backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Karies Gigi pada Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 03/11/2022

Karies Gigi pada Anak

Karies atau kerusakan gigi merupakan salah satu masalah gigi yang kerap terjadi pada anak. Ketidaksadaran orangtua terhadap gejala karies gigi pada anak dan pengetahuan yang minim terkait upaya pencegahannya seringkali menjadi penyebab kemunculan masalah ini.

Apa itu karies gigi pada anak?

Karies gigi pada anak adalah kondisi yang terjadi ketika gigi anak mengalami kerusakan. Kondisi ini menyebabkan gigi keropos, berlubang, dan tampak kehitaman.

Dua jenis kerusakan gigi yang paling sering terjadi pada anak, yaitu karies rampan dan karies botol. Keduanya terlihat mirip, tetapi memiliki karakteristik berbeda.

Karies anak perlu mendapat penanganan serius. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengganggu asupan gizi, kemampuan berbicara, hingga perkembangan gigi anak.

Tanda dan gejala karies pada anak

gigi anak rusak karena gigi gigis

Banyak orangtua yang tidak menyadari bahwa anak mereka mengalami karies. Umumnya, orangtua baru menyadari kondisi tersebut saat gigi anak sudah rusak dan keropos.

Berikut beberapa gejala yang menjadi tanda karies gigi pada anak.

  • Rasa nyeri di area sekitar gigi.
  • Gigi anak menjadi lebih sensitif terhadap makanan atau minuman manis, dingin, atau panas.
  • Bintik putih pada gigi yang menjadi tanda awal kerusakan enamel (lapisan paling luar gigi).
  • Munculnya lubang kecil pada gigi, biasanya berwarna coklat muda.
  • Lubang pada gigi semakin dalam dan berubah warna menjadi coklat kehitaman.

Gejala pada masing-masing anak dapat berbeda. Jika anak mengalami kondisi seperti yang telah disebutkan di atas, segera periksakan ke dokter gigi untuk mencari tahu penyebabnya.

Penyebab karies gigi pada anak

Karies gigi pada anak disebabkan oleh serangan bakteri dalam mulut. Biasanya, bakteri ini akan menggerogoti gula dari makanan yang menempel pada gigi.

Proses tersebut kemudian akan menghasilkan asam. Semakin banyak asam yang terbentuk, makin cepat pula kerusakan gigi anak terjadi.

Berikut sejumlah faktor yang meningkatkan risiko gigi anak terserang karies.

  • Banyaknya jumlah bakteri di mulut.
  • Konsumsi makanan tinggi gula dan pati secara berlebihan.
  • Kurangnya konsumsi air putih.
  • Jumlah air liur dalam mulut yang terlalu sedikit.
  • Kebersihan mulut yang tidak terjaga dengan baik.

Diagnosis karies pada anak

diagnosis karies gigi pada anak

Dalam proses diagnosis karies, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Pada anak, berikut rangkaian pemeriksaan yang dilakukan.

  • Memeriksa riwayat kesehatan anak.
  • Melakukan pemeriksaan pada gigi dan mulut anak.
  • Rontgen gigi.

Lewat diagnosis, dokter dapat mencari tahu penyebab kerusakan gigi. Dengan begitu, pengobatan bisa dilakukan sesuai kondisi yang mendasarinya.

Komplikasi karies pada anak

Kerusakan gigi pada anak merupakan kondisi yang perlu segera mendapat penanganan. Jika dibiarkan begitu saja, masalah gigi ini berpotensi menyebabkan komplikasi, seperti:

  • kesulitan untuk mengunyah, 
  • nyeri yang tidak kunjung hilang, 
  • abses gigi
  • pembengkakan di sekitar gigi, 
  • gigi patah, 
  • pergeseran posisi gigi, dan 
  • gigi tanggal.

Penanganan harus dilakukan sedini mungkin agar tidak terjadi komplikasi. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk teliti dan menyadari gejala kerusakan gigi pada anak pada tahap awal.

Cara mengatasi karies gigi pada anak

gigi berlubang pada anak

Obat karies gigi pada anak bergantung pada gejala, usia, dan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, dokter juga akan melihat tingkat keparahan dari kerusakan gigi anak.

Dalam kebanyakan kasus, dokter umumnya akan mengangkat bagian gigi yang busuk, lalu menggantinya dengan tambalan. Berikut prosedur penambalan yang biasa digunakan.

Restorasi langsung

Restorasi langsung dilakukan dengan menempatkan tambalan ke dalam lubang. Tambalan gigi ini biasanya terbuat dari perak, acrylic acid, hingga resin.

Proses ini hanya membutuhkan satu kunjungan ke dokter gigi. Meski begitu, Anda tetap harus memeriksakan gigi anak secara rutin untuk memastikan tambalan terpasang dengan baik.

Restorasi tidak langsung

Restorasi tidak langsung dilakukan dengan memasang inlay, onlay, mahkota gigi tiruan, hingga veneer pada gigi. Proses ini biasanya memerlukan dua kali kunjungan ke dokter gigi atau lebih.

Pada kunjungan pertama, dokter akan mempersiapkan prosedur yang sesuai dengan kondisi anak. Sementara itu, pada pertemuan selanjutnya, restorasi dilakukan pada gigi yang rusak.

Cara mencegah karies gigi pada anak

Cara mencegah kerusakan gigi pada anak bisa dilakukan lewat hal sederhana. Namun, banyak orangtua yang belum memahaminya karena merasa sudah cukup jika anak menyikat gigi.

Dilansir dari laman Johns Hopkins Medicine, berikut sejumlah cara mencegah kerusakan gigi pada anak.

  • Membersihkan gigi anak, sejak pertama kali muncul (pada bayi).
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride (18 bulan–6 tahun kadar fluoride rendah, 6 tahun ke atas kadar fluoride standar).
  • Menyikat gigi dan garis gusi dua kali sehari, pada pagi hari serta sebelum tidur.
  • Membersihkan sela-sela gigi anak dengan benang setelah berusia dua tahun.
  • Menerapkan pola makan sehat.
  • Membatasi konsumsi makanan atau minuman lengket dan manis.
  • Jelang waktu tidur, hanya memberikan air putih saat anak haus.
  • Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.

Upaya pencegahan di atas tidak 100% melindungi anak dari karies gigi. Meski begitu, apa yang dilakukan setidaknya mengurangi risiko kerusakan gigi pada anak.

Seputar karies gigi pada anak

  • Gejalanya sering tidak disadari orangtua dan baru diketahui saat sudah parah.
  • Disebabkan oleh penumpukan sisa makanan dan bakteri di gigi.
  • Dapat mengganggu asupan gizi, kemampuan berbicara, hingga perkembangan gigi anak.
  • Bisa diatasi dengan restorasi langsung dan tidak langsung.
  • Pencegahan dilakukan dengan menyikat gigi dua kali sehari, mengurangi konsumsi makanan manis, dan rutin periksa ke dokter gigi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 03/11/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan