Fobia

Selama ini banyak anak sekolah mulai SD sampai SMA bahkan mahasiswa yang dipilih sekolah untuk mengikuti oliampiade dalam segala bidang spt matematika, fisika, biologi, kimia, bahasa Inggris, dll. mulai dari tingkat kabupaten/kotamadya, provinsi, nasional, bahkan internasional. Adikku dulu pernah ikut lomba matematika SD sekota dan juara 3. Tapi ada anak SMA bisa menang oliampiade tingkat internasional. Jadi apakah siswa yang dipilih ikut oliampiade adalah siswa yang sering juara kelas? Apakah juara kelas belum tentu bisa ikut oliampiade? Kalo juara kelas hanya mengalahkan teman2 sekelasnya, tapi ikut oliampiade itu harus mengalahkan semua sekolah mulai dari tingkat kabupaten/ kotamadya, provinsi, nasional, bahkan internasional? Dulu guru SD saya bilang sekelas tidak ada yang bisa ikut oliampiade. Jadi apakah kalo ikut oliampiade harus genius? Karena ada anak yang hanya belajar sebentar sudah bisa semua. Lalu kalo ikut lomba koor antar sekolah sekota, provinsi, nasional, bahkan inte

Waktu masih kecil sering baca cerita Cinderella dan puteri2 kerajaan lainnya yang cantik2 sehingga saya merasa seperti mereka sehingga maunya dimanja dan diistimewakan. Memang dari neneknya nenekku itu ada darah bangsawan Sunda Raden tapi sekaligus juga primitif. Jadi punya kepribadian ganda. Akhirnya ketika mulai remaja banyak TEMAN yg mengeluh tentang saya karena dianggap perilaku tidak baik. Ada TEMAN pria mau PDKT saya bersikap kasar, tapi mudah jatuh cinta kepada orang yang baik meskipun hanya anggap TEMAN atau saudara saja. Apakah itu termasuk Cinderella syndrome? Lalu dalam komunitas rohani maupun kerja dan kuliah dulu merasa paling cantik sendiri krn berkulit paling putih tapi wajah ada ciri Veddoid dan Somalia. Saya tdk menyadarinya. Di komunitas kampus dan kerja OK, tapi di komunitas rohani orang anggap narsis shg tdk disukai teman2 termasuk teman2 pria juga. Setelah menyanyi banyak lagu kebangsaan negara-negara di YouTube IG FB barulah sadar yg plg cocok lagu2 kebangsaan

Selama ini saya sering cemas dan sedih tapi tdk bisa menangis karena malu kalo menangis di depan orang lain. Kecuali kalo di tempat sepi dan melihat adegan sedih di bioskop baru bisa ikut menangis kalo bnyk yg juga menangis dan ruangan gelap shg tdk ketahuan orang lain. Tapi ketika ayahku meninggal saya tdk bisa menangis. Jadi apa penyebab orang tdk bisa menangis meskipun sedih dan cemas, kalo saya krn malu menangis di hadapan org lain? Sehingga malah jadi galak dan agresif kalo cinta tdk direspon shg bertepuk sebelah tangan. Akhirnya jadi curiga dan iri lihat orang pacaran sehingga tidak mau dtg ke pesta nikah saudara kecuali sudah punya calon yang tetap. Lalu suka kritik org pacaran krn iri bnyk temanku yg punya pacar sampai menikah, sehingga dianggap ikut campur urusan orang lain. Tapi saya tdk merasa bersalah. Lalu akhir2 ini karena bisa menjangkau semua range vokal dari nada yang rendah sekali sampai tertinggi sekali dan ada yg juga bisa spt saya, tapi pria semua wanita sptnya

Kalau saya merasa tidak diterima di komunitas A selalu pindah ke komunitas B, kalo tidak diterima lagi pindah ke komunitas C, dst. Tapi mudah tergiur dgn iming2 love scammers shg rugi 30 juta lebih. Kalo cuma dibilang menang lomba hadiah besar tapi suruh bayar dulu kalo saya tdk prnh ikut lomba dan tdk kenal saya abaikan. Di komunitas medsos juga sering cekcok krn dianggap pikiran tdk masuk akal shg sering blokir orang. Jadi sebetulnya pemikiran apa yang masuk akal dan tidak masuk akal. Apakah pelarian itu termasuk gangguan jiwa? Itu krn saya sering gagal pacaran maka menghalalkan segala macam perbuatan agar dpt perhatian dan dicarikan jodoh. Apakah itu masuk akal? Tapi kalo coba dikenalkan tdk mau kalo tdk sesuai dengan kriteria saya. Apakah itu juga menghambat jodoh? Bnyk org bilang saya tdk usah nikah spy tdk buat masalah dgn keluarga baru. Jadi sering berbuat onar agar cari perhatian dan orang kasihan lalu carikan jodoh buat saya. Apakah itu bisa diterima dgn akal sehat? Jadi pe

Sejak kecil saya sering baca cerita Cinderella dan puteri2 kerajaan lainnya yang cantik2 terakhir Pocahontas sehingga akhirnya larut dalam dunia mereka. Akhirnya saya setiap kali dikenalkan orang tidak mau kecuali seperti Cinderella dapat pangeran yang tampan, kaya, pintar. Apakah itu juga termasuk Cinderella syndrome dan tidak bisa membedakan fantasi dan realita. Kalau saya bilang ingin dapat anak pejabat ortu bilang saya seperti katak merindukan bulan. Apakah itu juga tidak bisa membedakan fantasi dan realita? Di komunitas apa saja baik online maupun offline sering dianggap orang pengacau, tidak realistik, bikin orang bingung atau muak, pikiran out of the box, imajinasi dan fantasi liar. Apakah itu juga tidak bisa membedakan fantasi dan realita? Saya lulusan S-1 Sastra Inggris S-2 Pendidikan Bahasa Inggris jadi pikiran penuh dengan fantasi agar bisa membahas dan membuat karya sastra spt puisi, novel, drama dan skripsi thesis berbau novel politik dan saya bisa menjawab semua pertan