Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Alergi sinar matahari adalah istilah untuk menggambarkan fotosensitivitas. Fotosensitivitas adalah kondisi ketika kulit mengalami ruam kemerahan akibat reaksi alergi yang berlebihan setelah terpapar sinar matahari.
Hal ini dapat terjadi karena sistem imun mengenali kulit yang terkena sinar matahari sebagai senyawa asing yang berbahaya. Akibatnya, muncul reaksi alergi kulit, seperti ruam, gatal, dan kulit melepuh.
Reaksi alergi juga biasanya terjadi pada bagian V leher (tulang selangka sampai tulang dada), punggung tangan, sisi luar lengan, dan kaki bagian bawah.
Alergi matahari adalah kondisi yang cukup umum, tetapi tidak banyak orang yang melaporkannya. Alergi ini biasanya terjadi pada orang dengan kulit sensitif.
Pada beberapa kasus, reaksi pada kulit akan terjadi beberapa saat setelah terpapar panas matahari.
Jenis alergi yang berbeda akan menghasilkan reaksi gejala yang berbeda pula. Berikut ini beberapa jenis alergi sinar matahari yang perlu Anda kenali:
Jenis alergi ini terjadi akibat faktor keturunan. Actinic prurigo lebih sering dialami oleh penduduk asli Amerika.
Walaupun demikian, alergi matahari yang satu ini dapat memengaruhi semua kelompok ras dan gejalanya bisa dimulai sejak masa kanak-kanak dan remaja.
Photoallergic reaction umumnya dipicu oleh sinar matahari yang bereaksi dengan bahan kimia yang dioleskan pada kulit, seperti tabir surya atau parfum.
Obat atau salep yang diresepkan juga dapat menyebabkan kondisi ini, termasuk antibiotik (tetrasiklin dan sulfonamid). Kemunculan gejala alergi sinar matahari ini lebih lambat, yaitu satu hingga dua hari setelah terpapar panas matahari.
Dibandingkan jenis alergi matahari lainnya, polymorphic light eruption adalah jenis yang paling umum dan dikenal dengan keracunan matahari. Kondisi ini dialami sekitar 10-15% populasi warga Amerika Serikat dan kebanyakan diantaranya adalah wanita.
Pada daerah beriklim sedang, PMLE hanya terjadi di musim semi atau panas. Gejala alergi yang satu ini biasanya akan muncul beberapa jam setelah terpapar sinar UV.
Jika keracunan matahari termasuk kondisi umum, solar urticaria adalah jenis alergi yang cukup langka. Para penderitanya akan merasakan gatal di kulit hanya beberapa menit setelah terkena sinar matahari.
Kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita muda. Gejala alergi ini pun cukup bervariasi, mulai dari ringan hingga berat yang menyebabkan syok anafilaksis.
Umumnya, tanda dan gejala alergi kulit yang disebabkan panas matahari berupa kulit kering kemerahan. Namun, ciri-ciri orang yang mengalami alergi yang satu ini cukup beragam, tergantung pada jenisnya, yang di antaranya:
Beberapa gejala di atas biasanya hanya dialami pada bagian kulit yang terpapar sinar matahari. Tanda-tanda tersebut juga dapat berkembang dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah paparan pertama.
Jika tidak segera ditangani, alergi ini bisa menyebabkan penebalan kulit dan menimbulkan bekas luka. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami reaksi alergi yang disertai dengan gejala:
Tubuh setiap orang mungkin akan berbeda ketika mengalami reaksi alergi. Oleh sebab itu, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebab alergi dan bagaimana mengatasinya.
Hingga saat ini, para ahli masih belum mengetahui penyebab seseorang dapat terkena alergi sinar matahari. Namun, kebanyakan kasus menunjukkan bahwa keracunan matahari dapat menurun dalam keluarga (genetik).
Selain itu, penyebab dari alergi ini juga seringkali dikarenakan bahan kimia dalam obat-obatan, kosmetik, dan makanan, seperti:
Penyakit tertentu, seperti lupus dan eksim, juga membuat kulit penderitanya lebih sensitif terhadap cahaya.
Ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi matahari, meliputi:
Siapapun dapat mengalami alergi matahari. Namun, kondisi ini paling sering terjadi pada orang dengan kulit putih, terutama kelompok ras kaukasia.
Gejala alergi yang satu ini juga dapat dipicu saat kulit terkena zat tertentu dan kemudian terpapar sinar matahari. Zat-zat kimia yang ada di dalam parfum, desinfektan, dan tabir surya bisa jadi dalang dari masalah kulit ini.
Bagi Anda yang mengonsumsi obat tertentu, seperti antibiotik tetrasiklin, obat berbahan sulfa, dan penghilang rasa sakit (ketoprofen) mungkin perlu hati-hati. Pasalnya, obat-obat yang disebutkan disebut dapat menyebabkan kulit terbakar lebih cepat.
Para penderita penyakit kulit, seperti dermatitis, mungkin juga perlu lebih waspada karena kulit mereka lebih rentan terhadap alergi matahari.
Jika memiliki anggota keluarga yang mengalami alergi terhadap sinar matahari, Anda juga lebih berisiko terkena alergi ini.
Perlu diingat bahwa tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak terbebas dari penyakit ini. Anda masih perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut, terutama ketika mengalami gejala yang disebutkan.
Pada kebanyakan kasus, dokter mendiagnosis alergi matahari berdasarkan gejala yang muncul di kulit Anda. Namun, ada beberapa jenis tes kulit alergi yang dilakukan untuk memastikan penyakit ini yaitu sebagai berikut.
Uji cahaya ultraviolet (fototesting) adalah pengujian dilakukan untuk melihat bagaimana reaksi kulit terhadap panjang gelombang sinar UV. Panjang gelombang sinar UV yang diberikan menggunakan jenis lampu khusus yang berbeda.
Dengan menentukan gelombang cahaya mana yang menyebabkan reaksi, dokter lebih mudah mendeteksi jenis alergi mana yang Anda miliki.
Pengujian yang satu ini bertujuan untuk mendeteksi penyebab alergi dengan mengoleskan zat tertentu ke kulit sebelum terpapar matahari.
Hal ini dilakukan dengan bantuan koyo dengan kandungan zat penyebab alergi dan dipakaikan langsung ke kulit, biasanya ke bagian punggung.
Satu hari kemudian, salah satu bagian tubuh akan menerima dosis sinar UV dari lampu khusus. Jika reaksi hanya terjadi pada daerah yang terpapar, ada kemungkinan hal ini disebabkan oleh zat yang diaplikasikan.
Tes darah dan sampel kulit biasanya dilakukan jika gejala diduga disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya, seperti lupus. Sampel darah dan kulit (biopsi) yang diambil nantinya akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Pada dasarnya, obat alergi kulit yang disebabkan oleh panas matahari dilakukan berdasarkan jenis yang pasien miliki. Sebagian besar kasus alergi ini akan sembuh dengan sendirinya, tetapi tidak menutup kemungkinan Anda membutuhkan obat-obatan tertentu.
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan alergi panas matahari, dilansir dari Mayo Clinic.
Pada kasus alergi yang parah, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk terbiasa dengan sinar matahari secara bertahap. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan fototerapi.
Fototerapi adalah terapi yang menggunakan lampu khusus untuk menyinari area tubuh yang sering terkena sinar matahari. Terapi ini biasanya dilakukan beberapa kali dalam seminggu selama beberapa minggu.
Selain mendapatkan obat dan terapi dari dokter, Anda juga perlu memperhatikan gaya hidup menjadi lebih hati-hati. Berikut ini beberapa pengobatan rumahan dan pola hidup yang mungkin dapat membantu Anda mencegah alergi kulit yang disebabkan oleh panas matahari.
Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar