Gangguan pada telinga bisa terjadi pada siapa saja. Oleh sebab itu, Anda perlu menjaga kesehatan dan memeriksakan kondisinya secara berkala. Penyakit pada telinga bisa mengganggu aktivitas Anda bahkan menyebabkan gangguan pendengaran. Selain itu, masalah telinga juga bisa jadi pertanda gejala penyakit lain yang Anda alami.
Beberapa gangguan pada telinga yang umum terjadi
Melansir situs Health Direct Australia, beberapa penyakit pada telinga di bawah ini dapat memengaruhi kesehatan telinga dan pendengaran Anda.
1. Otitis media
Otitis media adalah infeksi atau radang pada telinga bagian tengah. Penyakit ini biasanya dimulai dari gejala pilek seperti sakit tenggorokan, hidung berair, dan demam.
Bila infeksi pilek menyebar ke telinga, tabung eustachius akan tersumbat oleh penumpukan cairan. Inilah yang menyebabkan peradangan pada telinga bagian tengah.
Penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak karena tabung eustachius yang menghubungkan antara hidung dan telinga cenderung lebih pendek.
Itulah sebabnya, anak-anak lebih rentan mengalami infeksi telinga ini pada satu atau kedua telinganya.
Gangguan pada telinga ini pada umumnya dapat sembuh dengan sendirian, namun untuk beberapa kasus dokter mungkin juga meresepkan antibiotik minum untuk pengobatannya.
2. Tinnitus (telinga berdenging)
Salah satu penyakit telinga yang umum terjadi adalah tinnitus atau telinga berdenging.
Anda mungkin akan mendengar bunyi-bunyian seperti bunyi menderu keras, ketukan, gumaman, sampai berdengung. Suara ini bisa terdengar terputus-putus atau terus-menerus.
Biasanya, tinnitus terjadi karena kerusakan pada ujung-ujung mikroskopik saraf pendengaran di telinga bagian dalam.
Salah satu penyebab nya adalah mendengar suara yang sangat keras dalam waktu lama. Namun, ini juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain, termasuk hipertensi bahkan tumor.
Kerusakan saraf pendengaran dan tinnitus sering terjadi bersamaan seiring dengan usia Anda yang semakin menua.
Untuk mencegah gangguan pada telinga ini, Anda disarankan agar selalu menjaga kesehatan telinga serta melindunginya dari suara yang terlalu keras.
3. Swimmer’s ear (telinga perenang)
Telinga perenang yang juga dikenal sebagai otitis eksterna adalah infeksi pada telinga bagian luar yang disebabkan oleh adanya air yang terjebak dalam saluran telinga.
Air tersebut membuat saluran telinga menjadi lembab sehingga memungkinkan bakteri berkembang biak.
Dalam kondisi yang parah, lapisan kulit dalam telinga bisa membengkak, menyebabkan iritasi, dan infeksi.
Gejalanya berupa gatal, pendengaran teredam, serta nyeri pada telinga bagian luar yang semakin mengganggu saat mengunyah.
Gangguan telinga ini biasanya terjadi pada para perenang, tetapi sebenarnya bisa menimpa siapapun bila telinganya kemasukan air misalnya saat mandi.
4. Penumpukan kotoran telinga
Cairan telinga (earwax) atau juga biasa dikenal dengan serumen adalah komponen yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar khusus di bagian luar telinga.
Earwax ini bertujuan untuk menjebak partikel debu atau partikel kecil lainnya yang masuk ke telinga agar tidak masuk lebih dalam lagi sampai ke gendang telinga.
Normalnya, earwax akan menumpuk, mengering, dan keluar dengan sendirinya. Namun, bila menumpuk terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Terlalu sering membersihkan telinga menggunakan cotton bud atau benda kecil lainnya menyebabkan kotorannya terdorong ke dalam sehingga menyebabkan masalah ini.
Oleh sebab itu, Anda perlu memerhatikan cara membersihkan telinga yang benar. Bila ada penumpukan kotoran, sebaiknya dibersihkan oleh dokter.
5. Glue ear
Glue ear terjadi ketika cairan di dalam telinga menjadi kental seperti lem. Ini terjadi bila cairan sering terjebak di telinga hingga mengental.
Kondisi ini biasanya terjadi bila Anda mengalami infeksi telinga bagian tengah (otitis media) yang berulang-ulang.
Mengutip Health Direct Australia, glue ear merupakan penyakit telinga yang lebih sering terjadi pada anak-anak, mengingat anak lebih mudah terkena otitis media daripada orang dewasa.
Gejalanya berupa sulit mendengar dengan baik, sulit menyeimbangkan tubuh, susah tidur, telinga terasa tertekan, dan menjadi lebih rewel.
Gangguan telinga ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Kondisi ini juga dapat memengaruhi pendengaran, ucapan, pembelajaran, dan perilaku.
Bila Anda atau anak Anda dicurigai mengalami hal ini, segeralah memeriksakannya ke dokter.
6. Telinga tersumbat
Kondisi ini terjadi ketika saluran eustachius tersumbat sehingga menyebabkan telinga terasa tertekan. Hal ini juga dapat menyebabkan rasa sakit dan pendengaran teredam.
Masalah telinga ini dapat disebabkan oleh kondisi apa pun yang menyebabkan penyumbatan pada area sinus, termasuk pilek, flu, sinusitis, alergi, atau iritasi karena menghirup asap.
Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan perawatan melalui hidung karena ia memiliki saluran ke telinga.
Penanganan yang bisa dilakukan yakni dengan menggunakan inhaler yang mengandung dekongestan untuk dihirup, mencuci hidung, serta menggunakan humidifier (pelembab ruangan).
Selain itu, sebaiknya Anda menghindari asap rokok dan asap lainnya yang bersifat iritasi. Bila kondisi ini terjadi karena alergi, Anda bisa mengonsumsi obat antihistamin.
Telinga tersumbat juga umum terjadi saat bepergian, terutama di pesawat terbang. Ini karena perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.
Untuk menghindari gangguan telinga ini, cobalah menggerak-gerakkan rahang, mengunyah permen karet, atau menghirup inhaler.
7. Telinga mengeluarkan cairan
Biasanya cairan yang keluar dari telinga adalah berupa earwax (cairan telinga), ini adalah normal.
Namun, bila cairan yang keluar tidak biasa, misalnya terlalu kental, berupa lendir, nanah, atau bercampur darah, bisa jadi Anda sedang mengalami masalah tertentu di telinga.
Bila ini terjadi, bisa jadi Anda sedang mengalami penyakit infeksi di telinga bagian tengah atau cedera pada telinga.
Cedera bisa terjadi bila Anda memasukkan cotton bud terlalu dalam, perubahan tekanan atau mendengar suara yang terlalu keras.
Pada umumnya, gangguan pada telinga ini bisa sembuh dengan sendirinya atau memerlukan antibiotik yang diminum, terutama pada anak-anak.
8. Telinga kemasukan benda asing
Masalah telinga juga sering terjadi bila ia kemasukan benda asing, seperti serangga atau kerikil kecil. Gejalanya dapat berupa pendengaran terganggu dan nyeri.
Sebaiknya Anda tidak melakukan sembarang cara untuk mengeluarkan benda asing dari telinga. Pasalnya, bisa jadi hal itu malah justru semakin mendorongnya ke dalam.
Selain itu, hindari memasukkan alat-alat tertentu ke dalam telinga karena bisa jadi akan semakin melukainya.
Bila semakin mengganggu, prosedur irigasi telinga yang dibantu oleh dokter bisa jadi pilihan jika benda tersebut tidak kunjung keluar.
Bila telinga kemasukan serangga, Anda baru bisa mengeluarkannya bila ia sudah tidak bergerak.
Cobalah gunakan minyak hangat untuk membunuh serangga tersebut.
9. Gendang telinga berlubang
Gendang telinga berlubang ditandai dengan adanya lubang di gendang telinga Anda. Biasanya, ini terjadi karena infeksi, suara keras, atau cedera.
Dalam kasus yang jarang, gangguan pada telinga ini dapat terjadi saat pesawat lepas landas dan mendarat.
Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena penyakit telinga ini umumnya sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan masalah apa pun.
Lubang tersebut bisa tertutup kembali seiring waktu.
Namun, jika lubangnya cukup besar, Anda mungkin akan mengalami gangguan pendengaran dan bisa saja menyebabkan infeksi berulang dan telinga mengeluarkan cairan.
Terkadang, tindakan operasi diperlukan untuk memperbaiki lubang dan menghindari infeksi berulang yang terjadi saat air masuk ke telinga tengah.
10. Labirinitis
Labirinitis adalah penyakit infeksi di telinga bagian dalam yang menyebabkan peradangan. Ini dapat terjadi ketika pilek, flu, atau bila infeksi telinga tengah menyebar ke telinga bagian dalam.
Gangguan telinga ini dapat memengaruhi pendengaran dan keseimbangan seseorang, menyebabkan pusing, mual, vertigo, dan terkadang masalah penglihatan.
Labirinitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus dengan bisa muncul tiba-tiba dan tanpa peringatan.
Masalah telinga ini dapat bertahan selama beberapa minggu sebelum menghilang dengan sendirinya.
Namun, bisa jadi Anda mengalami gejala jangka panjang, komplikasi penyakit, atau gejalanya muncul kembali ketika tiba-tiba menggerakkan kepala.
Untuk mengatasinya, Anda bisa mengonsumsi obat antihistamin untuk meredakan gejala seperti mual atau pusing.
Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik bila labirinitis disebabkan oleh infeksi bakteri.
11. Penyakit Meniere
Penyakit Ménière adalah penyakit pada telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan bagian pendengaran dari telinga bagian dalam.
Gangguan telinga ini bersifat jangka panjang yang dapat terus memburuk seiring waktu. Ini paling sering dialami oleh orang berusia 20-60 tahun dan sangat jarang menimpa anak-anak.
Orang yang menderita penyakit ini akan mengalami gejala vertigo seperti pusing dengan sensasi berputar, linglung, dan merasa seperti mabuk.
Anda juga mungkin mendengar suara dering, menderu atau berdengung di dalam telinga, serta penurunan pendengaran secara tiba-tiba.
Semua gejala ini dapat terjadi secara tiba-tiba dalam waktu bersamaan. Ia dapat berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam.
Diperlukan satu atau dua hari agar gejalanya benar-benar hilang dan penderita sering merasa lelah setelah serangan.
Kondisi ini biasanya dimulai pada satu telinga, kemudian dapat menyebar ke kedua telinga seiring waktu.
Sayangnya, masalah telinga yang satu ini tidak ada obatnya, tetapi Anda tetap bisa mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi vertigo dan mual yang ditimbulkannya.
12. Hilang pendengaran
Hilang pendengaran merupakan kondisi yang menyulitkan Anda untuk mendengar ucapan orang lain dan suara-suara lainnya.
Ada berbagai jenis kondisi hilang pendengaran, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Ada yang bersifat sementara, dan ada pula yang bersifat permanen.
Berikut beberapa jenis gangguan pendengaran.
- Gangguan proses auditori, yaitu bila otak tidak dapat memproses suara.
- Gangguan pendengaran konduktif, yaitu masalah dengan telinga bagian luar atau tengah yang disebabkan oleh kotoran telinga, infeksi, atau otosklerosis.
- Gangguan pendengaran sensorineural, yaitu ketika koklea telinga dan/atau saraf pendengaran rusak. Kondisi ini umumnya bersifat permanen.
- Gangguan pendengaran campuran, yaitu kombinasi antara gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural.
Hilang pendengaran dapat terjadi pada usia berapapun, bila Anda mengalaminya sebaiknya segera periksakan ke dokter.