Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Alergi binatang kucing dan anjing adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap penyebab alergi yang berasal dari kedua binatang tersebut. Pada kasus ini, pemicunya adalah kucing dan anjing yang sering menjadi hewan peliharaan.
Bagi mereka yang alergi, kontak dengan kucing dan anjing akan memicu reaksi dengan ciri-ciri yang sama seperti rinitis alergi. Orang dengan sistem imun yang lebih peka mungkin mengalami gejala asma seperti sesak napas dan suara napas yang nyaring (mengi).
Gejala alergi binatang akan berkurang bila Anda menghindari pemicunya. Namun, hal ini mungkin sulit karena pemicu alergi berasal dari peliharaan Anda sendiri. Pencegahan pun akan menjadi rumit apabila kucing peliharaan berkeliaran bebas di rumah.
Meski demikian, Anda dapat mengatasi gejala alergi dengan beberapa cara. Jika sulit menghindari pemicunya, ada pilihan pengobatan yang bisa Anda jalani. Pengobatan sebaiknya diawali dengan konsultasi ke dokter agar hasilnya lebih optimal.
Apabila Anda alergi terhadap kucing dan anjing, sentuhan atau berdekatan dengan kedua binatang ini dapat memicu reaksi alergi yang ditandai dengan:
Pada penderita asma, ada bahaya tersendiri yang muncul dari memelihara kucing. Anda mungkin akan mengalami gejala asma yang semakin parah berupa:
Pada beberapa penderita, ciri-ciri alergi binatang juga bisa muncul pada kulit. Gejala alergi pada kulit biasanya disebabkan karena sentuhan langsung antara kulit dengan zat pemicu alergi. Gejalanya yakni gatal-gatal (biduran), eksim, dan ruam kemerahan.
Sebagian besar gejala alergi kucing dan anjing mirip dengan gejala pilek biasa. Obat untuk pilek tentu tidak bisa mengatasi gejala ini karena pemicunya berbeda. Oleh sebab itu, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter bila gejala berlangsung hingga dua minggu.
Anda juga harus memeriksakan diri ke dokter bila gejala bertambah parah, misalnya hingga menutup lubang hidung atau menyebabkan susah tidur. Segera kunjungi rumah sakit bila Anda mudah sesak napas walaupun hanya melakukan aktivitas ringan.
Pada kasus yang langka, alergi binatang dapat memicu reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Reaksi berbahaya ini bisa menyebabkan sesak napas, penurunan tekanan darah secara drastis, pingsan, hingga kematian bila tidak ditangani dengan segera.
Alergi terjadi ketika sistem imun bereaksi terhadap zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Zat asing tersebut sebenarnya tidak berbahaya, tapi sistem imun justru keliru mengenalinya sebagai ancaman.
Zat pemicu alergi disebut alergen. Pada kasus alergi kucing dan anjing, pemicunya berasal dari protein dalam sel kulit mati, liur, urine, dan ketombe yang menempel pada badan atau bulu kedua binatang ini. Jadi, pemicu alergi bukan semata-mata bulu kucing atau anjing yang bertebaran.
Alergen dari badan kucing dan anjing sangat kecil dan ringan sehingga dapat melayang di udara selama berjam-jam. Partikel halus ini juga kerap menempel pada pakaian, perabotan berlapis kain, karpet, hingga seprai dan sarung bantal yang Anda gunakan setiap hari.
Saat Anda menghirup alergen, sistem imun merespons dengan mengirimkan antibodi serta berbagai zat kimia ke saluran napas dan paru-paru. Respons ini menyebabkan peradangan serta gejala alergi seperti bersin, hidung meler, dan tenggorokan gatal.
Alergi kucing dan anjing sangat umum dijumpai di belahan dunia mana pun. Anda bahkan tidak harus memelihara hewan untuk bisa mengalami kondisi ini. Studi terdahulu pun menunjukkan bahwa alergen dari binatang dapat menyebar di dalam dan luar rumah.
Alergen dalam rumah berasal dari binatang yang Anda pelihara. Sementara itu, alergen luar rumah berasal dari bulu hewan yang menyebar lewat sekolah, transportasi umum, hingga tempat bekerja yang tidak berhubungan dengan binatang.
Meskipun sangat umum, peluang Anda terkena alergi kucing dan anjing lebih tinggi bila Anda memiliki riwayat asma atau alergi lain dalam keluarga. Anak-anak yang tidak pernah bermain dengan hewan juga lebih rentan menderita alergi hewan ketika dewasa.
Dokter pertama-tama akan bertanya mengenai gejala yang Anda alami. Bagian dalam hidung Anda juga akan diperiksa untuk mencari tanda alergi berupa pembengkakan pada jaringan hidung atau perubahan warna jaringan menjadi pucat dan kebiruan.
Guna memastikan pemicu alergi, dokter biasanya melakukan tes alergi dengan cara tes tusuk kulit. Caranya, dokter akan meneteskan sedikit alergen ke lapisan teratas kulit lengan Anda, lalu menusuk lapisan kulit dengan jarum kecil. Dokter kemudian mengamati gejala yang muncul setelah 15 menit.
Jika Anda tidak bisa menjalani tes tusuk kulit karena suatu kondisi, ada pemeriksaan lain berupa tes darah. Tes ini membantu dokter mengenali antibodi penyebab alergi pada tubuh Anda serta seberapa sensitif sistem imun Anda terhadap alergen.
Langkah pertama untuk mengobati alergi kucing dan anjing adalah menghindari pemicunya. Jika Anda memelihara hewan di rumah, Anda mungkin akan disarankan untuk membatasi interaksi dengan mereka.
Mengingat alergen dari hewan hampir mustahil untuk dihindari, dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi obat alergi. Obat-obatan yang dapat membantu mengatasi alergi kucing yakni:
Berikut beberapa tips pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko alergi hewan, terutama kucing dan anjing.
Jika Anda seorang pencinta anjing dan memiliki alergi parah, Anda mungkin bertanya-tanya jenis anjing apa yang tepat untuk Anda. Memang tidak ada jenis anjing (breed) yang 100% hipoalergenik (tidak memicu alergi). Namun, ada breed yang memiliki “consistent and predictable coats” yang lebih cocok untuk penderita alergi.
Berikut adalah sebelas jenis anjing yang menurut para ahli anjing dianggap aman bagi orang-orang dengan alergi:
Bulu anjing dari breed tersebut tidak mudah rontok sehingga tidak banyak pemicu alergi di dalam rumah. Anda sebaiknya juga mempertimbangkan untuk memilih anjing dari breed murni karena bulu mereka lebih dapat diprediksi.
Hewan peliharaan memang memberikan kebahagiaan bagi pemiliknya. Akan tetapi, risiko alergi turut meningkat bila Anda memiliki riwayat alergi dalam keluarga atau terlalu sering membiarkan mereka berkeliaran di rumah.
Jika Anda merasa mengalami gejala alergi kucing dan anjing, coba periksakan kondisi Anda ke dokter untuk memastikannya. Batasi interaksi dengan hewan peliharaan Anda untuk sementara waktu dan ikutilah pengobatan yang dianjurkan hingga gejala membaik.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar