Banyak orang menganggap gigi gingsul membuat senyum pemiliknya bertambah manis. Meski begitu, kondisi ini bisa menimbulkan efek tidak baik pada struktur gigi sehingga memicu rasa sakit. Lantas, apakah benar gigi gingsul ini perlu dicabut?
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Banyak orang menganggap gigi gingsul membuat senyum pemiliknya bertambah manis. Meski begitu, kondisi ini bisa menimbulkan efek tidak baik pada struktur gigi sehingga memicu rasa sakit. Lantas, apakah benar gigi gingsul ini perlu dicabut?
Pada dasarnya, gigi gingsul adalah gigi taring permanen yang telat tumbuh. Gigi taring memiliki rentang waktu yang diperlukan untuk tumbuh, yaitu sekitar 10 bulan.
Kemunculan gigi taring permanen dimulai dari waktu lepasnya gigi taring susu. Nah, waktu pertumbuhan yang lama ini menyebabkan gigi taring menjadi gingsul.
Jika gigi taring telat tumbuh, jatah tempat untuk gigi taring permanen yang baru akan terambil oleh gigi-gigi lain yang berada di sekitarnya.
Akibatnya, gigi taring permanen yang tetap harus muncul ke permukaan gusi akan tumbuh ke arah luar, ke sisi dalam, ataupun terjebak dalam gusi.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gigi gingsul. Namun, ada sejumlah faktor yang meningkatkan risikonya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Orthodontics & Craniofacial Research (2015) menduga bahwa faktor genetik atau keturunan bisa menjadi penyebab gigi gingsul.
Jika salah satu atau kedua orang tua Anda memiliki kondisi gigi yang tidak sejajar, Anda lebih berisiko untuk mengalami kondisi ini.
Selain itu, gigi gingsul juga bisa terjadi akibat ketidakseimbangan asupan gizi (malnutrisi) pada masa kanak-kanak yang bisa memengaruhi pertumbuhan gigi.
Sebenarnya, semua gigi berisiko mengalami maloklusi. Namun, gingsul pada gigi taring lebih sering terjadi karena pertumbuhan gigi ini terjadi pada urutan paling akhir.
Gingsul umumnya tumbuh karena gigi susu yang tanggal lebih awal atau prematur. Hal ini bisa terjadi jika gigi berbenturan dengan benda keras atau akibat kecelakaan.
Gigi susu yang tanggal prematur ini tidak memberikan cukup ruang untuk gigi permanen yang akan tumbuh nantinya. Akibatnya, gigi taring pun tumbuh berjejal.
Kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga dengan baik, ditambah dengan tidak rutin periksa ke dokter gigi, dapat meningkatkan risiko gangguan pada rongga mulut.
Beberapa penyakit pun dapat meningkatkan risiko gingsul, seperti gigi ompong, radang gusi (gingivitis), dan infeksi gusi (periodontitis).
Gigi gingsul bisa menimbulkan dampak negatif yang serius bila tidak dibenahi segera. Beriku beberapa efek yang mungkin Anda rasakan.
Sebagian orang mungkin merasa risi dengan gigi gingsul yang dimilikinya. Bahkan, kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan mental pengidapnya.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, beberapa orang yang mengalami maloklusi mungkin menghindari situasi sosial karena merasa tidak percaya diri dengan penampilan mereka.
Dokter gigi dapat melakukan perawatan gigi dengan mencabut gigi gingsul guna memberikan ruang baru yang cukup untuk gigi-gigi lain di sekitarnya.
Meski tergolong aman, prosedur cabut gigi juga memiliki beberapa risiko, misalnya infeksi. Risiko infeksi lebih tinggi terutama bila Anda pernah mengalami gangguan kesehatan sebelumnya.
Oleh sebab itu, konsultasikan tentang gigi yang ingin dicabut dengan dokter gigi Anda. Dokter akan meresepkan antibiotik sebelum dan sesudah cabut gigi guna menghindari infeksi.
Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko infeksi setelah operasi yaitu penyakit hati, sistem imun yang terganggu, penyakit sendi, dan penyakit jantung bawaan.
Usai pencabutan gigi, Anda bisa langsung pulang ke rumah. Jika Anda akan menjalani pemasangan behel, prosedur ini bisa dilakukan saat area gigi yang dicabut sudah pulih sepenuhnya.
Sebenarnya, gingsul tidak harus dicabut selama tidak mengganggu, terutama bila posisi gigi ini tidak terlalu maju dan jauh bergeser dari deretan gigi.
Namun, pencabutan gigi mungkin diperlukan bila terjadi overcrowding. Ini merupakan kondisi ketika gigi tumbuh dengan kepadatan berlebih dan membuatnya saling tumpang tindih.
Berikut ini merupakan beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gigi berantakan selain melalui prosedur operasi cabut gigi.
Metode ini telah banyak digunakan oleh orang-orang yang ingin membuat tampilan giginya menjadi lebih rapi.
Kawat gigi bisa digunakan oleh berbagai kalangan usia. Namun, manfaat penggunaannya akan lebih baik pada anak-anak karena jaringan tulang dan gusi mereka lebih fleksibel serta lentur.
Dokter gigi dapat memberikan beberapa pilihan kawat gigi, seperti kawat gigi logam, keramik, dan kawat gigi transparan (clear aligner).
Jenis kawat gigi yang paling umum digunakan ialah kawat gigi logam dengan tambahan karet berwarna-warni. Kawat gigi ini bahkan bisa memperbaiki gigi berantakan yang parah.
Serupa dengan kawat gigi, prosedur ini dilakukan untuk merapikan gigi. Bedanya, prosedur ini menggunakan bantuan perangkat yang membuat proses meratakan gigi jadi lebih singkat.
Accelerated orthodontic akan bekerja secara otomatis. Alat ini mampu mendorong gigi yang berantakan dan tidak berada pada tempatnya kembali ke arah posisi kawat gigi.
Bagaimanapun, membenarkan posisi gigi yang gingsul tidak dapat sembarangan. Hal ini harus disesuaikan dengan kondisi susunan gigi yang Anda miliki.
Anda mungkin perlu menjalani prosedur rontgen gigi untuk mengetahui posisi gigi dan gigi yang akan tumbuh sebelum memulai perawatan.
Oleh sebab itu, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter gigi untuk mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi gigi Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar