backup og meta

Beragam Faktor Risiko yang Dapat Menjadi Penyebab Stroke

Beragam Faktor Risiko yang Dapat Menjadi Penyebab Stroke

Stroke adalah kondisi kesehatan yang tergolong serius dan membutuhkan penanganan khusus, cepat, dan tepat. Ada beberapa gaya hidup atau kebiasaan sehari-hari yang ternyata bisa menjadi faktor risiko penyebab stroke. Untuk bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit ini, Anda perlu memahami terlebih dahulu apa saja gaya hidup yang berpotensi menjadi penyebab stroke. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Faktor risiko yang menjadi penyebab terjadinya stroke

stroke ringan

Ada beberapa faktor risiko yang perlu Anda ketahui berkaitan dengan potensi menjadi penyebab stroke. Anda mungkin memiliki beberapa faktor di bawah ini:

1. Faktor gaya hidup

Ada beberapa gaya hidup yang perlu Anda hindari agar risiko mengalami stroke tidak meningkat, yaitu:

Obesitas

Kebiasaan makan terlalu banyak dan jarang berolahraga dapat menyebabkan Anda mengalami obesitas. Masalahnya, obesitas atau berat badan berlebih dapat menjadi faktor risiko penyebab stroke.

Jika Anda tidak ingin mengalami kondisi ini, cobalah untuk mengurangi makan makanan tak sehat dan perbanyak olahraga. Dengan begitu, Anda dapat menjaga berat badan tetap ideal.

Bermalas-malasan

Kebiasaan bermalas-masalan juga bisa menjadi salah satu faktor risiko penyebab stroke. Pasalnya, kebiasaan ini dapat membuat Anda cenderung lebih banyak makan dan malas bergerak.

Jika sudah demikian, potensi Anda mengalami obesitas pun meningkat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, obesitas juga dapat menjadi faktor risiko penyebab stroke.

Kebiasaan merokok

Tidak semua orang memahami bahayanya merokok. Padahal, dalam bungkus rokok sudah tertulis apa saja kemungkinan bahaya dari kebiasaan yang tak memberikan manfaat bagi tubuh ini.

Ya, kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan potensi Anda mengalami stroke. Pasalnya, saat Anda merokok, pembuluh darah akan pecah dan tekanan darah akan meningkat.

Pola makan tak sehat

Terbiasa makan atau jajan sembarangan juga dapat menjadi salah satu faktor risiko penyebab stroke. Padahal, terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol sering kali dikaitkan dengan stroke dan penyakit jantung.

Tak hanya itu, mengonsumsi terlalu banyak yang tinggi kadar garamnya juga bisa meningkatkan tekanan darah Anda. Jika sudah demikian, risiko Anda mengalami stroke pun ikut meningkat.

Kebiasaan mengonsumsi alkohol

Mengonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami stroke. Pasalnya, saat terdapat terlalu banyak alkohol dalam tubuh, tekanan darah tinggi akan meningkat. Padahal, hipertensi adalah salah satu kondisi yang juga dapat menjadi penyebab stroke.

Hal tersebut juga berpotensi meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan dapat membuat pembuluh arteri mengeras. Oleh sebab itu, lebih baik menghindari kebiasaan tersebut sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit stroke.

2. Kondisi medis tertentu

Selain penyebab dari stroke, ada pula kondisi medis yang meningkatkan risiko Anda mengalaminya. Menurut Centers of Disease Control and Prevention, berikut adalah beberapa kondisi medis tersebut:

Tekanan darah tinggi

Faktor risiko penyebab stroke yang utama adalah tekanan darah tinggi. Mengapa demikian? Pasalnya, kondisi ini muncul  saat tekanan darah pada pembuluh arteri dan pembuluh darah lainnya terlalu tinggi.

Biasanya, kondisi ini tidak menunjukkan gejala apapun. Oleh sebab itu, penting untuk selalu memeriksa tekanan darah Anda agar bisa mengontrolnya. Hal ini bisa menjadi salah satu pencegahan untuk penyakit stroke.

Apabila memiliki tekanan darah tinggi, Anda bisa menurunkannya dengan perubahan gaya hidup atau penggunaan obat darah tinggi yang dapat menurunkan tekanan darah. Penggunaan obat ini juga dapat menurunkan risiko Anda mengalami stroke.

Kolesterol tinggi

Sama halnya dengan tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi juga bisa menjadi faktor penyebab stroke. Kolesterol merupakan zat lemak yang diproduksi secara alami oleh organ hati atau terdapat di dalam makanan tertentu.

Biasanya, organ hati akan memproduksi kolesterol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Akan tetapi, Anda mungkin memiliki kadar kolesterol tinggi karena mengonsumsi makanan yang juga memiliki kandungan kolesterol.

Jika Anda mengonsumsi kolesterol lebih banyak dari kapasitas atau kebutuhan tubuh, kelebihan kolesterol tersebut bisa menumpuk pada bagian dalam pembuluh arteri, termasuk yang ada pada otak. Kondisi ini bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah, stroke, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Penyakit jantung

Penyakit jantung biasanya dapat meningkatkan risiko Anda mengalami stroke. Sebagai contoh, penyakit jantung koroner dapat meningkatkan risiko ini karena penumpukan plak pada pembuluh arteri menghambat aliran darah yang kaya akan oksigen menuju ke otak.

Penyakit jantung lainnya, seperti masalah katup jantung dan detak jantung tidak normal dapat menyebabkan penggumpalan darah yang mungkin akan pecah sehingga menjadi penyebab stroke.

Diabetes

Penyakit gula darah tinggi atau diabetes juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami stroke. Pada dasarnya, tubuh Anda tentu membutuhkan asupan gula sebagai energi. Di dalam tubuh, terdapat hormon insulin yang diproduksi pankreas untuk membantu mengubah glukosa dari makanan yang Anda konsumsi ke dalam sel-sel tubuh.

Jika Anda memiliki penyakit gula darah tinggi atau diabetes, tandanya tubuh mungkin tidak memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan. Diabetes dapat menyebabkan gula menumpuk di dalam darah dan menghambat oksigen dan nutrisi menyebar ke seluruh tubuh, termasuk ke otak.

Obstructive sleep apnea (apnea tidur obstruktif)

Kondisi ini adalah salah satu gangguan tidur yang tergolong cukup serius. Kondisi ini bisa menyebabkan pernapasan Anda berhenti selama berulang kali saat sedang tidur. Meski terdapat berbagai jenis sleep apnea, kondisi ini tergolong yang paling sering terjadi.

Obstructive sleep apnea terjadi saat otot tenggorokan menghalangi jalan napas saat sedang tidur. Terkadang, kondisi ini dapat menyebabkan Anda mengorok saat tidur pada malam hari. Nah, jika sudah demikian, kondisi ini bisa menjadi salah satu faktor risiko penyebab stroke. Bagaimana bisa?

Saat Anda mengorok, jumlah oksigen yang masuk ke otak menjadi semakin sedikit. Hal tersebut menyebabkan peningkatkan tekanan darah yang tidak terkontrol. Oleh sebab itu, potensi gangguan tidur ini menjadi penyebab Anda mengalami stroke pun meningkat.

3. Pertambahan usia, jenis kelamin tertentu dan faktor lain

Selain itu, ada pula faktor lain yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami stroke, seperti:

  • Usia, biasanya orang yang menginjak usia 55 tahun ke atas memiliki risiko yang lebih besar.
  • Jenis kelamin, laki-laki memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita.
  • Hormon, pengguna pil KB hormon atau yang menjalani terapi hormon memiliki risiko yang lebih besar.

Oleh sebab itu, lebih baik untuk selalu waspada terhadap kondisi yang Anda hadapi. Lakukan diagnosis untuk stroke jika Anda mengalami berbagai gejala yang mengarah kepada penyakit ini. Pelajari pula cara melakukan pertolongan pertama untuk penderita stroke agar dapat membantu orang di sekitar jika ada yang mengalami serangan stroke secara tiba-tiba.

Jika Anda mengalami kondisi ini, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan stroke dan terhindar dari komplikasi stroke yang lebih parah lagi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Stroke. Retrieved 7 April 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/symptoms-causes/syc-20350113

Stroke – Causes. Retrieved 7 April 2021, from https://www.nhs.uk/conditions/stroke/causes/

Stroke. Retrieved 7 April 2021, from https://medlineplus.gov/stroke.html

Stroke Awareness Month: Untreated Sleep Apnea and Stroke. Retrieved 7 April 2021, from https://www.sleepapnea.org/untreated-sleep-apnea-and-stroke-stroke-awareness-month/

 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Gejala Stroke Iskemik dan Hemoragik, Apa Bedanya?

10 Obat Herbal dan Pengobatan Alternatif untuk Atasi Stroke


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan