Banyak orang yang hanya tahu bagaimana cara berhubungan seks dan kenapa seks rasanya enak, tapi mungkin tidak tahu apa saja yang terjadi secara fisik ketika kita sedang sibuk menjalaninya. Psstt.. Cari tahu seperti apa reaksi tubuh saat seks di bawah ini.
Empat tahapan reaksi tubuh saat berhubungan seks
Kebanyakan orang mungkin hanya tahu seks sekadar memasukkan penis ke vagina sebelum akhirnya orgasme, yang mungkin diakhiri dengan tidur. Namun sebelum mencapai orgasme, tubuh akan lebih dulu melewati empat tahapan berikut yang disebut dengan siklus respons seksual. Istilah ini diperkenalkan oleh William Masters dan Virginia Johnson, dua orang terapis seks terkemuka.
Siklus ini tidak hanya dialami oleh orang-orang yang terlibat dalam seks penetratif (baik itu vaginal, anal, oral), namun juga terjadi saat masturbasi dan selama foreplay. Keempat fase berurutan inilah yang mengantarkan Anda pada kepuasan setelah berhubungan seksual. Tidak ada batasan jelas di mana suatu tahap dimulai dan berakhir, karena semua ini menjadi bagian dari proses yang berkelanjutan. Baik pria maupun wanita melalui empat fase tersebut, tapi yang membedakan hanyalah waktu.
Lantas, apa saja keempat fase tersebut? Mari kita kupas satu persatu.
Fase 1: rangsangan
Foreplay biasanya dimulai di fase pertama ini. Fase pertama bisa memakan waktu 10 – 30 detik setelah rangsangan seksual yang pertama, dan dapat berlangsung hingga beberapa menit sampai beberapa jam.
Rangsangan seks memicu otak untuk melepaskan hormon yang membuat jantung berdebar lebih cepat dan melebarkan pembuluh darah tubuh. Sebagai akibat pelebaran pembuluh darah ini, tekanan darah dan pernapasan juga ikut meningkat. Begitu pula dengan otot menegang, pupil mata membesar, puting menegang, dan kulit memerah.
Yang terjadi pada tubuh pria di fase ini:
Meningkatnya aliran darah saat Anda sedang terangsang membuat penis mulai menegang, testis membengkak dan buah zakar mengencang. Di saat ini, penis juga mulai mengeluarkan cairan pra-ejakulasi.
Yang terjadi pada tubuh wanita di fase ini:
Mirip dengan apa yang terjadi pada pria, aliran darah yang makin deras dalam tubuh wanita membuat vagina membengkak dan melebar, juga mulai “basah’. Klitoris juga akan membengkak di fase ini, seperti penis. Selain itu, payudara Anda menjadi lebih penuh dan bengkak.
Di saat yang sama, otak Anda berdua akan dibanjiri oleh hormon dopamin dan oksitosin. Dopamin, yang dilepaskan pertama kali, memicu motivasi untuk mencapai orgasme. Oksitosin yang datang selanjutnya membuat Anda merasa lebih ingin kelonan.
Fase 2: plateau (masa stabil)
Jika rangsangan masih terus berlanjut tanpa ada gangguan, Anda akan memasuki fase plateau. Di fase plateau, gairah yang Anda rasakan akan semakin memuncak dan terasa paling kuat. Biasanya pada fase ini Anda melakukan penetrasi, seks oral, atau aktivitas seksual lainnya yang cukup intens.
Yang terjadi pada tubuh pria di fase ini:
Testis mulai membesar dan tertarik ke arah tubuh. Penis ereksi sepenuhnya karena menerima aliran darah yang lebih banyak. Aliran darah yang meningkat di fase ini juga membuat kulit menjadi berwarna kemerahan, terutama muncul di perut, dada, bahu, leher, dan wajah yang seperti tersipu malu.
Napas semakin memburu dan detak jantung makin cepat. Otot paha, pinggul, tangan, dan pantat akan menegang. Semua reaksi ini timbul untuk menyambut orgasme.
Yang terjadi pada tubuh wanita di fase ini:
Pada fase ini, bibir vagina akan mengencang dan menyempit karena jaringan dinding vagina dipenuhi oleh darah. Hal ini pula yang membuat labia minora (bibir bagian dalam) berubah warna, meski agak sulit untuk dilihat. Bagi wanita yang belum pernah memiliki anak, bibir berubah dari merah muda menjadi merah cerah. Pada wanita yang sudah punya anak, warna berubah dari merah cerah ke ungu tua. Klitoris Anda juga menjadi sangat sensitif, bahkan mungkin terasa sakit jika disentuh.
Sama seperti pria, napas dan detak jantung wanita juga akan semakin cepat di fase ini. Diikuti oleh otot-otot paha, pinggul, lengan, dan pantang yang menegang untuk mempersiapkan tubuh mencapai orgasme.
Fase 3: orgasme
Orgasme adalah tahapan puncak dari keempat rangkaian respon siklus seksual. Tahapan ini juga merupakan fase tersingkat, karena biasanya hanya berlangsung selama beberapa detik saja (tidak lebih dari satu menit). Namun, sensasi kenikmatannya bisa bertahan selama beberapa menit setelah Anda turun dari klimaks.
Beberapa detik tepat sebelum orgasme, detak jantung, pernapasan, tekanan darah, dan ketegangan otot akan mencapai kapasitas tertingginya.
Yang terjadi pada tubuh pria di fase ini:
Cairan air mani mulai terkumpul di dalam bola uretra. Kondisi ini terjadi ketika seorang pria merasa yakin akan mengalami orgasme, sehingga kemudian penis mulai berkontraksi dan berlanjut ke ejakulasi.
Yang terjadi pada tubuh wanita di fase ini:
Orgasme wanita ditandai dengan terjadinya pengencangan otot pada sepertiga dinding vagina bagian depan dengan irama delapan ketukan persepuluh detik. Tidak hanya pada vagina saja, otot rahim nyatanya ikut berkontraksi walaupun cenderung tidak terasa. Pada beberapa wanita, orgasme juga bisa ditandai dengan keluarnya cairan ejakulasi vagina yang terasa seperti sedikit mengompol. Cairan ejakulasi wanita ini disebut dengan istilah squirting.
Baik pada pria dan wanita, kontraksi otot kaki dan tangan yang menegang sering kali meenyebabkan refleks mencengkeram.
Pada akhir orgasme, tubuh melepaskan hormon oksitosin dan dopamin yang membuat Anda dan pasangan merasa nikmat dan puas setelah berhubungan seks. Maka tak heran bila Anda merasa lebih intim dan ingin terus dekat dengan pasangan setelah selesai berhubungan seks.
Fase 4: pemulihan
Setelah melewati fase orgasme, Anda akan kembali ke kondisi semula. Fase ini biasanya berlangsung beberapa menit hingga setengah jam, atau bahkan lebih lama dari itu.
Yang terjadi pada tubuh pria di fase ini:
Otot-otot tubuh akan mulai kembali rileks. Bagian-bagian tubuh yang membengkak dan berubah warna juga perlahan kembali ke ukuran dan warna normalnya.
Penis akan kembali lembek seperti semula karena sudah tidak lagi menerima rangsangan, darah yang terjebak di penis untuk membuatnya ereksi akan kembali lagi ke jantung. Pria butuh waktu lebih lama untuk bisa kembali terangsang setelah pulih dari klimaks.
Yang terjadi pada tubuh wanita di fase ini:
Sama halnya dengan pria, otot-otot tubuh yang menegang dan bagian tubuh yang membengkak atau berubah warna akan kembali ke kondisi semula.
Meski begitu, wanita mungkin dapat mengalami orgasme berkali-kali tepat setelahnya jika masih terus menerima rangsangan seksual dari pasangannya.
Kelancaran berhubungan seks juga dipengaruhi oleh komunikasi intim pasangan
Nah, kini Anda sudah tahu seluk-beluk proses dalam tubuh saat berhubungan seks. Ini tentu bermanfaat untuk membantu Anda dan pasangan agar saling memahami dan menikmati proses tersebut hingga orgasme tiba.
Namun ingat, hal ini juga harus diimbangi dengan komunikasi yang baik antara Anda berdua. Dengan komunikasi yang intim dan jelas, Anda dan pasangan bisa saling mengarahkan, ke bagian tubuh mana yang ingin dipuaskan, mana yang ingin disentuh, dan gerakan mana yang disukai atau tidak disukai.
[embed-health-tool-ovulation]