backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Deteksi Sifilis dengan Tes VDRL: Cara Kerja, Hasil, hingga Risikonya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 28/10/2022

    Deteksi Sifilis dengan Tes VDRL: Cara Kerja, Hasil, hingga Risikonya

    Tes VDRL adalah salah satu pemeriksaan untuk mendiagnosis sifilis, yakni penyakit menular seksual yang bisa fatal jika tidak diatasi. Dokter biasanya akan meminta Anda menjalani tes ini setelah memeriksa gejala. Agar tahu lebih dalam, simak penjelasannya berikut ini.

    Apa itu tes VDRL?

    Tes venereal disease research laboratory (VDRL) adalah pemeriksaan dengan cara mengukur antibodi yang diproduksi tubuh Anda ketika bersentuhan dengan bakteri penyebab sifilis, yakni Treponema pallidum.

    Jadi, dalam membantu diagnosis sifilis, pemeriksaan ini bukan mendeteksi adanya bakteri Treponema pallidum pada tubuh Anda.

    Sebaliknya, tes VDRL akan mencari adanya antibodi yang merupakan respons tubuh terhadap antigen atau zat asing, dalam hal ini adalah bakteri penyebab sifilis.

    Tes VDRL atau VDRL test adalah pemeriksaan yang akurat untuk mendiagnosis sifilis. Jadi, Anda tak perlu mengalami gejala sifilis dulu untuk menjalani pemeriksaan ini.

    Kapan tes VDRL dibutuhkan?

    sifilis

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk skrining penyakit sifilis. U.S. National Library of Medicine menyebutkan bahwa tes VDRL dianjurkan dalam kondisi berikut.

    • Anda mengeluhkan tanda dan gejala sifilis atau penyakit menular seksual lainnya.
    • Anda menjalankan perawatan rutin pranatal selama kehamilan.

    Bagaimana prosedur tes VDRL?

    Tes dilakukan dengan mengambil sampel darah Anda, kemudian petugas akan mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa.

    Berikut ini langkah-langkah yang mungkin dilakukan petugas.

    1. Petugas akan meminta Anda duduk dengan nyaman.
    2. Selanjutnya, petugas kesehatan akan membersihkan area pengambilan darah di lengan Anda dengan cairan antiseptik.
    3. Lengan Anda kemudian akan diikat dengan tali elastis.
    4. Petugas akan menusukkan jarum suntik ke pembuluh darah vena Anda secara perlahan.
    5. Darah Anda kemudian dikumpulkan ke dalam wadah berbentuk tabung.
    6. Jarum suntik akan dicabut ketika petugas merasa sampel darah sudah cukup.
    7. Petugas akan menutup area lengan Anda yang disuntik dengan plester.

    Apa arti dari hasil tes VDRL?

    Tes VDRL dapat berarti positif atau negatif dengan penjelasan sebagai berikut.

    Negatif

    Hasil tes negatif berarti normal. Artinya, tidak ada antibodi yang melawan bakteri penyebab sifilis pada sampel darah Anda.

    Positif

    Jika hasil tes positif, kemungkinan Anda mengidap sifilis.

    Langkah selanjutnya untuk mengonfirmasi penyakit tersebut adalah dengan menjalani pemeriksaan FTA-ABS (tes sifilis yang lebih spesifik).

    Gejala Sipilis

    Positif palsu

    Kemampuan pemeriksaan VDRL untuk mendeteksi sifilis secara akurat tergantung pada stadium penyakit.

    Tes tersebut lebih akurat pada stadium menengah penyakit, tetapi kurang akurat pada tahap awal dan lanjut.

    Kondisi yang mungkin menyebabkan positif palsu adalah:

  • HIV/AIDS,
  • penyakit Lyme,
  • beberapa jenis pneumonia,
  • malaria, dan
  • lupus eritematosus sistemik.
  • Selain itu, tubuh tidak selalu memproduksi antibodi secara spesifik sebagai respons terhadap bakteri sifilis. Itulah mengapa tes ini tidak selalu akurat.

    Negatif palsu

    Seperti yang telah disebutkan, keakuratan tes ini dalam mendeteksi sifilis tergantung pada stadium atau tahap penyakit.

    Oleh karena itu, hasil yang diperlihatkan tak hanya bisa menunjukkan positif palsu, tetapi juga negatif palsu.

    Perlu diingat bahwa nilai normal berbeda-beda dari satu laboratorium ke laboratorium lain sehingga Anda perlu mendiskusikannya pada dokter untuk mendapatkan penjelasan spesifik.

    Apa yang terjadi setelah tes VDRL?

    Obat sipilis

    Jika tes VDRL menunjukkan hasil positif, Anda perlu melakukan pemeriksaan lanjutan yang disebut fluorescent treponemal antibody-absorption atau FTA-ABS.

    Setelah mengonfirmasi diagnosis penyakit sifilis, dokter mungkin akan mendiskusikan rencana pengobatan dengan Anda.

    Mayo Clinic menyebutkan bahwa obat sifilis untuk segala stadium atau tahapan adalah pensilin. Jika Anda alergi terhadap obat itu, dokter mungkin akan memberikan penggantinya.

    Selama menjalani pengobatan sifilis, Anda disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini.

    • Lakukan tes darah dan pemeriksaan berkala untuk memastikan Anda merespons dosis penisilin yang diberikan dokter.
    • Hindari kontak seksual dengan pasangan baru sampai pengobatan sifilis tuntas dan tes darah menunjukkan infeksi telah sembuh.
    • Beri tahu pasangan seksual tentang kondisi Anda agar mereka juga mendapatkan penanganan yang tepat.
    • Melakukan pemeriksaan untuk infeksi HIV.

    Apa saja risiko tes VDRL?

    Prosedur pengambilan sampel darah biasanya tidak berisiko atau memiliki risiko sangat kecil.

    Meskipun begitu, prosedur ini mungkin akan lebih sulit pada sebagian orang karena kondisi pembuluh darah mereka.

    Anda mungkin akan merasa sakit ketika petugas kesehatan atau dokter memasukkan jarum suntik pada pembuluh darah. Namun, rasa sakit itu akan hilang dengan segera.

    Selain itu, meskipun jarang terjadi, berikut merupakan risiko dari pengambilan sampel darah untuk tes VDRL:

    • perdarahan berlebihan,
    • pingsan atau merasa pusing,
    • menerima beberapa tusukan untuk menemukan vena,
    • hematoma (darah menumpuk di bawah kulit), dan
    • infeksi (sedikit risiko setiap kali kulit rusak).

    Sifilis merupakan penyakit yang sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan penyakit kelamin secara rutin.

    Jika mengalami gejala atau kekhawatiran apa pun terkait penyakit menular seksual, segera hubungi dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 28/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan