Fobia

Apakah itu pendidikan itu seumur hidup bukan cuma akademis saja? Jadi setelah tamat pendidikan sarjana bahkan pascasarjana dan tidak lanjut lagi tetap harus belajar untuk meningkatkan ilmu melalui bekerja, ikut seminar, diklat, kursus singkat, dpt sertifikat khusus, dll? Jadi apakah jadi guru dan dosen sekarang hrs lulus ujian sertifikasi? Apakah dosen tidak hanya memberikan kuliah saja tapi juga mendidik karakter mahasiswa? Kalo sudah rilis lagu di semua platforms apakah masih perlu les vokal lagi agar lbh mantap dan berijazah resmi yg diakui national dan international sampai level tertinggi? Tapi kalo punya bakat alami tentu lebih mudah latihan dan cepat bisa. Mengapa orang primitif bisa nyanyi merdu meskipun tanpa guru spt orang Maori, Pasifik, Afrika, dll terutama Maori shg lagu mereka dijadikan lagu kebangsaan dll? Apakah jarang orang yang punya bakat alami menyanyi lebih2 lagu kebangsaan negara-negara lebih dari seratus? Apa saja jenis pendidikan selain pendidikan akademik dan

Bagaimana ciri2 orang yang berjiwa altruisme? Apakah orang yang berjiwa altruisme umumnya tidak memikirkan diri sendiri dan mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi? Apakah orang yang berjiwa altruisme umumnya tidak berpikir untuk menikah? Dulu waktu saya pernah sekolah di SMA Katolik Bhakti Luhur pernah diberi baju perawat sosial warna putih dan kerudung putih dan pernah kerja sosial di Yayasan Pacaran Kasih. Sekarang sudah nyanyi 174 lagu kebangsaan negara-negara dan merilis 1 lagu Gospel ciptaan sendiri di semua platforms. Itu krn punya misi visi khusus untuk perdamaian dunia dan meningkatkan kehidupan religius melalui nyanyian. Jadi saya lebih mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi krn biarawati di SMA mengajari saya begitu. Sejak itu saya mulai jarang ikut pertemuan keluarga dan lebih suka jadi aktivis rohani krn BLM menikah. Biarawati selama pendidikan tidak boleh bertemu keluarga. Jadi sejauh mana hubungan orang yang altruisme dengan keluar

Sejak Ultah saya September lalu saya mulai tidak menstruasi lagi sampai sekarang. Apakah sudah mulai menopause? Psikiater mengatakan demikian. Usiaku hmpr 50 tahun. Akhir2 ini setelah mulai tidak menstruasi sering stres dan depresi saat bangun tidur, sering tidak makan, sering merasa kesepian karena belum menikah, mudah tersinggung, iri dgn orang pacaran, suka mengkritik nyanyian orang setelah jadi artis musik dan jor2an termasuk lagu Gospel, rasialis thp etnis Tionghoa krn justru lingkungan mereka yang sering mengucilkan saya tanpa alasan yg jelas. Tapi itu krn sejak muda coba dikenalkan org baik2 tdk mau kalo tdk ganteng kaya pintar dan mengharapkan sesuatu yg tdk mgkn spt ingin JD spt Cinderella, dll. Akhirnya malah kena love scammers rugi 30 juta lebih dan 3 kali pacaran gagal semua shg org tdk mau kenalkan lagi. Kalo dulu mau tentu sdh nikah dan punya anak dari muda usia 30-an. Serta krg kembangkan bakat nyanyi dan model krn sering cekcok dgn orang. Apakah itu juga gejala menop

Anak yang baru lahir disebut bayi. Bayi itu sampai usia berapa tahun? Setelah itu balita. Lalu usia 6-12 tahun disebut anak-anak. Mulai 13 tahun remaja, lalu pemuda, lalu dewasa muda, lalu setengah baya. Setelah itu lansia sampai meninggal. Tapi sekarang ini mulai ada perubahan jenis tingkatan usia. Dulu kalau 30 tahun ke atas belum menikah disebut perawan tua, baru nikah disebut telat nikah. Dulu kehamilan dibatasi sampai 30 tahun. Tapi sekarang umur 35 tahun dan lebih sampai menopause masih bisa hamil. Menikah di bawah 30 dianggap masih muda. Jadi sebetulnya usia remaja, pemuda, dewasa muda, setengah baya, dan lansia umumnya umur berapa saja? Karena sekarang ini usia di bawah 40 tahun bahkan 45 tahun masih dianggap pemuda atau dewasa muda. Dulu batasnya 30-35 tahun. Jadi Gibran yg usianya 36 tahun masih dibilang pemuda krn akan jadi cawapres 2024-2029. Usia saya hampir 50 tahun dan mulai gejala menopause. Jadi termasuk kategori apa? Apakah sudah termasuk lansia atau pra-lansia? Se

Setelah saya kena COVID 19 saya tdk sekuat dulu sebelum kena COVID 19. Mudah capai dan stres depresi bertambah, sebelum kena COVID 19 diagnosa borderline, waktu pakai BPJS Kesehatan diagnosis bipolar setelah kena COVID 19 diagnosa sempat hebephrenic skizofrenia tapi sekarang schizoaffective disorder depressive type. Shg kdg2 berpikir mati tdk apa2 toh BLM nikah dan punya anak kecuali kalo sdh nikah baru sayang suami dan anak. Sekarang tdk punya tanggungan apa2 malah JD beban org lain krn tdk bisa kerja keras spt dulu. Itu krn dulu dikenalkan orang tdk mau, tapi 3 kali pacaran gagal semua. Usia saya sekarang hampir 50 tahun apakah sudah termasuk lansia atau belum? Sudah mulai menopause. Apakah masa harapan hidup masih panjang atau semakin dekat kematian? Temanku yg usianya 10 tahun lebih muda daripada saya mati kena COVID 19 krn komplikasi tumor otak. Sedangkan saya CT-nya 24,59 termasuk berat dengan gejala sedang ke berat shg pasang selang oksigen seminggu 99%. Waktu itu saya pasrah

Ketika sekolah di SMA Katolik dulu, ibu asrama biarawati mendidik dengan keras, sebulan tidak boleh dikunjungi keluarga, setelah itu hanya boleh 2 minggu sekali itupun kalau dikasih ijin tergantung sikon yang ada. Tulis surat juga disensor krn hrs konsentrasi studi. Selain itu jika ingin jadi biarawati selama pendidikan tidak boleh bertemu keluarga dan setelah itu tidak selalu bertemu keluarga tergantung jadwal dan waktu luang. Sehingga keluarganya berkata sudah hilang. Boleh cuti ke rumah keluarga setahun sekali. Mereka juga tidak takut mati dlm menjalankan tugas misionaris toh tdk punya keluarga dan tidak punya tanggungan apa2. Akhirnya setelah lulus SMA saya jarang ikut acara keluarga dan jarang datang ke pesta pernikahan saudara apalagi kalo lagi ujian S-2. Jadi bagi saya mati adalah keuntungan krn tdk punya suami dan anak shg tdk ada tanggungan. Kecuali kalo sdh punya suami anak tentu lbh sayang nyawa krn ada tanggungan. Ibu biarawati juga berkata nikah boleh asal bahagia tdk p

Selama ini ada pepatah lebih baik berputih tulang daripada berputih mata atau lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai. Artinya lebih baik mati daripada menderita. Zaman dulu bnyk yang bunuh diri untuk mempertahankan kehormatan dan tidak mau dijajah. Orang Jepang umumnya bunuh diri kalau kalah atau menanggung malu spt tdk naik kelas bkn karena nilai rapor jelek tapi termasuk rangking bawah tidak dinaikkan kelas. Jadi sampai di mana pepatah di atas itu ada kebenarannya? Sekarang ini orang bisa bunuh diri kalau patah hati, dll. Orang yang menjadi pastor dan biarawati selama pendidikan tidak boleh bertemu keluarga sehingga banyak yang keluar kalau tidak tahan. Tapi yang berhasil juga sudah dianggap hilang dari keluarga krn dianggap bkn milik keluarga lagi tapi milik org bnyk spt paus juga demikian tdk boleh menikah. Biasanya jarang orang yg bisa begitu. Jadi mereka berani mati toh tdk punya keluarga. JD saya sdkt bnyk niru krn sampai sekarang BLM nikah dan tdk p