Fobia

Saya ikut lomba 5 kali juara menyanyi semua juara, lomba fotogenik 4 kali juara, dan lomba cipta puisi 2 kali juara. Jadi dapat 11 piala juga medali, sertifikat, piagam, sticker, dan souvenir. Lalu saudara dapat voucher makan 800 ribu shg menawari dan saya dan ibuku makan gratis tapi saya tidak mendambakan yang demikian meskipun voucher gratis, piala juara menyanyi tingkat nasional online kategori umum menyanyi, fotogenik, dan cipta puisi. Lalu jikalau menang lomba kreatif dan dapat hadiah uang 5 juta dipotong pajak, saya juga tidak gembira karena sebetulnya yg paling saya inginkan adalah jodoh karena sampai sekarang belum ketemu. Karena dulu saya bilang maunya cowok ganteng, pintar, kaya tapi banyak yang meledek ukur diri sendiri dulu. Karena saya juga merasa spt Manohara tapi bnyk yg mencela, hanya hmpr mirip 30% kecuali make-over. Orang bilang permintaan saya mengada-ada dan mengharapkan sesuatu yg tdk mgkn. Saya hanya menang fotogenik saja. Kalau tanpa make-up dibilang narsis ka

Ada coach yang cerita dulu dia tidak bisa nyanyi sama sekali tapi akhirnya bisa bersuara merdu. Ada orang yang takut jadi marketing tapi akhirnya bisa berhasil lewat pengembangan diri dll. Ada yang kurang bisa acting tapi akhirnya bisa jadi bintang film/sinetron. Ada yang kurang bakat menari tapi akhirnya bisa menjadi penari terkenal. Jadi apakah bakat bisa diasah meskipun bukan bakat alami. Saya dulu hanya mampu nyanyi 2-3 oktaf dan tidak bisa nada tinggi di atas angka not 7 titik satu di atas dan nada terendah belum diukur meskipun bakat rendah sudah alami dan dibilang merdu jadi sebetulnya sampai jongkok tetap keluar nada terendah. Itu karena kurang latihan setelah mulai remaja krn setelah remaja suara berubah tdk bisa nyentuh nada tinggi di atas not angka 7 titik satu di atas. Waktu kecil nyanyi lagu nada rendah tinggi bisa karena suara masih melar tapi kurang PD di depan kelas apalagi kalau batuk sehingga suara jadi serak. Tapi mulai SMP ikut mewakili sekolah lomba koor antar S

Umumnya secara garis besar salah asuhan orang tua yaitu over domination, over protection, over submission, rejection. Apakah saja dampaknya ketika anak sudah dewasa yang membuat orang lain tidak suka dan tidak nyaman? Apakah hal itu juga bisa jadi penghambat dlm mencari jodoh, kerja, pengembangan bakat dan talenta, dll? Jikalau orang ikut lomba apa saja seperti menyanyi, menari, menggambar, cipta puisi, fotogenik, memasak, olahraga, dll bahkan tingkat nasional atau international baik online maupun offline, apakah biasanya karena hobi atau untuk ajang cari bakat, dpt uang via medsos, ingin jadi professional, dan yg sudah jadi professional ingin terus mengembangkan talentanya semaksimal mungkin. Spt atlet yg sdh professional masih tetap ikut lomba oliampiade olahraga untuk bisa berprestasi di kancah internasional. Saya sudah 5 kali ikut kompetisi tingkat nasional online 5 kali juara menyanyi, 4 kali juara fotogenik, dan 2 kali juara cipta puisi. Apakah itu bisa jadi nilai plus dlm men

Kalau dulu biasanya dijodohkan sehingga sejelek2nya orang terpaksa menerima krn sdh dijodohkan begitu. Tapi justru nikah lebih langgeng daripada zaman sekarang yang lebih suka pilih sendiri dan tetap nikah tanpa restu keluarga. Kalau wanita pilih jodoh biasanya milih yang tajir, pintar, tampan, dll tapi belum tentu bisa dapat yang seperti itu karena orang spt itu juga milih wanita yang cantik, anggun, lemah lembut, keibuan, penampilan rapi dan modis, dll. meskipun pendidikan tidak sampai sarjana. Jadi biasanya kriteria pria dlm memilih jodoh bagaimana? Apakah harus bisa masak, perilaku normal, urus rumah tangga, dll meskipun tidak cantik dan pendidikan sarjana? Jadi saya sering iri lihat pria tampan tapi isterinya jelek shg sering saya teror sampai akhirnya kena love scammers baru stop. Tujuan saya menikah agar ada yang menafkahi shg tdk jadi beban keluarga dan teman2 dan tidak sebatang kara di hari tua. Dulu sdh berusaha dikenalkan orang tapi saya tdk mau kalo tdk tampan, pintar, k