backup og meta

Nefritis Interstisial

Nefritis Interstisial

Definisi

Apa itu nefritis interstisial?

Nefritis interstisial adalah penyakit yang menimbulkan peradangan dan pembengkakan pada ruang sekitar nefron. Nefron adalah unit terkecil penyusun ginjal yang terdiri dari pembuluh darah dan beberapa saluran penyalur zat buangan hasil penyaringan darah.

Masing-masing ginjal memiliki 200 ribu sampai 1,8 juta nefron. Setiap nefron berfungsi sebagai penyaring limbah sekaligus penyalur urine menuju ureter. Ureter merupakan saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.

Nefritis interstisial merupakan kondisi yang dapat terjadi pada semua kelompok usia, tetapi lebih umum ditemukan pada orang tua. Penyakit ini dapat berupa akut (muncul dengan cepat akibat suatu faktor) atau kronis (berlangsung menahun).

Sebanyak 10 – 15 persen kasus gagal ginjal disebabkan oleh peradangan pada nefron. Oleh sebab itu, langkah yang Anda lakukan untuk mencegah nefritis interstisial juga berperan penting dalam pencegahan gagal ginjal.

Gejala

Apa saja tanda dan gejala dari nefritis interstisial ?

Nefritis interstisial merupakan kondisi yang memiliki beberapa gejala tertentu. Sering kali, penderita bahkan tidak menunjukkan gejala apa pun sampai fungsi ginjal sudah sangat terganggu.

Gejala utama nefritis tahap awal meliputi demam dan ruam. Selain itu, urine mungkin mengandung sel eosinofil. Eosinofil merupakan sejenis sel darah putih dengan fungsi utama melawan parasit dan infeksi.

Jika tidak diobati, peradangan nefron lambat laun bisa menimbulkan gejala gagal ginjal berupa:

  • tubuh lesu,
  • mual dan/atau muntah,
  • gatal-gatal,
  • pembengkakan kaki, dan
  • rasa logam pada mulut.

Begitu infeksi sudah menyebabkan peradangan nefron, penderita biasanya mengalami gejala seperti:

  • demam,
  • menggigil,
  • nyeri punggung,
  • rasa panas saat buang air kecil,
  • susah buang air kecil,
  • nyeri saat buang air kecil (anyang-anyangan), atau
  • kencing berdarah.

Tekanan darah mungkin menjadi tinggi dan kadang-kadang sulit untuk dikendalikan.

Ada pula beberapa ciri dan gejala yang mungkin tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, segera konsultasikan kepada dokter.

Kapan saya harus menghubungi dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila mengalami salah satu dari keluhan berikut.

  • Terdapat darah dalam urine Anda atau Anda mengalami menggigil, demam, dan nyeri pinggang.
  • Mengalami ruam setelah memulai pengobatan baru, alergi terhadap penisilin atau antibiotik lainnya, serta memiliki efek samping obat.

Setiap orang dapat memiliki gejala atau kondisi yang beragam. Maka dari itu, selalu diskusikan dengan dokter bila Anda mencemaskan suatu gejala atau memerlukan informasi terkait metode diagnosis, pengobatan, dan perawatan terbaik bagi Anda.

Penyebab dan faktor risiko

Apa yang menyebabkan nefritis interstisial?

Nefritis interstisial umumnya disebabkan oleh reaksi terhadap obat-obatan, termasuk alergi antibiotik, obat antiradang, dan diuretik. Obat-obatan lain, dibarengi dengan infeksi bakteri dan virus, juga dapat menyebabkan penyakit ini.

Reaksi alergi terhadap obat-obatan lebih parah efeknya pada orang-orang lanjut usia. Kelompok usia ini bahkan tidak hanya berisiko lebih tinggi mengalami nefritis, tapi juga kerusakan ginjal permanen.

Sementara itu, nefritis interstisial yang bukan disebabkan oleh alergi mungkin memiliki kaitan dengan kondisi berikut.

  • Kadar kalium darah yang terlalu rendah.
  • Kadar kalsium darah yang terlalu tinggi.
  • Infeksi tertentu.
  • Pada kasus yang lebih langka, gangguan autoimun seperti lupus, sarkoidosis, dan sindrom Sjogren.
  • Faktor lain yang tidak diketahui.

Peradangan nefron non-alergi bisa bersifat kronis atau akut. Nefritis akut terjadi dalam waktu cepat akibat satu atau beberapa faktor yang disebutkan di atas.

Sementara itu, nefritis kronis biasanya berawal dari masalah kesehatan lain yang sudah berlangsung lama.

Apa saja yang meningkatkan risiko terjadinya peradangan nefron?

Lansia adalah kelompok yang berisiko tinggi mengalami nefritis interstisial. Ini karena lansia cenderung sering mengonsumsi obat-obatan, tapi kemampuan tubuhnya dalam menanggapi obat sudah jauh menurun.

Selain itu, faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya nefritis interstisial adalah:

  • pada orang dewasa, penyebabnya bisa karena konsumsi obat tanpa petunjuk dokter,
  • memiliki gangguan autoimun,
  • mengidap sarkoidosis, gangguan autoimun yang menyebabkan peradangan paru-paru, serta
  • pada anak-anak, penyebabnya bisa berkaitan dengan infeksi.

Diagnosis

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?

Dokter menetapkan diagnosis dari riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, tes darah, serta tes urine. Jika dicurigai terdapat masalah pada fungsi ginjal Anda, dokter akan membahas riwayat kesehatan dengan lebih rinci.

Dokter mungkin juga akan menganalisis riwayat pengobatan Anda melalui pertanyaan berikut.

  • Obat apa saja yang yang Anda konsumsi?
  • Seberapa sering Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut?
  • Sudah berapa lama Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut?

Jika masalah ginjal Anda disebabkan oleh efek samping atau penggunaan obat, Anda mungkin akan diminta untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut. Dalam banyak kasus, tindakan ini dapat mengembalikan fungsi ginjal dengan cepat.

Apabila penyebabnya bukan obat-obatan, dokter kemungkinan akan menyarankan pemeriksaan penunjang dengan ultrasonografi (USG). Prosedur ini memanfaatkan gelombang suara untuk mendapatkan gambaran kondisi ginjal Anda.

Untuk diagnosis yang masih tidak jelas, dokter juga dapat melakukan biopsi ginjal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan jarum khusus ke dalam ginjal untuk mengambil sampel jaringan. Sampel tersebut kemudian diperiksa di laboratorium.

Pengobatan

Apa saja pilihan pengobatan untuk nefritis interstisial?

Pengobatan nefritis interstisial bertujuan untuk mengobati gagal ginjal serta mengatasi masalah metabolisme yang berhubungan dengan gagal ginjal. Masalah metabolisme tersebut antara lain kalium darah yang rendah, kalsium yang tinggi, dan sebagainya.

Pengobatan akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien di bawah pengawasan dokter spesialis urologi. Jika penyebabnya adalah obat-obatan, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk menghentikan konsumsi obat tersebut.

Bila tubuh penderita tidak menanggapi pengobatan awal, obat kortikosteroid seperti prednison dapat diberikan untuk mengatasi radang. Namun, jika kortikosteroid tidak berpengaruh, obat yang lebih kuat seperti siklofosfamid dapat dicoba.

Bentuk pengobatan untuk infeksi tentunya juga berbeda. Dokter pertama-tama perlu mencari tahu jenis mikroorganisme yang menyebabkan infeksi. Setelah itu, barulah dokter dapat meresepkan antibiotik yang sesuai untuk Anda.

Pengobatan di rumah

Apa saja bentuk perubahan gaya hidup untuk mengatasi kondisi ini?

Berikut adalah berbagai perbaikan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi nefritis interstisial.

  • Berhenti mengonsumsi obat yang jelas menjadi penyebab peradangan nefron.
  • Selalu mengonsumsi obat-obatan sesuai resep.
  • Minum banyak air untuk mempercepat pengeluaran bakteri dari kandung kemih.
  • Tidak menahan kencing.
  • Membersihkan organ intim setelah buang air kecil dan berhubungan seksual.

Nefritis interstisial merupakan kondisi yang dapat menyebabkan peradangan akut atau kronis pada nefron.

Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi penyakit gagal ginjal.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Interstitial nephritis. (2020). Retrieved 14 December 2020, from https://medlineplus.gov/ency/article/000464.htm

Kidney Infection (Pyelonephritis): Prevention. (2019). Retrieved 14 December 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15456-kidney-infection-pyelonephritis/prevention

Finnigan NA, Bashir K. Allergic Interstitial Nephritis. [Updated 2020 Mar 18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.

Raghavan, R., & Shawar, S. (2017). Mechanisms of Drug-Induced Interstitial Nephritis. Advances in chronic kidney disease, 24(2), 64–71.

Versi Terbaru

08/01/2021

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

10 Ciri dan Gejala Khas Saat Mengidap Sakit Ginjal

Beberapa Gejala Infeksi Ginjal yang Perlu Anda Ketahui


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 08/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan