Penggunaan alat kontrasepsi atau KB biasanya mulai dipertimbangkan setelah ibu melahirkan bayi. Keengganan untuk hamil sementara waktu sembari mengurus si kecil biasanya menjadi alasan penggunaan KB bagi ibu pasca salin atau persalinan.
Lalu, alat kontrasepsi apa saja yang bisa digunakan untuk mencegah kehamilan setelah melahirkan? Simak penjelasannya berikut.
Bisakah pakai KB alami setelah melahirkan?
Setelah selesai melahirkan dan memasuki masa nifas, Anda mungkin belum ingin hamil lagi terlebih dahulu.
Biasanya, KB alami yang dipakai para ibu setelah melahirkan yakni menyusui bayi dengan ASI eksklusif.
Menyusui ASI eksklusif kepada bayi untuk mencegah kehamilan dikenal dengan nama metode amenore laktasi.
Amenore laktasi termasuk metode kontrasepsi atau KB alami setelah melahirkan karena mengandalkan kerja hormon oksitosin.
Pelepasan hormon oksitosin yang meningkatkan produksi ASI tersebut dapat membantu menghambat kerja hormon yang bertugas untuk merangsang terjadinya ovulasi.
Semakin kecil kemungkinan proses ovulasi (pelepasan sel telur) terjadi, semakin kecil pula kemungkinan ibu untuk hamil lagi setelah melahirkan.
Selama masa tersebut ibu juga tidak mengalami menstruasi atau haid setelah melahirkan.
Ibu mungkin mengalami perdarahan normal usai melahirkan yang disebut sebagai lokia atau darah nifas.
Kapan bisa pakai alat KB setelah melahirkan?
Meski menyusui disebut-sebut bisa menjadi KB alami setelah melahirkan, tidak semua ibu mampu menjalani metode amenore laktasi tersebut.
Itulah mengapa biasanya ibu memilih pakai alat KB pasca melahirkan guna menunda kehamilan untuk sementara waktu.
Berbeda dengan kondisi tubuh sebelum hamil dan melahirkan, ibu yang baru melahirkan biasanya tidak langsung mengalami pelepasan sel telur kembali.
Butuh beberapa waktu sampai kesuburan tubuh ibu melahirkan kembali seperti semula.
Periode menstruasi tiap ibu yang baru saja melahirkan bisa berbeda-beda antara satu dan lainnya.
Secara rata-rata, periode menstruasi yang normal biasanya akan kembali dari 5-12 minggu setelah melahirkan
Sebelum haid atau menstruasi datang, masa subuh ibu mungkin sudah kembali dua minggu lebih dulu.
Jadi, jika Anda belum ingin hamil lagi usai melahirkan, sebaiknya Anda mulai mempertimbangkan kira-kira metode KB apa yang ingin digunakan nantinya.
Waktu mulai memakai alat KB setelah melahirkan mungkin akan berbeda bagi tiap ibu.
Hal ini tergantung dari kesiapan dan bagaimana rutinitas menyusui si kecil yang baru lahir.
Seperti yang sudah disinggung di awal, ibu yang memberikan ASI eksklusif dapat menunda kembalinya periode menstruasi lebih lama.
Namun, bila tidak ingin memberikan jarak untuk memiliki momongan lagi, sebaiknya Anda sudah mulai menggunakan KB sejak 3-4 minggu setelah melahirkan.
Ini dapat membuat Anda lebih tenang saat melakukan hubungan seks setelah melahirkan dengan pasangan.
Pentingnya menentukan jenis KB setelah melahirkan
Melansir dari laman NHS, sebelum Anda menentukan alat KB setelah melahirkan, sebaiknya ketahui dulu jenis-jenis yang tersedia.
Hal ini penting untuk dilakukan sejak awal sebelum memutuskan akan pakai KB pasca salin atau persalinan yang mana.
Bahkan, Anda bisa mengetahui KB yang cocok dipakai setelah melahirkan sesuai metode yang Anda jalani, entah melahirkan secara normal atau caesar.
Ambil contohnya bila menjalani proses melahirkan normal atau operasi caesar, pilihan pemakaian KB mungkin bisa disesuaikan berdasarkan kondisi tubuh Anda.
Jika Anda melahirkan di rumah sakit, Anda mungkin bisa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter apa metode KB yang sesuai bagi Anda setelah melahirkan.
Dokter mungkin juga akan bertanya kepada Anda pada pemeriksaan kelahiran setelah enam minggu melahirkan.
Dengan begitu, dokter dapat membantu menentukan KB yang cocok sesuai kondisi tubuh dan setelah proses melahirkan secara normal atau caesar yang Anda jalani.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika Anda sudah memikirkan sejak jauh-jauh hari mengenai kontrasepsi setelah melahirkan.
Bahkan, Anda juga bisa mempertimbangkannya sejak Anda hamil, sehingga Anda sudah memiliki jawaban yang tepat setelah Anda melahirkan.
Tidak hanya dengan dokter, Anda juga bisa mendiskusikannya dengan ahli medis profesional lain seperti bidan dan perawat.
Tentu Anda tahu bahwa tidak semua metode kontrasepsi aman bagi Anda.
Artinya, Anda harus bijak memilih KB apa yang sesuai dengan kondisi Anda pasca melahirkan atau persalinan nanti.
Hindari memilih KB yang mungkin kurang begitu cocok dengan kondisi tubuh Anda.
Kapan waktu mulai pakai KB berdasarkan jenisnya?
Anda bisa mulai memikirkan kapan menggunakan alat kontrasepsi pasca melahirkan sejak masih hamil.
Namun, biasanya waktu yang tepat untuk mulai menggunakan KB setelah melahirkan juga bergantung pada jenis KB yang akan Anda gunakan.
Pasalnya, berbeda alat KB, berbeda pula waktu penggunaannya.
Di samping itu, ada pertimbangan lain yang mungkin ingin Anda pikirkan.
Sebagai contoh, pertimbangan mengenai produksi ASI Anda yang membuat Anda harus lebih memerhatikan lagi kapan dan apa saja pilihan KB yang bisa digunakan nanti.
1. Pil KB kombinasi, cincin vagina, dan koyo KB
Jika Anda memilih untuk menggunakan pil KB kombinasi, cincin vagina, dan koyo KB, penggunaan KB ini dari 21 hari pasca melahirkan.
Namun, hal ini bisa dilakukan hanya bila Anda sedang tidak menyusui bayi.
Sementara itu, apabila ternyata Anda menyusui bayi, sebaiknya Anda menunggu waktu lebih lama untuk mulai menggunakan salah satu dari tiga alat KB tersebut setelah melahirkan.
Ini karena ketiga alat KB tersebut mengandung hormon sintetis, seperti estrogen.
Permasalahannya yakni hormon sintetis ini dapat memengaruhi produksi ASI di dalam tubuh Anda selama masa menyusui.
Itulah mengapa demi kesehatan Anda dan bayi, alangkah baiknya hindari menggunakan alat kontrasepsi ini sampai rutinitas menyusui benar-benar selesai.
2. Pil KB mini, KB suntik, diafragma, dan kap serviks
Jika Anda ingin menggunakan KB suntik, pil KB mini, diafragma, atau kap serviks, Anda bisa menggunakan salah satu alat kontrasepsi tersebut sekitar 6 minggu setelah melahirkan.
Kerja dari pil KB kombinasi memang dapat menghambat produksi ASI, tapi melansir dari Mayo Clinic, pil KB mini justru tidak masalah diminum ibu menyusui.
Keempat alat KB tersebut termasuk aman dan tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI Anda.
Oleh karena itu, keempat alat kontrasepsi ini termasuk KB yang aman untuk ibu menyusui.
3. KB IUD
Bila ibu berencana pakai KB IUD, waktu penggunaannya bisa berbeda lagi.
Jika Anda ingin menggunakan alat KB IUD (KB spiral), pemasangan KB ini bisa dilakukan segera setelah melahirkan.
Pemasangan KB IUD setelah melahirkan ini dilakukan agar Anda tidak perlu merasa nyeri berulang kali.
Cara ini juga termasuk salah satu cara yang praktis.
Di samping itu, IUD tidak akan mengganggu produksi ASI.
Namun, jika pemasangan KB IUD tidak langsung dilakukan usai melahirkan, bukan berarti Anda tidak bisa menggunakannya beberapa waktu setelahnya.
Anda bisa menunda pemasangan KB IUD dan baru bisa dipasang setidaknya 6-8 minggu setelah selesao melahirkan.
Tidak hanya melihat dari faktor menyusui, ukuran tubuh juga bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pemilihan alat KB.
Alat kontrasepsi yang akan Anda pakai setelah melahirkan harus bisa disesuaikan lagi dengan kondisi tubuh sekarang setelah hamil dan melahirkan.
Dengan demikian, alat KB yang bisa Anda pakai pasca persalinan mungkin dapat berbeda dengan alat KB yang biasa Anda pakai sebelumnya.
Agar menemukan jenis KB yang tepat untuk Anda, akan lebih baik jika Anda melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.
Selain itu, berdiskusi dengan dokter atau ahli medis profesional adalah salah satu cara terbaik untuk menentukan jenis KB yang paling sesuai.
Dokter tentu dapat membantu Anda memilih alat KB mana yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
[embed-health-tool-ovulation]