backup og meta

Sering Menguap? Ini 10 Hal yang Bisa Jadi Penyebabnya

Sering Menguap? Ini 10 Hal yang Bisa Jadi Penyebabnya

Pernahkah Anda merasa menguap berlebihan padahal sudah cukup tidur belakangan ini? Ternyata sejumlah kondisi kesehatan ringan bisa menjadi penyebab Anda sering menguap. Apa saja itu?

Frekuensi menguap yang normal

Rata-rata manusia dengan kondisi sehat menguap 5 – 10 kali dalam sehari. Namun, belum ada batasan berapa banyak menguap yang bisa dikatakan berlebihan.

Dalam beberapa kasus, orang dengan kondisi tertentu bisa menguap berlebihan hingga 100 kali dalam sehari.

Menguap umumnya terjadi sebagai respons rasa kantuk yang Anda alami. Tak heran, Anda sering melakukannya setelah bangun atau sebelum tidur.

Dikutip dari Sleep Foundation, menguap merupakan gerakan yang tubuh lakukan untuk mendinginkan suhu otak yang terlalu panas.

Saat menguap, secara alami Anda akan meregangkan rahang serta meningkatkan aliran darah ke leher, wajah, dan kepala.

Anda juga secara tidak sadar menarik napas dalam-dalam dan membuat cairan tulang belakang serta darah mengalir dari otak ke tubuh bagian bawah.

Hal ini membuat mulut terbuka lebar dan angin dari luar pun masuk mendinginkan otak.

Oleh karena itu, seseorang akan lebih sering menguap ketika berada di tempat bersuhu panas ketimbang tempat dingin.

Selain karena faktor lingkungan, kondisi ini mungkin dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk penggunaan obat-obatan atau masalah kesehatan yang mendasarinya.

Kondisi apa yang menyebabkan sering menguap?

cara mengatasi sering menguap

Beberapa kondisi yang menjadi penyebab sering menguap seperti berikut ini.

1. Kurang tidur

Kebiasaan bergadang atau menunda waktu tidur bisa membuat tubuh Anda merasa kelelahan.

Hutang tidur dan jam tidur yang terus Anda kurangi dari waktu ke waktu pada akhirnya dapat menyebabkan rasa kantuk dan menguap berlebihan.

Anda tentu bisa mengatasi masalah kurang tidur ini dengan tidur cukup dan menghindari kebiasaan bergadang pada malam hari.

2. Efek samping obat-obatan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek samping pengobatan tertentu bisa menyebabkan seseorang menguap berlebihan.

Kondisi ini umumnya menjadi efek samping yang jarang terjadi akibat konsumsi obat selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

Obat SSRI merupakan obat antidepresan untuk mengobati depresi dan gangguan kecemasan.

Sejumlah jenis obat yang dilaporkan menyebabkan efek ini, termasuk duloxetine, clomipramine, fluoxetine, citalopram, sertraline, dan paroxetine.

3. Gangguan tidur

Menguap dan mengantuk berlebihan mungkin terkait gejala gangguan tidur, seperti sleep apnea atau narkolepsi.

Sleep apnea merupakan masalah yang muncul ketika tidur dan mengalami kesulitan bernapas yang membuat Anda terbangun di malam hari.

Sementara itu, narkolepsi adalah gangguan tidur akibat sistem saraf. Hal ini mengakibatkan Anda bisa tidur kapan saja dan di mana saja secara tidak terkendali.

Jika mengalami kedua gangguan ini, Anda akan sering menguap karena terganggunya waktu tidur. Akibatnya, akan timbul kelelahan dan rasa kantuk yang berlebihan.

4. Serangan jantung

Serangan jantung terjadi saat organ jantung tiba-tiba tidak mendapatkan aliran darah kaya oksigen sehingga fungsinya menjadi terganggu.

Kondisi ini umumnya terjadi karena aterosklerosis, yakni pembuluh darah yang tersumbat akibat plak-plak yang terbentuk dari lemak yang membuat aliran darah tidak lancar ke jantung.

Saat mengalami serangan jantung Anda bisa merasakan gejala, seperti sakit dada, berkeringat, mual, gangguan pernapasan, serta kelelahan.

Oleh karena itu, sering menguap bisa menjadi pertanda awal masalah jantung karena Anda akan merasa sangat kelelahan.

5. Multiple sclerosis

saraf kranial

Berbagai gangguan neurologis dapat membuat sering menguap, termasuk multiple sclerosis.

Multiple sclerosis adalah masalah kronis yang menyerang sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).

Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan mengatur suhu tubuh. Sekitar 80% orang dengan multiple sclerosis mengalami gejala kelelahan berat.

Hasilnya, orang tersebut akan menguap untuk mengatur suhu tubuh kembali normal.

6. Stroke

Stroke adalah rusaknya sel-sel otak akibat pembuluh darah ke otak tersumbat. Hal inilah yang membuat otak kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga sel-sel otak mulai mati.

Sebuah studi dalam Frontiers In Neuroscience menemukan bahwa pasien stroke lebih sering menguap setidaknya lebih dari tiga kali dalam 15 menit.

Kondisi ini dapat disebabkan karena luka yang terjadi pada otak akibat stroke. Lalu, muncul iritasi pada sistem saraf yang kemudian meningkatkan suhu pada otak.

Sebagai respons tubuh untuk mendinginkan suhu otak, pasien stroke akan menguap secara berlebihan.

7. Epilepsi

Kondisi yang menyebabkan sering menguap lainnya adalah epilepsi. Masalah pada otak ini bisa menimbulkan gejala kejang-kejang yang tak terduga dan sering berulang.

Ada berbagai berbagai hal yang menyebabkan kondisi ini, termasuk gangguan dan masalah otak sejak kecil atau trauma yang menimbulkan kerusakan otak.

Beberapa studi menemukan bahwa orang yang sering kali menguap berlebihan mungkin saja memiliki masalah pada otak, salah satunya terkait epilepsi.

8. Depresi

Depresi sering kali disertai dengan masalah tidur, seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak.

Kurangnya tidur yang berkualitas menyebabkan kelelahan sehingga menyebabkan seseorang sering menguap. Hal ini sebagai respons tubuh untuk mencoba meningkatkan kewaspadaan.

Selain itu, kadar kortisol yang tinggi saat seseorang mengalami depresi dapat menyebabkan rasa lelah kronis sehingga memicu lebih sering menguap.

9. Merasa kebosanan

kreativitas

Ketika seseorang merasa bosan, otak tidak menerima cukup rangsangan. 

Menguap mungkin berfungsi sebagai mekanisme untuk “membangunkan” otak dan meningkatkan kewaspadaan. 

Menguap juga merupakan respons alami terhadap situasi monoton dan berulang-ulang. Cara ini memberikan stimulasi fisik sederhana yang dapat meningkatkan kesadaran.

10. Gagal hati

Gagal hati adalah kondisi medis serius di mana hati kehilangan kemampuannya untuk berfungsi dengan baik. 

Pasien dengan gagal hati biasanya mengalami penumpukan toksin dalam darah, seperti amonia dan produk sisa metabolisme lainnya.

 Akumulasi toksin ini bisa mempengaruhi fungsi otak (dikenal sebagai ensefalopati hepatik), menyebabkan kelelahan, kantuk, dan menguap yang berlebihan.

Pasien dengan gagal hati juga sering mengalami kelelahan kronis karena tubuh tidak dapat menjalankan fungsi-fungsi metabolisme yang vital dengan efisien.

Kapan harus periksa diri ke dokter?

Jika merasa menguap berlebihan yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Dokter akan menanyakan tentang kebiasaan tidur, riwayat kesehatan, dan gejala lainnya yang Anda rasakan.

Tes medis tertentu juga bisa dokter Anda sarankan untuk mengetahui penyebab lain kondisi ini, seperti pemeriksaan EEG dan MRI.

Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) mengukur aktivitas listrik otak untuk mendiagnosis gangguan neurologis, termasuk epilepsi atau kerusakan otak.

Sementara itu, pemeriksaan MRI akan membantu dokter menilai tubuh Anda. Hal ini mampu mendeteksi sejumlah penyebab, seperti multiple sclerosis atau masalah jantung.

Susah menguap gejala penyakit apa?

Berikut beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi terkait sulit menguap.
  • Gangguan kecemasan.
  • Masalah pernapasan.
  • Sindrom kelelahan kronis.
  • Gangguan tidur.
  • Gangguan saraf.
  • Ketidakseimbangan elektrolit.

Bagaimana cara mengatasi sering menguap?

Pengobatan harus didasari kondisi yang menyebabkannya. Jika sering begadang dan kurang tidur, tentu Anda perlu memperbaiki jam tidur ke depannya.

Pasien yang minum obat antidepresan mungkin perlu menyesuaikan dosisnya. Jangan pernah mengubah atau berhenti minum obat tanpa persetujuan dokter Anda.

Dokter akan merekomendasikan obat atau teknik untuk mengatasi kondisi ini. Anda bisa menggunakan alat bantu pernapasan, rutin berolahraga, dan tidur teratur.

Sementara itu, masalah jantung dan gangguan neurologis tentu harus segera Anda obati untuk mencegah komplikasi serius.

Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat untuk mengatasi kondisi ini.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Causes of Excessive Yawning. Sleep Foundation. (2023). Retrieved 21 May 2024, from https://www.sleepfoundation.org/physical-health/excessive-yawning

Yawning excessive. MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2021). Retrieved 21 May 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/003096.htm

Khawaja, H., Sanjel, A., Upadhyay, E., & Khawaja, I. (2021). Antidepressant-Induced Yawning. The Primary Care Companion For CNS Disorders, 23(2).

Erkoyun, H. U., Beckmann, Y., Bülbül, N. G., İncesu, T. K., Kanat, N. G., & Ertekin, C. (2017). Spontaneous yawning in patients with multiple sclerosis: A polygraphic study. Multiple sclerosis and related disorders, 17, 179–183.

Wasade, V. S., Balki, I., Bowyer, S. M., Gaddam, S., Mohammadi-Nejad, A. R., Nazem-Zadeh, M. R., Soltanian-Zadeh, H., Zillgitt, A., & Spanaki-Varelas, M. (2016). Controllable yawning expressed as focal seizures of frontal lobe epilepsy. Epilepsy & behavior case reports, 6, 61–63.

Gallup, A. (2014). Abnormal yawning in stroke patients: the role of brain thermoregulation. Frontiers In Neuroscience, 8.

Massen, J. J., Dusch, K., Eldakar, O. T., & Gallup, A. C. (2014). A thermal window for yawning in humans: yawning as a brain cooling mechanism. Physiology & behavior, 130, 145–148.

Excessive Yawning: What Does It Mean and How to Treat It. (2023). Retrieved 21 May 2024, from https://www.sleepfoundation.org/physical-health/excessive-yawning 

Fletcher, J. (2023). Excessive Yawning: Signs, Causes, and Treatment. Retrieved 21 May 2024, from https://psychcentral.com/health/excessive-yawning#stop-excessive-yawning 

Versi Terbaru

24/05/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Bukan Menangis, Ini Alasan Kita Mengeluarkan Air Mata saat Menguap

Tes Diagnosis Stroke dan Hal yang Perlu Dilakukan Setelahnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 24/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan