backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Menahan Ejakulasi, Ini Efek dan Risikonya pada Tubuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 31/01/2023

Menahan Ejakulasi, Ini Efek dan Risikonya pada Tubuh

Sengaja menunda ejakulasi kerap dilakukan pria agar hubungan intim lebih lama. Menunda ejakulasi bisa dilakukan dengan mengontrol waktu terjadinya orgasme saat berhubungan. Namun, adakah risiko menahan ejakulasi?

Apa yang terjadi pada tubuh saat menahan ejakulasi?

Ejakulasi umumnya terjadi bila sudah mengalami orgasme. Saat ini terjadi, otak akan terstimulasi untuk mengirimkan sinyal agar penis ereksi.

Kemudian, vas deferens, yaitu saluran sperma, berkontraksi untuk mengeluarkan sperma yang matang dan mendorongnya ke pangkal penis.

Lalu, sperma akan masuk ke kelenjar vesikula seminalis dan bercampur dengan air mani. Bila ejakulasi, air mani akan dikeluarkan melalui uretra. 

Namun, ketika Anda menahan ejakulasi, air mani akan tetap tertahan di vesikula seminalis. Penis pun akan ereksi lebih lama.

Menunda ejakulasi tidak menyebabkan penumpukan air mani. Tubuh selanjutnya memecah air mani yang tertahan dan menyerapnya kembali.

Selain itu, kondisi ini tidak akan menyebabkan ejakulasi retrograde, yaitu kondisi saat air mani tidak bisa keluar dan memasuki kandung kemih. 

Namun, aliran darah yang deras dan membuat penis mengeras lebih lama bisa menimbulkan nyeri ringan dan rasa tidak nyaman.

Risiko menahan ejakulasi

risiko menahan ejakulasi

Studi terbitan Translational Andrology and Urology (2016) menemukan bahwa risiko menahan ejakulasi bisa menyebabkan hipertensi epididimis.

Hipertensi epididimis adalah nyeri skrotum setelah rangsangan berkelanjutan tanpa orgasme dan ejakulasi. 

Penyebab hipertensi epididimis adalah tingginya tekanan darah di sekitar alat kelamin. 

Saat ereksi, ada aliran darah yang berpusat pada penis dan skrotum sehingga mengeras.

Bila ejakulasi atau orgasme, aliran darah pun keluar dari penis dan skrotum untuk kembali menuju jantung, penis pun kembali rileks. 

Namun, menahan ejakulasi membuat darah tertahan di penis sehingga tekanan darah di sekitar organ intim meningkat. Lalu, timbullah nyeri.

Gejala lain hipertensi epididimis, yaitu:

  • rasa tidak nyaman pada organ intim,
  • skrotum terasa berat, dan
  • skrotum tampak kebiruan yang samar.

Meski begitu, skrotum yang tampak memar atau keunguan bisa jadi masalah serius, misalnya torsio testis.

Torsio testis terjadi ketika testis terpelintir sehingga aliran darah terhambat dan menimbulkan nyeri.

Apakah ini tanda ejakulasi tertunda?

Menahan ejakulasi berarti menahan munculnya orgasme dan pengeluaran air mani dan sperma. 

Dalam hal ini, seseorang bisa ejakulasi dengan normal, tetapi menahannya dengan sengaja.

Sengaja menunda ejakulasi berbeda dengan ejakulasi tertunda atau gangguan orgasme seperti anorgasmia.

Ejakulasi tertunda adalah kondisi penis tidak bisa ejakulasi.  Umumnya, orang dengan ejakulasi tertunda mungkin sulit mencapai orgasme saat berhubungan badan. 

Sementara itu, orang dengan anorgasmia kesulitan untuk mengalami orgasme dan membutuhkan stimulasi lebih untuk ejakulasi. 

Dua kondisi tersebut bukan sesuatu yang dilakukan dengan kesengajaan, melainkan kondisi medis yang memiliki penyebab tertentu.

Pria yang bisa mengontrol waktu ejakulasinya, biasanya bisa ejakulasi dengan normal, bahkan bisa mencapai orgasme hanya dengan masturbasi.

Cara menahan ejakulasi

Sengaja menahan atau menunda ejakulasi sebenarnya merupakan salah satu cara mengatasi ejakulasi dini.

Cara ini disebut juga dengan teknik pause-squeeze (jeda-penekanan). Berikut caranya.

  1. Lakukan stimulasi pada penis atau berhubungan badan hingga Anda merasa siap ejakulasi.
  2. Tekan ujung penis Anda, tahan tekanan tersebut hingga beberapa detik sampai dorongan untuk ejakulasi hilang.
  3. Bernapas dalam dan tahan beberapa detik agar refleks ejakulasi berhenti.

Menahan ejakulasi bisa dilakukan untuk ejakulasi dini sehingga berhubungan bisa dilakukan dalam waktu yang lebih lama.

Selain itu, cara ini juga bisa membuat orgasme lebih intens.

Namun, terlalu sering menunda ejakulasi justru menimbulkan risiko tertentu yang berisiko pada kesehatan organ intim. 

Ringkasan

  • Menahan ejakulasi dilakukan untuk memperlama ereksi dan menunda keluarnya air mani. 
  • Sengaja menunda ejakulasi bisa meningkatkan durasi hubungan intim dan menjadi solusi untuk mencegah ejakulasi dini.
  • Meski begitu, menahan ejakulasi bisa menyebabkan skrotum nyeri (hipertensi epididimis).

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 31/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan