Gusi bengkak pada anak adalah kondisi yang umum ditemukan dan cukup mengganggu karena dapat membuat anak rewel dan tidak nafsu makan. Untuk mengatasinya, Anda memerlukan obat gusi bengkak yang ampuh sekaligus aman untuk si kecil.
Tidak semua cara mengobati penyakit gusi pada orang dewasa bisa diterapkan pada anak-anak. Ada sejumlah anjuran yang perlu Anda perhatikan agar tidak memperparah kondisinya.
Berikut penjelasan cara mengatasi gusi bengkak pada anak, baik dengan obat medis di apotek atau obat alami yang tersedia di rumah.
Penyebab timbulnya gusi bengkak pada anak
Gusi bengkak adalah masalah mulut yang umum terjadi. Kondisi ini ditandai dengan jaringan lunak gusi yang berwarna kemerahan, tampak menonjol keluar, sensitif pada rangsangan, terrasa nyeri, dan nyut-nyutan yang tidak tertahankan.
Secara umum, terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya gusi bengkak pada anak, di antaranya:
- Pertumbuhan gigi anak. Hal ini dimulai dari tumbuhnya gigi susu pada anak mulai usia 5 bulan hingga 3 tahun sebelum akhirnya gigi susu mulai tanggal dan digantikan gigi tetap pada saat anak berusia 6-7 tahun. Proses tumbuh gigi pada anak dapat menimbulkan gusi bengkak dan sensasi tidak nyaman di mulut.
- Radang gusi. Salah satu gejala radang gusi (gingivitis) adalah gusi bengkak dan mudah berdarah yang utamanya disebabkan oleh kondisi kebersihan mulut yang buruk. Hal ini bisa dipicu apabila anak jarang sikat gigi dan terlalu banyak konsumsi makanan manis atau asam. Radang gusi yang tidak diobati bisa berkembang jadi infeksi gusi (periodontitis).
- Abses gigi. Kondisi ini ditandai dengan timbulnya benjolan berisi nanah yang terbentuk di sekitar gigi akibat infeksi bakteri. Abses gigi dapat dialami oleh anak-anak apabila malas menyikat gigi dan melakukan teknik pembersihan yang tidak sesuai anjuran
Daftar obat medis untuk gusi bengkak anak
Rasa nyeri dan nyut-nyutan yang tidak tertahankan mungkin akan anak Anda rasakan. Penggunaan obat pereda nyeri efektif mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman akibat gusi bengkak. Namun pastikan penggunaanya sesuai dengan anjuran untuk anak-anak.
Obat pereda nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen, efektif sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi gusi bengkak pada anak. Obat medis ini juga bisa Anda temukan dengan mudah di apotek tanpa resep dokter.
1. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang efektif untuk meredakan rasa sakit ringan hingga sedang, termasuk untuk nyeri gusi dan sakit gigi. Obat pereda nyeri ini dapat ditemukan di toko atau apotek tanpa memerlukan resep dokter.
Paracetamol dapat diberikan pada bayi usia 2 bulan hingga anak usia 12 tahun ke atas dengan dosis yang disesuaikan berdasarkan berat badan dan umurnya. Sebelum anak Anda mengonsumsi paracetamol, sebaiknya baca dosis dan anjuran pakai yang terdapat pada kemasan.
Apabila Anda ragu dan khawatir dengan dosis penggunaannya, jangan ragu untuk bertanya langsung pada dokter.
2. Ibuprofen
Bila paracetamol kurang efektif, Anda bisa mempertimbangkan penggunaan ibuprofen. Obat ini tergolong nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) yang bekerja menghalangi produksi prostaglandin, zat kimia alami dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.
Ibuprofen dapat diberikan pada bayi usia 3 bulan hingga anak usia 12 tahun ke atas. Hindari penggunaan ibuprofen pada anak dengan asma, kecuali dokter mengizinkan.
Dikarenakan ibuprofen memiliki efek yang lebih kuat dibanding paracetamol, Anda perlu berhati-hati saat memberikannya pada anak-anak.
Selalu ikuti anjuran pakai pada kemasan atau konsultasi langsung ke dokter terlebih dulu untuk dosis yang lebih aman.
Selain kedua jenis di atas, jangan pernah memberikan obat pereda nyeri lainnya, seperti aspirin untuk mengobati rasa sakit akibat gusi bengkak pada anak.
Dikutip dari National Health Service, hindari penggunaan aspirin pada anak-anak di bawah usia 16 tahun. Pemberian aspirin pada anak dapat memicu Reye syndrome yang menimbulkan pembengkakan hati dan otak anak-anak, serta bisa berakibat fatal.
Pilihan obat gusi bengkak alami untuk anak
Selain penggunaan obat-obatan medis, Anda juga dapat menggunakan berbagai pilihan obat alami yang tersedia di rumah untuk meredakan nyeri akibat gusi bengkak.
Membiasakan merawat kesehatan gigi dan mulut juga efektif untuk menghindari penyakit yang berhubungan dengan rongga mulut seiring dengan tumbuh kembang anak selanjutnya.
1. Berkumur air garam
Salah satu manfaat berkumur air garam adalah untuk menghindari dan mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab gusi bengkak. Hal ini juga efektif untuk mengurangi rasa nyeri dan nyut-nyutan yang ditimbulkan.
Siapkan segelas air hangat dan aduk 1/2 sendok teh garam. Gunakan larutan air garam untuk berkumur beberapa detik hingga mencapai seluruh bagian mulut, kemudian buang airnya.
Anda bisa mengajarkan anak untuk berkumur dengan benar dan kemudian membuang bekas kumuran. Pastikan juga anak tidak menelan larutan garam. Lakukan hal ini dua kali sehari hingga rasa sakit hilang.
2. Kompres es
Sensasi dingin yang dihasilkan oleh kompres es jarang membuat anak rewel. Untuk melakukannya, Anda cukup gunakan beberapa bongkah es dan letakkan dalam lap bersih.
Tempelkan kompres es pada bagian yang bengkak hingga sensasi nyeri dan nyut-nyutan menghilang. Sensasi dingin es dapat membuat saraf mati rasa dan memperlambat aliran darah ke gusi yang bermasalah.
3. Hindari makanan tertentu
Selama mengalami gusi bengkak, anak-anak perlu menghindari makanan dan minuman yang tinggi kandungan gula. Selain tidak baik untuk kesehatan, gula juga dapat merangsang pertumbuhan plak gigi dan bakteri yang memperparah kondisi gusi bengkak pada anak.
Sebaiknya hindari terlebih dulu makanan dengan cita rasa pedas dan asam. Hindari pula jenis makanan yang keras, seperti keripik atau popcorn yang disukai anak-anak.
Selama masa pemulihan, Anda dianjurkan untuk memberikan anak makanan dengan gizi seimbang, termasuk sayuran dan buah-buahan.
4. Banyak minum air putih
Memperbanyak konsumsi air putih pada anak-anak sama efektifnya seperti menggunakan obat kumur. Minum air putih dapat membersihkan mulut dari sisa makanan dan menjaga kelembaban mulut, sekaligus merangsang produksi air liur.
Sesuai anjuran American Dental Association, anak-anak di bawah usia 6 tahun tidak direkomendasikan menggunakan obat kumur (mouthwash). Kandungan obat kumur untuk masalah gusi, seperti hidrogen peroksida dan chloroxidine, dapat memperparah kondisi gusi bengkak pada anak yang cenderung lebih sensitif.
5. Jaga kesehatan gigi dan mulut anak
Sebagai orang tua, Anda juga perlu mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini. Buat aktivitas ini senyaman dan semenyenangkan mungkin, misal dengan menyikat gigi bersama, membacakan dongeng, atau mendengarkan lagu tentang kesehatan gigi dan mulut.
Pilih sikat gigi dan pasta gigi anak yang menarik perhatiannya, kemudian ajarkan anak cara menyikat gigi dengan benar. Lakukan kebiasaan menyikat gigi rutin dua kali sehari, yakni pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Kenalkan juga dengan kebiasan flossing yang berfungsi membersihkan sisa makanan di sela-sela gigi yang sulit dijangkau. Jika anak sudah menginjak usia 6 tahun, Anda juga bisa mengajarkan penggunaan obat kumur.
Perlukah anak periksa ke dokter gigi?
Beberapa langkah pengobatan dengan obat medis dan alami di atas umumnya berfungsi untuk meredakan rasa nyeri yang ditimbulkan. Jika nyeri akibat gusi bengkak tidak berangsur hilang dan malah bertambah parah, sebaiknya segera bawa anak untuk berkunjung ke dokter gigi.
Dokter gigi akan melakukan wawancara medis untuk mengetahui kondisi anak, jadi pastikan Anda menjelaskan sedetail mungkin.
Kemudian pemeriksaan fisik akan dilakukan guna menentukan penanganan yang tepat sesuai masalah yang anak alami, seperti tambal gigi, cabut gigi, scaling, atau perawatan saluran akar (root canal treatment).
Selain itu, dokter juga bisa meresepkan obat sakit gigi dan antibiotik apabila kasusnya ringan sehingga tidak memerlukan prosedur medis.
Apabila gusi bengkak pada anak sudah teratasi, penting untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut. Disarankan juga untuk melakukan pemeriksaan gigi rutin ke dokter setiap 6 bulan sekali, agar kondisi mulut dan gigi anak dapat terpantau dengan baik.