Stomatitis adalah peradangan berupa bengkak atau kemerahan yang umumnya dapat ditemukan pada bagian mulut. Peradangan dapat muncul di pipi, gusi, bagian dalam bibir, atau lidah.
Penyakit ini biasanya memengaruhi selaput halus yang melapisi mulut dan memproduksi lendir (mukosa). Lendir ini berguna untuk melindungi sistem pencernaan tubuh, mulai dari mulut hingga anus.
Stomatitis adalah salah satu jenis mukositis, suatu kondisi di mana peradangan terjadi pada selaput mukosa. Mukositis umumnya merupakan efek samping dari kemoterapi atau radioterapi.
Jika diakibatkan oleh virus herpes (herpes oral) maka disebut dengan stomatitis herpes. Sementara itu, apabila penyebabnya tidak diketahui maka disebut dengan stomatitis aftosa (luka sariawan).
Luka dari peradangan yang muncul di mulut dapat menyebabkan kesulitan makan, minum, atau menelan.
Stomatitis adalah kondisi yang cukup umum terjadi. Penyakit ini dapat terjadi pada individu dari berbagai golongan usia.
Namun, umumnya penderita mulai menunjukkan gejala pada usia 10 hingga 19 tahun. Tingkat keparahan dan frekuensi kemunculan akan meningkat setelah penderita berusia 30 atau 40 tahun ke atas. Gejala-gejala biasanya akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Diperkirakan terdapat sekitar 2-66% penduduk di dunia yang mengalami penyakit ini. Selain itu, kondisi ini lebih banyak ditemukan pada wanita dan anak perempuan dibanding pria dan anak laki-laki.
Penyakit ini dapat diatasi dengan mengenali apa saja faktor-faktor risiko yang Anda punya. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan dokter.
Pada umumnya, stomatitis adalah penyakit yang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu stomatitis aftosa dan stomatitis herpes. Pembagian ini berdasarkan pada gejala dan penyebabnya. Berikut penjelasannya.
Jenis ini merupakan yang paling sering ditemukan dan memiliki angka kejadian yang paling tinggi. Stomatitis jenis ini berupa luka sariawan yang dapat ditemukan di bagian dalam pipi, gusi, bagian dalam bibir, atau lidah. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia 10-19 tahun.
Kondisi ini tidak disebabkan oleh virus dan tidak menular dari satu orang ke orang lainnya. Umumnya, pemicu utama kondisi ini adalah masalah kebersihan yang kurang atau adanya kerusakan pada selaput mukosa.
Selain itu, kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan sistem imun tubuh yang bermasalah. Obat-obatan, kekurangan nutrisi, dan konsumsi makanan tertentu juga dapat memicu terjadinya sariawan. Untungnya, kondisi ini tidak memengaruhi kesehatan penderitanya secara keseluruhan.
Jenis ini dapat dibagi lagi menjadi 3 subtipe, yaitu:
Berbeda dengan jenis aftosa, jenis ini disebabkan oleh adanya infeksi dari virus herpes simplex 1 atau HSV-1. Virus ini berbeda dengan virus yang menyebabkan herpes pada kelamin, yaitu virus HSV-2.
Stomatitis herpes adalah kondisi yang memiliki nama lain cold sore atau fever blister. Kemunculannya lebih banyak ditemukan pada bagian sekitar bibir. Sariawan justru jarang ditemukan pada gusi atau bagian dalam mulut.
Sariawan yang muncul umumnya terlihat seperti terisi oleh cairan. Kondisi ini berlangsung selama 5 hingga 7 hari. Berbeda dengan jenis aftosa, kondisi ini dapat menular dengan mudah dari satu penderita ke penderita lainnya.
Selain kedua jenis di atas, stomatitis juga dapat dibagi menjadi 4 kategori, tergantung pada bagian mulut mana yang terdampak:
Stomatitis adalah kondisi yang secara umum menyebabkan rasa sakit, demam, rasa lelah, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan. Biasanya, penderita memiliki satu atau lebih luka kecil pada bagian bibir, gusi, lidah, atau bagian dalam pipi.
Luka terlihat berwarna merah dan dapat terasa sakit, terbakar, atau gatal. Sakit ketika makan dan menelan. Terkadang, penderita juga memiliki napas yang tidak sedap (halitosis). Tingkat keparahan dan lama kemunculan gejala tergantung pada jenis yang diderita.
Berikut adalah gejala-gejala yang muncul apabila Anda menderita peradangan mulut jenis aftosa:
Sedikit berbeda dengan tipe aftosa, berikut adalah tanda-tanda dan gejala yang mungkin timbul jika Anda menderita peradangan mulut akibat virus herpes:
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Umumnya, stomatitis adalah kondisi yang dapat menghilang dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan medis khusus. Namun, Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala seperti berikut ini:
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi Anda, selalu periksakan diri ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Dalam beberapa kasus, penyebab dari stomatitis belum diketahui secara pasti. Namun, dapat dipastikan bahwa penyakit ini muncul akibat adanya beberapa faktor, mulai dari obat-obatan tertentu hingga makanan yang dikonsumsi.
Pada tipe herpes, penyebab paling utamanya adalah virus herpes simplex atau HSV. Anak-anak lebih rentan mengalami kondisi ini apabila terpapar virus tersebut. Penularannya pun lebih mudah terjadi dari satu orang ke orang lainnya.
Berikut adalah penyebab stomatitis yang paling umum:
Penyebab-penyebab lainnya meliputi:
Stomatitis adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja, dari berbagai golongan usia dan kelompok ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.
Memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan mengalami kondisi ini. Ada kemungkinan orang yang tidak memiliki satu pun faktor risiko akan tetap menderita peradangan di mulutnya.
Berikut adalah faktor-faktor risiko dari kondisi ini:
Angka kejadian penyakit ini lebih banyak terjadi pada individu berusia 10 hingga 19 tahun. Jadi, Anda lebih rentan terkena penyakit ini apabila Anda termasuk dalam rentang usia tersebut.
Luka kecil di bagian mulut dapat muncul apabila Anda tidak sengaja melukai mulut Anda. Hal tersebut dapat terjadi jika Anda menggosok gigi terlalu keras, melakukan aktivitas olahraga, atau secara tidak sengaja menggigit bagian dalam pipi.
Menderita gingivitis merupakan salah satu faktor risiko terkuat untuk menderita stomatitis. Infeksi pada mulut dapat disebabkan oleh bermacam-macam patogen, salah satunya adalah Helicobacter pylori.
Diduga terdapat kaitan antara perubahan hormon wanita saat siklus menstruasi berlangsung dengan kemunculan sariawan atau radang mulut. Hal ini pula yang menyebabkan stomatitis lebih banyak ditemukan pada pasien wanita khususnya pada wanita hamil.
Faktor keturunan atau genetik diduga kuat memengaruhi kemunculan penyakit ini. Sebanyak 40% kasus stomatitis memiliki hubungan dengan riwayat kesehatan keluarga. Artinya, terdapat pula anggota keluarga penderita yang juga pernah mengalami kondisi tersebut.
Apabila Anda memiliki riwayat penyakit yang menyebabkan sistem imun tubuh bermasalah, seperti lupus dan penyakit Crohn, peluang Ada untuk menderita kondisi ini lebih besar.
Beberapa makanan dapat memicu terjadinya alergi pada mulut sehingga sariawan dapat terbentuk. Selain itu, memakan makanan seperti cokelat, kopi, stroberi, telur, kacang-kacangan, keju, dan makanan yang asam atau pedas berpotensi menyebabkan iritasi pada mulut.
Obat-obatan antibiotik dan pengobatan kanker seperti kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.
Rokok dapat membahayakan kesehatan Anda secara keseluruhan, termasuk kesehatan mulut Anda. Maka dari itu, rokok dapat memperbesar kemungkinan Anda untuk menderita kondisi ini.
Jika Anda tidak memiliki faktor-faktor risiko diatas bukan berarti Anda tidak memiliki penyakit ini. Faktor-faktor ini hanya sekedar referensi. Sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter Anda untuk penjelasan lebih lanjut.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Stomatitis umumnya adalah kondisi yang dapat didiagnosis dengan cepat. Dokter akan mendiagnosis dengan memeriksa mulut. Dokter juga akan mengambil sampel dari mulut Anda untuk diperiksa dengan mikroskop.
Tes ini akan menunjukkan infeksi jamur yang menyebabkan stomatitis. Jika penyebab tidak jelas atau pengobatan tidak bekerja, maka biopsi akan dilakukan.
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel kecil dari luka untuk diteliti dengan mikroskop. Tes darah tidak terlalu diperlukan namun dapat dilakukan jika kasusnya semakin parah.
Pengobatan bergantung pada jenis penyakit yang Anda derita. Berikut penjelasannya:
Jenis aftosa umumnya tidak berbahaya, memiliki tingkat keparahan yang rendah, serta tidak membutuhkan pengobatan apapun. Namun, apabila rasa sakit tidak kunjung hilang dan sariawan bertambah besar, dokter akan meresepkan krim benzocaine (Anbesol, Zilactin-B) untuk meringankan rasa sakit.
Untuk kasus sariawan yang lebih parah, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti cimetidine (Tagamet), colchicine, atau obat steroid. Dokter juga mungkin akan membasmi sariawan dengan debacterol atau silver nitrate.
Untuk mengatasi virus yang menginfeksi mulut, dokter akan memberikan obat antiviral acyclovir (Zovirax). Obat ini dapat membantu mempersingkat durasi infeksi.
Dehidrasi juga merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak. Apabila Anda memiliki anak yang menderita kondisi ini, pastikan kebutuhan cairan anak tetap terpenuhi. Dokter juga mungkin akan meresepkan acetaminophen (Tylenol) untuk meredakan demam dan rasa sakit.
Untuk luka peradangan yang cukup parah dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, dokter akan meresepkan lidocaine untuk dioles (AneCream, RectiCare, LMX 4, LMS 5, RectaSmoothe). Obat ini dapat menyebabkan mati rasa pada mulut.
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi stomatitis:
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar