hormon insulin dengan baik. Hormon ini diketahui membantu mengendalikan gula darah. 

Meski demikian, penelitian terkait kayu manis untuk diabetes menggunakan berbagai metode dengan sampel yang kecil.

Oleh karena itu, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keampuhannya.

2. Infeksi gigi dan mulut

Tinjauan terbitan Molecules (2020) juga menemukan bahwa manfaat kayu manis membantu melawan infeksi jamur Candida penyebab kandidiasis oral. 

Infeksi jamur Candida bisa menyebabkan seriawan.

Selain itu, rempah ini membantu melawan bakteri P. gingivalis penyebab periodentitis, penyakit infeksi pada gusi yang parah.

Tinjauan ini menjelaskan bahwa kandungan linalool, eugenol, alfa-terpineol, dan cinnamaldehyde bekerja melawan bakteri dan jamur.

Perlu diketahui, tinjauan ini melihat potensi rempah ini hanya dari 0,04 persen kayu manis yang terdapat dalam pasta gigi dan obat kumur. 

3. Penyakit jantung

Hipertensi dan kolesterol tinggi bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit jantung, seperti gagal jantung hingga stroke.

Kayu manis mengandung cinnamaldehyde dan cinnamic acid yang baik untuk jantung.

Kedua kandungan ini mampu menstabilkan tekanan darah dan melemaskan pembuluh darah. Jadi, aliran darah pun lancar dan risiko hipertensi pun berkurang. 

Tak hanya itu, rempah ini dipercaya menurunkan kadar kolesterol dan lemak pada darah.

Berbagai studi yang menyebutkan manfaat ini masih dilakukan pada hewan atau berupa pengujian skala kecil.

Jadi, Anda sebaiknya tidak mengandalkan rempah ini sebagai satu-satunya obat hipertensi.

4. Peradangan

Radang adalah respons tubuh yang penting untuk melawan infeksi dan memperbaiki kerusakan jaringan tubuh. 

Meski demikian, radang yang berlangsung lama bisa menimbulkan penyakit berbahaya bagi tubuh.

Nah, kayu manis mengandung polifenol. Senyawa ini bersifat antioksidan yang bisa menangkal paparan radikal bebas penyebab kerusakan tubuh.

Antioksidan ini ternyata juga berpotensi bekerja sebagai antiradang.

5. Kanker

Kayu manis mengandung senyawa yang bersifat antikanker.

Tinjauan terbitan European Journal of Medicinal Chemistry (2019) mengatakan bahwa rempah ini berpotensi memicu kematian sel kanker.

Selain itu, rempah ini juga mungkin bisa menekan dan mengurangi jumlah sel yang berkembang.

Kemampuan antikanker ini berasal dari senyawa eugenol dan cinnamalehyde.

Meski demikian, berbagai riset yang dicantumkan dalam tinjauan ini sebagian besar masih menguji coba pada hewan dan sel yang ada di laboratorium, bukan manusia. 

Oleh karena itu, manfaatnya untuk kanker manusia masih harus diteliti lebih lanjut.

6. Penyakit neurodegeneratif

Penyakit neurodegeneratif adalah penyakit yang muncul akibat saraf berhenti bekerja atau bahkan mati. Hal ini biasa dijumpai pada penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Nah, studi terbitan Journal Of Alzheimer’s Disease (2013) mengamati bahwa kandungan cinnamaldehyde dan epikatekin pada rempah ini bisa menghambat penumpukan protein di otak yang menandakan adanya Alzheimer.

Selain itu, cinnamon membantu melindungi saraf dan membuat kadar senyawa di otak. Efeknya, fungsi gerak tubuh bisa lebih maksimal.

Meski begitu, studi ini masih diteliti pada tikus maupun laboratorium. Manfaat ini perlu dipelajari langsung pada manusia.

7. HIV

Manfaat cinnamon yang berasal dari jenis Cassia dipercaya bisa melawan virus HIV. Potensi ini berasal dari senyawa polifenol. 

Lagi-lagi, khasiat ini baru diuji di laboratorium, belum pada manusia secara langsung. Terlebih, studi kayu manis untuk HIV juga masih terbatas. 

Beberapa penelitian yang dilakukan bahkan sudah lebih dari 10 tahun yang lalu.

Jadi, perlu dilakukan lagi pengujian terkini. Sebaiknya Anda tidak mengandalkan rempah ini menjadi satu-satunya obat untuk HIV.

Efek samping kayu manis

Meskipun banyak manfaat, tapi hati-hati dengan efek samping kayu manis berlebihan

Pasalnya, tetap saja suplemen herbal ini dapat menimbulkan efek samping tertentu. Inilah efek samping yang mungkin terjadi.

  • Iritasi pada mulut dan gusi, seperti stomatitis.
  • Dermatitis (bila terkena kulit).
  • Sesak napas.
  • Alergi.
  • Bronkitis.

Ada pula efek samping yang berkaitan antara kayu manis dan liver. Rempah ini kaya akan coumarin yang meningkatkan risiko kerusakan liver.

Tak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin saja ada efek samping lain yang tidak dicantumkan di sini. 

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang efek samping tertentu, harap berkonsultasi dengan ahli herbal atau dokter.

Cara menggunakan kayu manis

teh herbal dari kayu manis

Sampai saat ini belum ada jumlah dan cara yang pasti untuk mengonsumsi tanaman herbal ini.

Jumlah untuk setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung usia, kesehatan, dan beberapa kondisi lain.

Kayu manis dapat tersedia dalam bentuk kulit yang sudah dikeringkan, minyak esensial, daun, ekstrak cairan, bubuk, dan sirup. 

Anda pun bisa menyeduhnya di air panas dalam bentuk teh kayu manis.

Simpan rempah ini di tempat yang sejuk dan kering, jauhkan dari panas dan kelembapan.

Anda harus mengencerkan minyak cinnamon dalam minyak pelarut atsiri untuk mengurangi risiko iritasi.

Jangan menggunakan kulitnya sebagai pengobatan pada anak-anak.

Penggunaan kayu manis untuk ibu hamil atau menyusui juga sebaiknya dihindari sampai penelitian lebih lanjut tersedia.

Interaksi dengan obat

Suplemen herbal ini dapat berinteraksi dengan pengobatan lain atau dengan kondisi kesehatan yang Anda miliki.

Konsultasikan dengan ahli herbal atau dokter sebelum penggunaan.

Kayu manis bisa berinteraksi dengan:

  • antibiotik,
  • obat diabetes,
  • parasetamol,
  • statin,
  • pengencer darah, dan
  • obat untuk penyakit jantung.

Kayu manis merupakan rempah yang memang berpotensi mengurangi risiko berbagai penyakit.

Meski begitu, Anda tidak bisa mengandalkan sepenuhnya sebagai obat. 

Selalu konsultasi dengan dokter mengenai efek penggunaannya. Pastikan pula Anda tidak memiliki alergi kayu manis sebelum mengonsumsinya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kawatra, P., & Rajagopalan, R. (2015). Cinnamon: Mystic powers of a minute ingredient. Pharmacognosy Research, 7(5), 1. doi: 10.4103/0974-8490.157990

Deyno, S., Eneyew, K., Seyfe, S., Tuyiringire, N., Peter, E., & Muluye, R. et al. (2019). Efficacy and safety of cinnamon in type 2 diabetes mellitus and pre-diabetes patients: A meta-analysis and meta-regression. Diabetes Research and Clinical Practice, 156, 107815. doi: 10.1016/j.diabres.2019.107815

Yanakiev, S. (2020). Effects of Cinnamon (Cinnamomum spp.) in Dentistry: A Review. Molecules, 25(18), 4184. doi: 10.3390/molecules25184184

High cholesterol treatment: Does cinnamon lower cholesterol?. (2018). Retrieved 12 August 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/expert-answers/cinnamon-lower-cholesterol/faq-20057912

Maierean, S., Serban, M., Sahebkar, A., Ursoniu, S., Serban, A., Penson, P., & Banach, M. (2017). The effects of cinnamon supplementation on blood lipid concentrations: A systematic review and meta-analysis. Journal of Clinical Lipidology, 11(6), 1393-1406. doi: 10.1016/j.jacl.2017.08.004

Gunawardena, D., Karunaweera, N., Lee, S., van Der Kooy, F., Harman, D., & Raju, R. et al. (2015). Anti-inflammatory activity of cinnamon (C. zeylanicum and C. cassia) extracts – identification of E-cinnamaldehyde and o-methoxy cinnamaldehyde as the most potent bioactive compounds. Food & Function, 6(3), 910-919. doi: 10.1039/c4fo00680a

Liao, J., Deng, J., Chiu, C., Hou, W., Huang, S., Shie, P., & Huang, G. (2012). Anti-Inflammatory Activities of Cinnamomum cassia Constituents In Vitro and In Vivo. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2012, 1-12. doi: 10.1155/2012/429320

Sadeghi, S., Davoodvandi, A., Pourhanifeh, M., Sharifi, N., ArefNezhad, R., & Sahebnasagh, R. et al. (2019). Anti-cancer effects of cinnamon: Insights into its apoptosis effects. European Journal of Medicinal Chemistry, 178, 131-140. doi: 10.1016/j.ejmech.2019.05.067

George, R., Lew, J., & Graves, D. (2013). Interaction of Cinnamaldehyde and Epicatechin with Tau: Implications of Beneficial Effects in Modulating Alzheimer’s Disease Pathogenesis. Journal of Alzheimer’s Disease, 36(1), 21-40. doi: 10.3233/jad-122113

Khasnavis, S., & Pahan, K. (2014). Cinnamon Treatment Upregulates Neuroprotective Proteins Parkin and DJ-1 and Protects Dopaminergic Neurons in a Mouse Model of Parkinson’s Disease. Journal of Neuroimmune Pharmacology, 9(4), 569-581. doi: 10.1007/s11481-014-9552-2

Ribeiro Filho, J., de Sousa Falcao, H., Maria Batista, L., Maria Barbosa Filho, J., & Regina Piuvezam, M. (2010). Effects of Plant Extracts on HIV-1 Protease. Current HIV Research, 8(7), 531-544. doi: 10.2174/157016210793499204

Fink, R., Roschek, B., & Alberte, R. (2009). HIV Type-1 Entry Inhibitors with a New Mode of Action. Antiviral Chemistry and Chemotherapy, 19(6), 243-255. doi: 10.1177/095632020901900604

M, P., S, R., T, R., K, K., H, N., & N, Y. (2000). A survey of some Indian medicinal plants for anti-human immunodeficiency virus (HIV) activity. The Indian Journal of Medical Research, 112. Retrieved from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11094851/

Coumarin. (2022). Retrieved 12 August 2022, from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/coumarin

Vivas, A., & Migliari, D. (2015). Cinnamon-induced Oral Mucosal Contact Reaction. The Open Dentistry Journal, 9(1), 257-259. doi: 10.2174/1874210601509010257

Grant-Alfieri, A., Schaechter, J., & Lipshultz, S. (2013). Ingesting and Aspirating Dry Cinnamon by Children and Adolescents: The “Cinnamon Challenge”. Pediatrics, 131(5), 833-835. doi: 10.1542/peds.2012-3418

Cicero, A., Tartagni, E., & Ertek, S. (2014). Nutraceuticals for Metabolic Syndrome Management: From Laboratory to Benchside. Current Vascular Pharmacology, 12(4), 565-571. Retrieved from http://www.eurekaselect.com/article/51706

Versi Terbaru

07/09/2022

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

9 Manfaat Menakjubkan Minyak Jojoba untuk Kesehatan

Rempah untuk Menjaga Imunitas yang Tersedia di Dapur


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan