backup og meta

Jangan Sepelekan! Kenali Asal Benjolan di Gusi dari Masalah Ringan hingga Serius

Jangan Sepelekan! Kenali Asal Benjolan di Gusi dari Masalah Ringan hingga Serius

Salah satu akibat dari malas menyikat gigi dan melakukan perawatan mulut lainnya adalah membuat Anda lebih rentan mengalami masalah penyakit gusi dan mulut. Kurangnya perhatian terhadap kesehatan gigi mulut membuat Anda mungkin tidak menyadari adanya perubahan bentuk gusi, seperti timbulnya benjolan kecil di gusi yang sering dianggap sepele. 

Padahal bisa saja benjolan tersebut membesar dan menimbulkan rasa sakit di kemudian hari. Apa saja faktor penyebab timbulnya benjolan di gusi? Lalu, apa saja yang perlu Anda lakukan? Cari tahu selengkapnya pada ulasan berikut ini.

Apa yang menyebabkan timbulnya benjolan di gusi?

gusi bengkak

Benjolan di gusi yang Anda alami bisa menimbulkan rasa sakit atau tidak, tergantung dari faktor penyebabnya. Walaupun begitu, kondisi ini tidak bisa disepelekan begitu saja. 

Munculnya benjolan di gusi dapat diikuti dengan gejala lain, seperti rasa nyeri, gusi bengkak, dan bau mulut. Dengan mengetahui faktor penyebabnya, Anda bisa menentukan langkah penanganan yang tepat sebelum efek yang ditimbulkan bertambah parah.

Beberapa hal yang bisa jadi penyebab timbulnya benjolan di gusi, di antaranya sebagai berikut.

1. Sariawan

Sariawan adalah masalah kesehatan mulut yang umum dan hampir pernah dirasakan oleh sebagian besar kalangan. Kondisi ini dapat terjadi pada jaringan lunak dalam rongga mulut, seperti bibir dalam, pipi dalam, langit-langit mulut, lidah, dan gusi.

Timbulnya sariawan di gusi yang umum terjadi memiliki diameter kurang dari 1 cm dan hanya menyebabkan rasa sakit ringan. 

Untuk mengatasinya, Anda cukup melakukan perawatan gigi dan mulut yang benar, seperti menyikat gigi rutin dan menggunakan obat kumur. Sariawan dapat hilang sendiri dalam 1-2 minggu. 

2. Kista gigi

Seperti kista pada umumnya, kista gigi atau dental cyst adalah benjolan berbentuk kantong yang berisi udara, cairan, atau material lain yang terbentuk di sekitar gigi, gusi, dan bagian rongga mulut lainnya.

Jenis kista periapikal dan kista dentigerous dapat memengaruhi gigi dan jaringan gusi di sekitarnya. Sementara kista mukokel umumnya memengaruhi jaringan lunak pada mulut, seperti pipi dalam, bibir, lidah, dan gusi.

Kista memiliki karakteristik jinak, tidak berbahaya, dan memiliki perkembangan lambat. Umumnya kista dapat hilang sendiri tanpa perlu pengobatan tertentu.

Namun apabila kista sudah berukuran besar dan terinfeksi, dokter akan merekomendasikan untuk menggunakan obat-obatan atau prosedur operasi untuk mengangkat kista.

3. Abses

Baik abses gigi maupun abses gusi (gingival), keduanya dapat menimbulkan benjolan di gusi yang berisi nanah akibat adanya infeksi bakteri. Abses dapat menimbulkan rasa nyeri berdenyut di mulut yang menjalar hingga telinga, tulang rahang, dan leher.

Selain itu, abses dalam rongga mulut juga dapat menimbulkan gejala, seperti gigi sensitif, gusi bengkak, bau mulut, tidak enak badan, sulit menelan, dan bengkak wajah, pipi, atau leher.

Kondisi abses membutuhkan penanganan langsung dari dokter. Prosedur medis yang mungkin dilakukan meliputi insisi drainase abses, perawatan saluran akar gigi (root canal), dan cabut gigi.

Dokter juga akan meresepkan obat-obatan, seperti antibiotik untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian lain dan obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit.

4. Fibroma oral

Fibroma oral adalah benjolan bersifat jinak yang umumnya berasal dari iritasi atau luka di gusi berkepanjangan serta terjadi terus-menerus. 

Dikutip dari New Zealand Dermatologist, fibroma oral umumnya terjadi pada orang dewasa dan diakibatkan kebiasaan menggigit pipi atau bibir, menggosok gigi terlalu kasar, atau proses pasang gigi palsu yang tidak pas.

Cara mengobati benjolan di gusi akibat penyakit ini dilakukan dengan pengangkatan yang dilakukan melalui prosedur operasi. 

Dokter juga bisa mempertimbangkan biopsi atau tes kanker pada jaringan yang diangkat guna mendeteksi kemungkinan kanker mulut atau tidak.

5. Granuloma piogenik oral

Granuloma piogenik adalah salah satu jenis hemangioma yang merupakan tumor jinak yang disebabkan oleh pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan dapat hilang secara perlahan.

Granuloma piogenik oral dapat terjadi dalam rongga mulut, termasuk gusi. Hal ini ditandai dengan bagian gusi yang berwarna kemerahan, meradang, dan mudah berdarah.

Secara umum, kondisi ini disebabkan oleh trauma, infeksi, hingga perubahan hormon saat masa kehamilan. Walau dapat hilang dengan sendirinya, granuloma berukuran besar perlu pengangkatan melalui prosedur operasi.

6. Torus mandibularis

Torus mandibularis adalah pertumbuhan tulang abnormal yang terletak di sekitar langit-langit mulut, dasar mulut, dan gusi. Benjolan di gusi bawah dan atas ini bersifat jinak, tidak sakit, dan jarang disadari oleh penderitanya.

Dikutip dari jurnal terbitan Canadian Medical Association Journal, torus dapat muncul akibat kebiasaan menggemeretakkan gigi (bruxism), kekurangan vitamin, kelebihan asupan kalsium, dan faktor genetik.

Pertumbuhan torus cenderung sangat lambat, sehingga umumnya tidak perlu diobati. Namun apabila sudah menimbulkan iritasi, mengganggu gerak mulut, atau penggunaan gigi palsu, pengangkatan torus dapat dilakukan. 

7. Kanker mulut

Benjolan di gusi bisa jadi salah satu pertanda kanker mulut. Gejala lain kanker mulut, misalnya luka di mulut yang tidak kunjung sembuh, gigi tanggal, nyeri mulut, sakit telinga, dan kesulitan menelan hingga berbicara.

Jenis kanker ini dapat berkembang pada hampir semua jaringan rongga mulut, seperti bibir, gusi, lidah, pipi dalam, langit-langit, dan dasar mulut.

Untuk mendeteksi kanker mulut, dokter perlu melakukan biopsi pada jaringan abnormal dalam mulut. Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan pengangkatan jaringan dan kemoterapi.

Apa yang harus Anda lakukan jika menemukan benjolan di gusi?

periksa rutin dokter gigi

Pemeriksaan mandiri menjadi salah satu kunci untuk mendeteksi benjolan di gusi. Walaupun umumnya bersifat jinak dan tidak berbahaya, Anda perlu waspada akan kemungkinan terburuk.

Apabila benjolan tidak menghilang dalam waktu lebih dari 2 minggu, sebaiknya Anda berkunjung ke dokter. Terlebih lagi apabila Anda juga merasakan gejala, seperti:

  • Demam
  • Rasa sakit yang nyut-nyutan
  • Bau mulut tidak sedap atau busuk
  • Luka yang tidak kunjung sembuh
  • Luka yang bertambah parah
  • Bercak merah atau putih di dalam mulut dan bibir
  • Perdarahan pada benjolan

Dokter akan melakukan diagnosis melalui pemeriksaan fisik, rontgen gigi, atau biopsi untuk menentukan penanganan yang sesuai dengan kondisi yang Anda alami.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Lillis, C. and Frank, C., 2019. Bump On Gums: Causes And How To Treat Them. [online] Medicalnewstoday.com. Available at: <https://www.medicalnewstoday.com/articles/326035> [Accessed 31 December 2020].

Mouthhealthy.org. 2020. Mouth Healthy. [online] Available at: <https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/c/canker-sores> [Accessed 31 December 2020].

Cityclinic.eu. 2020. Dental Cysts | Symptoms, Causes & Treatment Possibilities. [online] Available at: <https://cityclinic.eu/dental-cysts/> [Accessed 31 December 2020].

nhs.uk. 2019. Dental Abscess. [online] Available at: <https://www.nhs.uk/conditions/dental-abscess/> [Accessed 31 December 2020].

Dyall-Smith, D., 2010. Oral Irritated Fibroma | Dermnet NZ. [online] Dermnetnz.org. Available at: <https://dermnetnz.org/topics/oral-irritated-fibroma/> [Accessed 31 December 2020].

Ngan, V., 2003. Pyogenic Granuloma | Dermnet NZ. [online] Dermnetnz.org. Available at: <https://dermnetnz.org/topics/pyogenic-granuloma/> [Accessed 31 December 2020].

Mayo Clinic. 2020. Mouth Cancer – Symptoms And Causes. [online] Available at: <https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mouth-cancer/symptoms-causes/syc-20350997> [Accessed 31 December 2020].

Mermod, M. and Hoarau, R., 2015. Mandibular tori. Canadian Medical Association Journal, 187(11), pp.826-826.

Versi Terbaru

27/10/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

5 Prinsip Utama Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

12 Hal yang Menjadi Penyebab Gusi Berdarah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 27/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan