Merawat kesehatan gigi perlu secara rutin dilakukan. Selain dengan cara sederhana seperti menyikat gigi setiap hari, Anda secara berkala dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter gigi. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah mengetahui kondisi kesehatan mulut dan gigi. Terlebih jika Anda butuh perawatan gigi melalui prosedur medis, seperti scaling dan lainnya. Namun, apakah Anda sudah mengetahui mengenai prosedur pulpotomi? Kalau belum, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Apa itu pulpotomi?
Pulpotomi adalah prosedur perawatan gigi yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa, bagian paling dalam dari struktur gigi di mana terdapat saraf dan pembuluh darah, dari mahkota gigi. Sementara jaringan pulpa di kanal atau saluran akar gigi tetap dibiarkan.
Prosedur ini umumnya dilakukan pada gigi susu atau gigi sulung anak-anak untuk mengatasi kerusakan gigi yang telah meluas hingga ke bagian pulpa.
Mengapa pulpotomi harus Anda lakukan?
Pulpotomi umumnya dilakukan pada anak-anak untuk menyelamatkan gigi susu yang mengalami kerusakan parah, misalnya gigi berlubang pada anak sebelum menyebar ke gigi lainnya. Jika perawatan dilakukan pada orang dewasa yang memiliki gigi permanen, pulpotomi merupakan bagian dari tahapan prosedur perawatan saluran akar (root canal treatment).
Gigi susu yang pertama kali tumbuh pada usia 8-12 bulan berperan untuk mempersiapkan ruang bagi gigi permanen agar dapat tumbuh saat waktunya tiba. Jika anak-anak kehilangan atau mencabut gigi susu terlalu cepat, hal ini dapat memicu beberapa masalah, di antaranya:
- Kesulitan mengunyah,
- Masalah pada perkembangan untuk berbicara, dan
- Mengalami masalah pada susunan gigi permanen, menyebabkan gigi gingsul, dan penumpukan gigi yang dapat mengurangi estetika serta menyulitkan saat gigi akan dibersihkan.
Anda sebaiknya waspada apabila mengalami keluhan sakit ketika mengonsumsi makanan atau minuman dingin, panas, atau manis yang menyentuh area gigi. Hal ini mungkin menunjukkan kondisi pulpitis atau peradangan pada pulpa gigi yang umumnya disebabkan oleh gigi berlubang (karies) yang tidak ditangani dengan baik.
Dokter gigi akan merekomendasikan pulpotomi jika Anda atau anak-anak memiliki karies yang menyerang pulpa di bagian mahkota gigi. Perawatan gigi ini juga dilakukan apabila kerusakan gigi terlalu dekat dengan pulpa pada mahkota gigi.
Jika kerusakan gigi tidak segera ditangani, hal ini akan berpotensi membuat jaringan pulpa terlihat atau terekspos dan malah akan memperparah kondisi ke depannya.
Apa perbedaan pulpotomi dan perawatan saluran akar (root canal treatment)?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pulpotomi merupakan prosedur pengangkatan pulpa dari mahkota gigi, sementara saluran akar gigi yang dalam kondisi sehat dibiarkan. Perawatan gigi ini selanjutnya dilakukan dengan mengisi rongga yang dibersihkan dengan bahan yang aman bagi tubuh selama perkembangan gigi susu.
Selain pulpotomi, dalam istilah medis juga dikenal prosedur pulpektomi. Dikutip melalui jurnal Pulpotomy vs. pulpectomy techniques, indications and complaints, pulpektomi merujuk pada prosedur perawatan gigi secara medis di mana jaringan pulpa diangkat sepenuhnya, mulai dari bagian mahkota, rongga, hingga saluran akar gigi.
Prosedur perawatan saluran akar (root canal treatment) dilakukan dengan pulpotomi dan pulpektomi sebagai prosedur awal. Dengan kata lain, kedua hal ini merupakan bagian dari perawatan saluran akar yang biasanya dilakukan pada gigi permanen.
Bagaimana prosedur pulpotomi dilakukan?
Berbeda dengan perawatan saluran akar yang setidaknya membutuhkan dua kali kunjungan, prosedur pulpotomi dapat dilakukan dalam sekali kunjungan ke dokter gigi saja. Anak-anak mungkin akan merasa takut saat harus berhadapan dengan dokter. Membuatnya merasa nyaman dan selalu mendampinginya, tentu harus Anda lakukan sebagai orangtua.
Pulpotomi yang dilakukan oleh dokter gigi umumnya meliputi beberapa langkah prosedur seperti berikut ini.
- Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik atau rontgen pada gigi untuk mengetahui apakah terdapat tanda infeksi yang mengelilingi area gigi tertentu dan melihat bentuk saluran akar.
- Jika kondisi gigi sudah diketahui, dokter akan melakukan anestesi lokal untuk membuat area di sekitar gigi kebas.
- Terlebih dahulu kerusakan gigi akan ditangani untuk mencegah infeksi menyebar ke gigi atau jaringan lain. Pengeboran selanjutnya dilakukan untuk membuat lubang pada gigi yang menembus enamel dan dentin, hingga rongga pulpa terekspos.
- Jaringan pulpa yang sehat akan mengeluarkan darah yang akan berhenti sekitar 1-2 menit. Apabila perdarahan tidak segera berhenti atau rongga pulpa berisi nanah dan kering, maka prosedur pulpotomi tidak dapat dilanjutkan. Dokter selanjutnya akan mempertimbangkan untuk melakukan prosedur pulpektomi, perawatan saluran akar, hingga cabut gigi.
- Setelah perdarahan berhenti, maka pengangkatan jaringan pulpa pada bagian mahkota gigi dapat dilakukan.
- Rongga gigi kemudian dibersihkan, mendapat desinfeksi, dan disiapkan untuk diisi oleh bahan khusus, seperti formocresol, ferric sulfate, atau mineral trioxide aggregate (MTA) yang aman bagi tubuh.
- Terakhir, dilakukan proses tambal gigi dengan menggunakan amalgam, resin, atau zinc oxide eugenol (ZOE) yang biasa dipakai sebagai tambalan gigi susu.
Setelah mengikuti prosedur ini, mungkin anak-anak akan mengalami rasa nyeri, tidak nyaman, dan pembengkakan di sekitar area gigi. Dokter akan merekomendasikan obat pereda nyeri yang sesuai untuk meringankan rasa sakitnya. Hindari pula konsumsi permen atau makanan lengket hingga tambalan gigi benar-benar kering.
Apakah pulpotomi dapat dihindari?
Tentu saja Anda bisa menghindari pulpotomi, baik pada diri sendiri maupun anak-anak. Selalu menerapkan kebiasaan membersihkan dan menjaga kesehatan gigi adalah upaya pencegahan yang bisa dilakukan dengan mengikuti beberapa anjuran berikut ini.
- Menyikat gigi dengan benar dan rutin, setidaknya dua kali sehari
- Minum air setelah makan untuk membasuh gula dan asam yang tertinggal
- Kurangi konsumsi minuman manis yang tinggi gula
- Rutin memeriksakan gigi ke dokter untuk mengetahui kerusakan gigi sejak dini