Kista ovarium adalah salah satu masalah kesehatan wanita yang umum terjadi. Kista sebenarnya bukan masalah serius karena dapat hilang sendiri, tetapi dokter bisa saja menyarankan Anda untuk mengangkat kista ovarium melalui prosedur operasi agar tidak mengganas.
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana prosedur operasi kista ovarium ini dilakukan? Apakah prosedur operasi ini mengharuskan wanita untuk angkat rahim? Berikut penjelasannya.
Berbagai jenis operasi kista ovarium
Kista ovarium pada umumnya bisa hilang sendiri dan tidak menimbulkan gejala. Dokter juga dapat meresepkan pil KB untuk mengempiskan kista sekaligus mengurangi risiko pembentukan kista baru.
Namun, pada beberapa kasus, kista bisa makin besar sehingga menyebabkan keluhan, seperti nyeri panggul, perut terasa kembung, sakit saat berhubungan intim, atau nyeri haid.
Bila kondisi Anda tidak makin membaik dan ukuran kista terus membesar, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani operasi kista ovarium.
Jenis operasi yang akan dokter rekomendasikan tergantung dari ukuran kista dan bagaimana tampilannya melalui USG.
Secara umum, ada dua jenis operasi untuk kista ovarium. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenisnya.
1. Laparoskopi
Laparoskopi adalah prosedur pengangkatan kista dengan laparoskop, yaitu alat khusus berbentuk tabung dengan lampu dan kamera di ujungnya.
Pada prosedur ini, dokter membuat sayatan kecil di perut, kemudian memasukkan laparoskop melalui sayatan tersebut.
Melalui alat ini, dokter dapat melihat bagian dalam perut dan organ panggul wanita, kemudian mengangkat kistanya.
Prosedur operasi kista ovarium ini lebih disukai karena minim rasa sakit dan waktu pemulihan yang cenderung lebih cepat.
Bahkan, beberapa orang bisa pulang pada hari yang sama atau keesokan harinya setelah operasi.
2. Laparotomi
Pada prosedur laparotomi, dokter akan membuat sayatan yang lebih besar di perut.
Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat langsung bagian dalam perut dan panggul serta mendapat akses yang lebih luas untuk mengangkat kista.
Biasanya, operasi ini dokter rekomendasikan jika kista dicurigai menjadi kanker.
Berbeda dengan prosedur laparoskopi, Anda perlu menginap di rumah sakit selama beberapa hari setelah menjalani operasi laparotomi.
Bagaimana kista bisa terbentuk di ovarium?
Kapan seorang wanita perlu menjalani operasi kista ovarium?
Ada beberapa kondisi yang biasanya mengharuskan seorang wanita untuk menjalani operasi kista indung telur ini.
Berikut adalah beberapa kondisi kista ovarium yang membutuhkan operasi.
- Kista semakin besar.
- Kista tidak mengecil atau terus tumbuh dalam dua hingga tiga siklus menstruasi.
- Menimbulkan gejala, seperti rasa sakit.
- Kista tumbuh di dua ovarium wanita.
- Kista tumbuh dan wanita (umumnya gadis) tidak pernah mengalami menstruasi atau telah melalui masa menopause.
- Dokter mencurigai kista telah atau akan berkembang menjadi ganas (kanker ovarium).
Adapun operasi ini bertujuan untuk mengangkat kista yang tumbuh sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Namun, melansir laman University of Michigan Health, operasi kista ovarium juga bisa dokter lakukan untuk memastikan diagnosisnya.
Apakah operasi kista ovarium juga perlu mengangkat rahim?
Operasi kista ovarium bisa dokter lakukan hanya untuk mengangkat kista.
Namun, pada beberapa kasus, dokter mungkin perlu mengangkat salah satu ovarium (ooforektomi) sehingga hanya tersisa satu ovarium.
Ovarium yang tersisa masih bisa melepaskan hormon estrogen dan progesteron serta memproduksi sel telur secara normal.
Dengan demikian, pasien masih bisa hamil, meski peluangnya menjadi lebih kecil.
Sementara pada beberapa kasus lainnya, kedua ovarium mungkin perlu diangkat.
Bila ini terjadi, dokter dapat memberi pilihan untuk menyimpan sel telur sebelum prosedur operasi dilakukan.
Sel telur ini bisa Anda gunakan suatu saat ketika sudah berencana memiliki momongan.
Selain cara tersebut, Anda bisa memiliki bayi dengan menanamkan sel telur yang disumbangkan ke dalam rahim Anda.
Anda bisa berkonsultasi kepada dokter mengenai cara yang tepat untuk memperoleh kehamilan.
Pada beberapa kasus lainnya, operasi kista ovarium juga bisa dilakukan bersamaan dengan mengangkat dua ovarium, tuba falopi, dan rahim (histerektomi total).
Umumnya, operasi pengangkatan rahim ini akan dokter rekomendasikan jika kista Anda telah berkembang menjadi kanker. Tujuannya untuk mencegah penyebaran sel kanker.
Operasi pengangkatan rahim ini bisa dokter lakukan dengan prosedur laparoskopi atau laparotomi. Jika operasi pengangkatan rahim ini dilakukan, Anda sulit untuk hamil lagi.
Namun, perlu Anda pahami, pilihan prosedur operasi kista ini tergantung kondisi masing-masing pasien.
Jadi, tidak semua operasi pengangkatan kista akan menyebabkan wanita kehilangan rahimnya.
Bagaimana perawatan setelah operasi kista ovarium?
Setelah menjalani operasi kista ovarium, ada beberapa langkah perawatan untuk membantu pemulihan, di antaranya berikut ini.
- Istirahat. Pasien biasanya disarankan untuk beristirahat selama beberapa hari hingga satu minggu setelah operasi.
- Hindari aktivitas berat. Pasien akan diminta untuk menghindari aktivitas berat seperti berolahraga selama 4—6 minggu.
- Pemantauan luka operasi. Jaga area luka operasi tetap bersih dan kering. Waspadai tanda-tanda luka infeksi, seperti kemerahan, bengkak, hingga nanah di sekitar luka.
- Hindari melakukan hubungan seksual. Sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual sampai dokter mengizinkannya.
- Kontrol pascaoperasi. Pastikan untuk mengikuti jadwal kontrol yang ditetapkan oleh dokter. Kontrol ini penting untuk memantau pemulihan dan menangani masalah yang mungkin timbul.
Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai prosedur ini. Anda juga perlu berkonsultasi kepada dokter mengenai bahaya kista ovarium yang Anda alami dan pengobatannya yang tepat.
Kesimpulan
- Dalam kasus tertentu, seperti ketika kista membesar atau menimbulkan gejala, dokter mungkin merekomendasikan operasi kista ovarium.
- Prosedur operasi ini tergantung pada ukuran dan jenis kista. Ada dua jenis prosedur yang umumnya dilakukan, yaitu laparoskopi dan laparotomi.
- Pengangkatan rahim biasanya hanya dilakukan jika kista telah menjadi ganas atau ada kondisi medis lain yang memerlukannya.
[embed-health-tool-ovulation]