Gangguan menstruasi merupakan kondisi yang dapat memengaruhi siklus haid pada wanita. Ini bukan hanya berdampak pada masalah fisik, tetapi juga kesejahteraan emosional dan sosialnya.
Kira-kira apa saja jenis gangguan menstruasi yang mungkin terjadi pada wanita dan apa yang menyebabkan kondisi ini? Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa itu gangguan menstruasi?
Gangguan menstruasi adalah istilah yang merujuk pada kelainan siklus menstruasi wanita.
Kelainan ini sangat bervariasi, mulai dari perdarahan berlebihan atau terlalu sedikit, nyeri hebat saat menstruasi, kacaunya siklus menstruasi, atau bahkan tidak haid sama sekali.
Pada wanita yang sehat, siklus menstruasi akan berlangsung dengan normal dan berhenti dalam waktu yang hampir sama setiap bulannya.
Gangguan yang dirasakan pun terkadang masih dalam batas wajar, seperti kram perut atau suasana hati mudah berubah.
Namun, beberapa wanita mungkin melewati siklus menstruasi yang disertai dengan gejala-gejala fisik maupun psikis yang cukup mengganggu, bahkan cenderung berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.
Sebenarnya, siklus menstruasi yang normal berbeda bagi setiap wanita. Siklus rutin menstruasi seseorang pun mungkin tidak normal untuk orang lain.
Penting untuk memahami tubuh Anda sendiri. Bicarakan kepada dokter apabila ada perubahan yang cukup mencolok pada siklus menstruasi Anda.
Seberapa umumkah gangguan menstruasi terjadi?
Jenis-jenis gangguan menstruasi
Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan menstruasi yang umumnya terjadi pada wanita.
1. PMS (Premenstrual Syndrome)
Jenis gangguan menstruasi yang paling umum terjadi pada wanita adalah PMS. PMS atau premenstrual syndrome biasanya terjadi selama 1—2 minggu sebelum haid dimulai.
Pada kebanyakan kasus, wanita akan mengalami berbagai gejala fisik maupun emosional. Namun, beberapa wanita mungkin mengalami gejala yang lebih sedikit atau bahkan tidak sama sekali.
Melansir Kids Health, ada beberapa gejala PMS yang umum terjadi, di antaranya perut kembung, mudah emosi, nyeri pada payudara, diare, jerawat, hingga sakit kepala.
2. Menorrhagia
Masalah haid umum lainnya adalah menstruasi berat atau dikenal juga dengan menorrhagia. Kondisi ini dapat menyebabkan wanita mengeluarkan darah kotor lebih dari menstruasi normal.
Selain mengeluarkan darah yang lebih banyak, menorrhagia juga dapat menimbulkan gejala lain.
Gejala tersebut misalnya perdarahan lebih dari 7 hari, mengganti pembalut terlalu sering (misalnya delapan kali atau lebih), serta munculnya gumpalan darah yang besar.
3. Amenorrhea
Berbanding terbalik dengan gangguan menstruasi sebelumnya, pada sebagian wanita mungkin akan melewatkan masa haidnya. Gangguan ini disebut dengan amenorrhea.
Selain tidak mengalami menstruasi, ada juga beberapa tanda yang dapat terjadi pada wanita, misalnya sakit kepala, nyeri pada area panggul, hot flashes, hingga keluarnya cairan dari puting.
Meski demikian, tidak semua amenorrhea adalah gejala penyakit. Ada pula kemungkinan bahwa menstruasi yang terhenti karena Anda sedang hamil. Untuk memastikannya Anda dapat menggunakan alat tes kehamilan.
4. Dismenore
Sebagian besar wanita pasti pernah merasakan kram perut sebelum atau selama menstruasi. Namun, beberapa di antaranya mengalami rasa sakit berlebihan yang berlangsung lebih lama. Kondisi ini disebut dengan dismenore.
Rasa sakit yang dialami ketika seseorang menderita dismenore terkadang juga disertai oleh kondisi pucat, berkeringat, lemas, serta kepala terasa ringan.
Meski demikian, tidak semua wanita tentu mengalami hal ini. Pasalnya, ada juga wanita yang hanya mengalami dismenore ringan, sehingga tidak mengganggu aktivitasnya.
5. Oligomenorea
Oligomenorea adalah salah satu kelainan haid di mana siklus haid Anda tidak teratur padahal Anda berada dalam usia subur.
Seorang wanita dikatakan mengalami oligomenorea bila jarak antara satu periode haid ke periode haid berikutnya berlangsung lebih dari 35 hari.
Selain itu, wanita dengan oligomenorea mungkin tidak mengalami haid sama sekali selama lebih dari 90 hari dan haid yang dialami kurang dari sembilan kali dalam waktu 1 tahun.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah kepada dokter Anda.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, periksakanlah diri Anda ke dokter atau layanan kesehatan terdekat.
Penyebab gangguan menstruasi
Gangguan haid dapat terjadi karena berbagai penyebab. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Kehamilan atau menyusui
Menstruasi yang terlewat dapat menjadi tanda awal kehamilan. Menyusui umumnya dapat menunda kembalinya haid setelah kehamilan.
2. Gangguan makan
Gangguan makan seperti anorexia nervosa atau tidak makan karena takut berat badannya naik menjadi salah satu penyebab gangguan menstruasi.
3. Penurunan berat badan ekstrem
Berat badan yang menurun drastis akibat kurang makan atau karena penyakit tertentu dapat menyebabkan gangguan menstruasi.
4. Olahraga berlebihan
Meskipun olahraga itu baik, tapi meningkatnya aktivitas fisik secara berlebihan dapat mengganggu menstruasi.
5. Polycystic ovary syndrome (PCOS).
PCOS yaitu gangguan sistem endokrin yang menyebabkan munculnya banyak kista pada indung telur. Kondisi ini dapat dilihat melalui pemeriksaan USG.
6. Kegagalan ovarium prematur
Ini merupakan kondisi di mana hilangnya fungsi normal ovarium sebelum usia 40 tahun. Wanita yang mengalaminya mungkin mendapatkan haid secara tidak teratur atau hanya sesekali dalam setahun.
7. Penyakit inflamasi panggul
Disebut juga dengan pelvic inflammatory disease (PID), kondisi ini merupakan infeksi pada organ reproduksi. Hal ini menyebabkan perdarahan menstruasi tidak teratur.
8. Fibroid rahim
Fibroid rahim adalah kondisi pertumbuhan uterus tanpa sifat kanker. Gangguan ini dapat menyebabkan menstruasi berlebihan atau periode haid yang lebih panjang.