Jika Anda dan pasangan berencana menikah lalu memiliki momongan setelahnya, penting untuk melakukan tes kesehatan sebelum menikah atau premarital check-up.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Jika Anda dan pasangan berencana menikah lalu memiliki momongan setelahnya, penting untuk melakukan tes kesehatan sebelum menikah atau premarital check-up.
Yuk, simak beragam pemeriksaan yang dilakukan beserta manfaatnya pada pembahasan berikut ini!
Premarital check-up atau tes kesehatan pranikah adalah serangkaian pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sepasang calon suami-istri sebelum menikah.
Pemeriksaan medis ini bertujuan mengenali kondisi kesehatan, risiko, maupun riwayat masalah kesehatan yang dimiliki oleh masing-masing pasangan.
Hal ini akan membantu Anda dan pasangan melakukan upaya pencegahan serta penanganan masalah kesehatan sedini mungkin sebelum menjalani pernikahan.
Selain itu, tes kesehatan sebelum menikah ini juga membantu mencegah penularan penyakit kepada pasangan dan calon anak ke depannya.
Beberapa pasangan mungkin belum menyadari pentingnya tes pranikah. Padahal, kondisi yang seseorang alami bisa memengaruhi kehamilan dan kehidupan calon anak Anda nantinya.
Premarital check-up membantu menggambarkan kondisi kesehatan Anda dan pasangan. Hal ini bisa membantu Anda dalam membuat perencanaan sebelum menikah yang lebih matang .
Adapun, beberapa manfaat melakukan tes kesehatan sebelum menikah antara lain:
Thalasemia merupakan salah satu penyakit genetik yang bisa dicegah melalui tes pranikah. Penyakit ini terjadi saat sel darah merah tidak bisa membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan baik.
Bayi yang terlahir dari orang tua dengan masalah pada hemoglobinnya memiliki risiko besar terkena thalasemia. Kelainan ini bisa menyebabkan gangguan hati dan jantung pada anak.
Meski pemeriksaan kesehatan ini bisa dilakukan sebelum kehamilan, ada baiknya Anda dan pasangan melakukannya beberapa bulan sebelum menikah.
Hasil pemeriksaan dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan yang lebih baik, terlebih setelah mengetahui risiko kesehatan yang Anda dan pasangan miliki.
Secara umum, pemeriksaan pranikah berfokus pada penyakit infeksi, penyakit yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, dan penyakit bawaan yang mungkin diturunkan.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, berikut merupakan beberapa jenis pemeriksaan dalam cek pranikah yang perlu Anda dan pasangan lakukan.
Pemeriksaan darah lengkap atau complete blood count (CBC) akan memeriksa komponen di dalam darah guna mengetahui kesehatan seseorang secara umum.
Tes ini mampu mendeteksi sejumlah kondisi, termasuk anemia, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi, penanda sel darah tepi, tingkat hidrasi dan dehidrasi, dan polisitemia pada individu.
Selain itu, pemeriksaan darah lengkap juga bertujuan untuk mengetahui apakah orangtua berisiko melahirkan keturunan dengan thalasemia dan hemofilia.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus dan efeknya terhadap ibu dan bayi.
Jika calon pasangan Anda memiliki rhesus yang berbeda, misalnya Rh-negatif pada wanita dan Rh-positif pada pria, kemungkinan ibu akan mengandung anak dengan rhesus yang berbeda pula.
Kondisi ini berbahaya untuk kesehatan janin dalam kandungan. Darah ibu dapat merusak sel darah janin sehingga menyebabkan anemia dan gangguan perkembangan organ-organ vital janin.
Pemeriksaan gula darah sebelum menikah penting dilakukan untuk mengetahui risiko kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) pada diri Anda dan pasangan.
Hal ini diperlukan untuk mencegah timbulnya komplikasi diabetes selama kehamilan, termasuk kelahiran prematur, keguguran, dan bayi lahir mati (stillbirth).
Pemeriksaan urine atau urinalisis bertujuan untuk mendeteksi penyakit metabolik atau sistemik. Hal ini juga dapat dilakukan untuk mendeteksi gangguan pada organ ginjal.
Dokter akan menilai urine berdasarkan warna, tingkat kejernihan, jumlah, dan kandungan zat kimia yang terkandung dalam cairan urine yang dikeluarkan.
Salah satu cek kesehatan sebelum menikah yang wajib Anda dan pasangan lakukan ialah tes HIV/AIDS. Pemeriksaan ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah.
Tes HIV/AIDS diperlukan untuk mengendalikan dan mencegah penularan virus dari ibu kepada anaknya (mother-to-child transmission) saat berada dalam kandungan.
Tes medis ini dilakukan melalui uji VDRL atau RPR. Sampel darah akan diambil dan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi antibodi yang bereaksi terhadap bakteri penyakit sifilis.
VDRL bisa memberikan hasil postif yang salah terhadap sifilis bila seseorang juga menderita penyakit infeksi lain, seperti HIV, malaria, dan pneumonia saat pemeriksaan.
Tes HBsAg bertujuan untuk mendeteksi infeksi hepatitis B. Jika HBsAg menetap dalam darah selama lebih dari enam bulan, berarti Anda atau pasangan telah mengalami infeksi kronis.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencegah penularan virus hepatitis B, baik ke pasangan atau ke calon anak. Ini penting karena hepatitis B bisa menyebabkan cacat atau kematian selama kehamilan.
TORCH merupakan singkatan dari toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex, yang merujuk pada kumpulan penyakit yang menyebabkan kelainan dan gangguan saat hamil.
Infeksi akut TORCH saat hamil atau di atas empat bulan sebelum hamil berisiko menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, dan cacat bawaan pada bayi.
Tes kesehatan sebelum menikah dapat dilakukan di klinik, rumah sakit, maupun laboratorium pemeriksaan kesehatan swasta.
Harga premarital check-up relatif, tergantung dari tes apa saja yang dilakukan. Terlepas dari harganya, manfaat yang diberikan dari tes ini tentunya sangatlah besar.
Premarital check-up bisa Anda dan pasangan lakukan beberapa bulan sebelum menikah, setelah menikah, atau saat berencana memiliki anak.
Tidak hanya wanita yang akan menjadi calon ibu, tes kesehatan sebelum menikah pada pria juga perlu dilakukan guna mengetahui risiko masalah kesehatan dari masing-masing individu.
Jika Anda dan pasangan memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pemeriksaan medis ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan jawaban terbaik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar