backup og meta

Gigi Sensitif

Gigi Sensitif

f-article’>

Definisi

Apa itu gigi sensitif?

Gigi sensitif adalah kondisi ketika gigi terasa nyeri dan ngilu akibat lapisan dalamnya yang disebut dentin terekspos ke lingkungan luar. Rasa nyeri mungkin terasa sampai ke gusi.

Dentin sendiri terhubung dengan saluran yang dipenuhi oleh serabut saraf. Paparan suhu dingin dan panas, bahkan senyawa asam pada dentin dapat juga mengenai serabut saraf tersebut. Akibatnya, gigi Anda akan terasa ngilu, cenat-cenut, dan tidak nyaman.

Kadang gigi yang terasa ngilu tajam juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti adanya lubang, gigi yang retak, tambalan gigi, atau efek samping dari pemutihan gigi.

Seberapa umum kondisi ini?

Gigi sensitif termasuk masalah gigi yang umum terjadi oleh siapa saja.

Dikutip dari Oral Health Foundation, kondisi ini dapat mulai terjadi di usia berapa pun, tapi lebih sering terjadi pada usia 20 hingga 40 tahun. Selain itu, gigi sensitif juga bisa terjadi di awal masa remaja. 

Lansia berusia di atas 70 tahun juga seringkali mengeluhkan kondisi ini. Ketimbang pria, wanita lebih mungkin mengalami gigi sensitif.

Anda dapat mencegah masalah ini dengan menghindari faktor risiko yang ada. Kondisi gigi sensitif juga bisa menjadi tanda peringatan dini pada masalah gigi yang lebih serius.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala dari kondisi ini?

Gejala paling khas dari kondisi ini yaitu rasa nyeri dan ngilu di bagian gusi atau gigi, yang bisa terasa sampai ke akar gigi. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat disertai dengan garis gusi yang menurun.

Gejala sensitivitas pada gigi dapat terasa ringan atau sangat intens, lalu dapat muncul dan hilang kembali tanpa alasan jelas. Jika ada gejala lain yang timbul, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter gigi?

Segera periksa ke dokter gigi bila gigi terus-terusan terasa ngilu dan nyeri meski sudah minum obat.

Semakin cepat masalah gigi Anda terdeteksi maka pengobatannya akan semakin mudah. Itu sebabnya, setiap kali merasa ada yang aneh atau tidak biasa pada gigi Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter gigi.

Penyebab

Apa penyebab gigi sensitif?

Penyebab utama gigi sensitif adalah lapisan dentin yang terekspos dengan lingkungan luar.

Gigi manusia terdiri dari beberapa lapisan, lapisan terluar gigi disebut enamel yang fungsinya melindungi dentin. Lapisan ini paling keras, bahkan lebih keras dibanding tulang.

Sayangnya, lapisan ini juga bisa mengelupas, retak, dan pecah akibat kebiasaan makan yang dilakukan setiap hari. Kalau enamel sudah rusak, lapisan tengah gigi yang disebut dentin ini tidak memiliki pelindung lagi.

Padahal, dentin terhubung ke serabut saraf dalam gigi. Ketika dentin terpapar suhu dingin, panas, atau apa pun yang Anda makan, serabut saraf yang ada di dalam dentin juga ikut terpapar. Hal inilah yang menyebabkan gigi Anda terasa nyeri dan ngilu.

Seperti yang dituturkan oleh Kim Harms, DDS, selaku juru bicara American Dental Association, ada berbagai faktor berbeda yang memicu rasa ngilu pada gigi, seperti makan makanan yang terlalu dingin, minum minuman asam, atau sekadar terkena angin saja.

Lebih jelasnya, Anda akan merasa ngilu dan nyut-nyutan ketika:

  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang bersuhu panas atau dingin
  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis atau asam
  • Terpapar udara dingin
  • Menyikat gigi atau membersihkan gigi dengan benang
  • Berkumur dengan obat kumur yang mengandung alkohol

Faktor risiko

Apa faktor risiko yang menyebabkan gigi sensitif?

Tanpa Anda sadari, ada sejumlah kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan gigi jadi lebih sensitif. Berikut di antaranya:

1. Menyikat gigi terlalu keras

Menyikat gigi terlalu keras justru menimbulkan banyak masalah pada gigi Anda. Salah satunya memicu gigi sensitif.

Kebiasaan buruk ini dapat mengikis lapisan terluar gigi dan menyebabkan terbukanya dentin. Akibatnya, gigi jadi lebih sensitif ketika terkena suhu ekstrim atau makanan asam.

Di sisi lain, hal ini juga dapat menyebabkan gusi kendur (resesi gusi).

Kondisi serupa juga dapat terjadi bila Anda menyikat gigi menggunakan sikat berbulu kasar. Selain dapat mengiritasi gusi, bulu kasar sikat gigi juga dapat menyebabkan gigi sensitif.

Solusi paling sederhana adalah beralih ke sikat gigi dengan bulu yang lebih lembut dan menyikat gigi dengan lebih pelan.

2. Kebiasaan menggertakan gigi

Bruxism alias menggertakkan gigi juga bisa jadi faktor pemicu gigi Anda sering ngilu atau nyeri. Tanpa Anda sadari, kebiasaan buruk ini dapat merusak enamel gigi.

Bila dibiarkan terus-menerus, maka lapisan tengah gigi Anda bisa terbuka dan menyebabkan gigi jadi lebih sensitif.

3. Makan makanan asam

Faktanya, apa yang Anda makan dapat memengaruhi kesehatan gigi Anda secara menyeluruh. Makanan yang terlalu asam dapat menyebabkan rasa nyeri pada gigi. Pasalnya, asam dapat menyebabkan pengikisan enamel gigi (erosi enamel). 

4. Makan makanan dingin atau panas

Makanan dan minuman yang terlalu dingin atau panas juga dapat menjadi penyebab kondisi ini. Itu sebabnya bila Anda sering mengunyah es batu, maka Anda lebih rentan mengalami kondisi gigi sensitif. 

5. Menggunakan obat kumur

Jenis obat kumur yang mengandung alkohol dapat memicu sensitivitas pada gigi Anda. Bila sebelumnya area dentin sudah terbuka, maka alkohol pada obat kumur dapat memperparah masalah gigi yang Anda alami.

6. Riwayat penyakit tertentu

Bila Anda memiliki riwayat gangguan asam lambung, seperti GERD atau maag, maka Anda lebih rentan mengalami gigi sensitif. Sebab, asam lambung yang tinggi juga dapat memengaruhi kondisi gigi dan mengikis lapisan enamel pada gigi.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana cara mendiagnosis gigi sensitif?

Bila Anda sering sakit gigi atau merasa ngilu, segera periksa ke dokter. Pertama-tama dokter akan memeriksa kondisi mulut Anda sambil menanyakan seputar kebiasaan Anda dalam merawat gigi.

Ketika memeriksa gigi Anda, dokter akan mencari titik-titik sensitif yang berpotensi memunculkan rasa nyeri atau ngilu. Bila diperlukan, rontgen gigi dan tes lab dapat dilakukan untuk memastikan apa penyebab gigi sensitif Anda.

Bagaimana mengobati gigi sensitif?

Dalam tahap awal, hal yang akan dilakukan dokter untuk mengobati gigi sensitif adalah meresepkan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif yang mengandung potasium nitrat atau strontium klorida.

Kedua senyawa ini dapat melindungi sistem saraf dalam gigi dan membantu menghalangi sinyal rasa sakit. Dengan begitu, rasa nyeri dan gigi ngilu perlahan-lahan dapat mereda.

Bila kondisi Anda tidak juga membaik, dokter dapat mengoleskan gel khusus ke lapisan gigi untuk mengurangi rasa ngilu akibat gigi sensitif. Dokter juga dapat mengoleskan gel fluoride yang biasa digunakan sebagai kandungan dalam pasta gigi. Fluoride adalah mineral yang dapat menguatkan lapisan gigi dan mencegah gigi berlubang.

Tidak hanya itu saja, apabila kerusakan yang terjadi pada gigi sensitif sudah mengenai akar gigi, dokter dapat melapisi resin pengikat pada gigi yang bermasalah. Bedah gusi juga dapat dilakukan untuk melindungi akar gigi dan mengurangi sensitivitas.

Sementara dalam kasus gigi sensitif yang akut, cara lain yang bisa menjadi solusi adalah perawatan saluran akar gigi (root canal). Prosedur ini biasanya dilakukan dokter untuk mengobati masalah pada pulpa gigi.

Anda juga akan diminta dokter untuk menghindari makanan dan minuman yang terlalu dingin, panas, atau asam.

Pengobatan di rumah

Bagaimana cara mencegah gigi sensitif?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini. Cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah gigi sensitif adalah dengan mengubah kebiasaan dalam merawat gigi.

Berikut beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk mencegah gigi sensitif, di antaranya:

  • Rutin menyikat gigi dua kali sehari, pada pagi dan malam hari. 
  • Rajin membersihkan sela-sela gigi dengan benang.
  • Gunakan sikat gigi dan obat kumur yang mengandung fluoride. Fluoride dapat membantu melindungi dan menjaga kekuatan enamel gigi. 
  • Menyikat gigi pelan-pelan dengan gerakan melingkar. 
  • Pastikan kepala sikat pas di mulut dan bulu sikat halus.  
  • Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, dingin, atau panas.
  • Hindari prosedur pemutihan gigi karena mengandung bahan kimia pengikis enamel gigi, yakni karbamid peroksida.
  • Hindari segera menyikat gigi setelah makan makanan asam. Langsung menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan dan minuman asam dapat mengikis enamel gigi.
  • Bila punya kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism), jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat. 
  • Rajin periksa ke dokter gigi setidaknya setiap 6 bulan sekali. 

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Reviewers, A. (2019). Bruxism – Teeth Grinding Symptoms, Treatment & Causes | American Sleep Association. Retrieved 31 August 2020, from https://www.sleepassociation.org/sleep-disorders/more-sleep-disorders/bruxism/ 

Sensitive teeth. (2017). Retrieved 29 March 2020, from https://www.dentalhealth.org/sensitive-teeth 

Sensitive teeth: Causes and treatment. (2003). ada.org/~/media/ADA/Publications/Files/patient_33.pdf?la=en 

Sensitive Teeth – Heat and Cold Sensitivity – American Dental Association. (2020). Retrieved 31 August 2020, from https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/s/sensitive-teeth 

Treatments for sensitive teeth. (2020). Retrieved 29 March 2020, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/expert-answers/sensitive-teeth/faq-20057854

Versi Terbaru

22/06/2021

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Xuan Do


Artikel Terkait

7 Cara Merawat dan Menjaga Kesehatan Lidah

Mengenal Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Gigi dan Mulut


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 22/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan