- Sakit kepala berlebihan, mungkin hingga muntah.
- Mengalami gangguan penglihatan dan sulit menggerakkan bola mata.
- Kelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh atau wajah.
- Pusing dan kebingungan.
- Kesulitan berjalan atau mudah kehilangan keseimbangan.
- Kesulitan berbicara atau memahami ucapan orang lain.
- Kehilangan kesadaran dan rasa kantuk berlebih.
- Kejang atau lumpuh pada salah satu sisi tubuh.
Jika anak Anda mengalami salah satu gejala stroke yang telah disebutkan di atas, segera hubungi Unit Gawat Darurat di rumah sakit terdekat.
Cara Mendiagnosis stroke pada anak
Diagnosis stroke umumnya diawali dengan pemeriksaan gejala yang dialami serta riwayat kesehatannya. Biasanya, dokter akan menanyakan mengenai cedera, infeksi, masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, hingga riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan perdarahan.
Setelah itu, dokter akan menjalani beberapa tes untuk mendiagnosis stroke, seperti:
1. Brain imaging studies
Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan salah satu tes yang mungkin harus dijalani anak untuk diagnosis stroke. Selain itu, jika MRI tidak bisa dilakukan, dokter mungkin akan menyarankan agar anak menjalani CT-scan.
Magnetic resonance angiography (MRA) juga mungkin harus dilakukan sebagai bagian dari MRI.
2. Tes darah
Tes darah biasanya akan dilakukan untuk memeriksa adanya gejala infeksi, penyakit sel sabit, peradangan pembuluh darah, dan pembentukan gumpalan darah yang tidak normal.
3. Pemeriksaan jantung dan pembuluh darah
Detak jantung diperiksa menggunakan elektrokardiogram atau EKG. Selain itu, mesin ultrasound khusus mungkin juga akan digunakan untuk memeriksa adanya kemungkinan anak mengalami embolisme paru atau penggumpalan darah. Monitor khusus biasanya akan digunakan untuk melihat adanya ritme jantung yang tidak normal dalam jangka panjang.
4. Lumbar puncture
Cairan di sekitar otak dan tulang belakang mungkin akan diperiksa untuk mencari tahu apakah ada gejala infeksi.
5. Elektroensepalogram
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa adanya kejang pada anak.
6. Pulse oximeter
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa apakah oksigen cukup di dalam darah.
Pengobatan stroke pada anak

Pada tahap awal, pengobatan untuk anak biasanya fokus untuk mengembalikan aliran darah ke otak. Berikut adalah pilihan pengobatan yang bisa dilakukan:
1. Terapi medis
Anak Anda mungkin akan diberikan obat-obatan untuk stroke seperti aspirin dan berbagai obat pengencer darah lainnya. Selain itu, dokter juga akan memberikan vitamin khusus untuk anak. Anak yang mengalami penyakit sel sabit mungkin akan diberikan hidroksiurea, terapi transfusi, atau keduanya secara bersamaan.
Namun, jika stroke menyebabkan anak mengalami kejang, dokter mungkin juga akan memberikan obat antikejang. Meski begitu, obat-obatan yang biasanya diberikan untuk orang dewasa yang mengalami stroke masih belum bisa diberikan untuk anak, kecuali saat kondisi tertentu.
2. Intervensi neuroradiologi
Apabila anak mengalami malformasi arteriovena atau aneurisma, dokter mungkin akan memasangkan kateter pada pembuluh darah yang bermasalah untuk memperbaikinya. Pada situasi tertentu, penggunaan kateter juga bisa digunakan untuk memindahkan gumpalan darah pada pembuluh darah agar aliran darah normal kembali.
Prosedur ini biasanya dilakukan dengan pemasangan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan atau kaki yang diarahkan menuju ke pembuluh darah di otak.
3. Operasi
Prosedur operasi mungkin perlu dilakukan untuk mengatasi jenis stroke tertentu. Meski begitu, jenis operasi yang dilakukan juga tergantung dari penyebab stroke yang dialami anak.
Salah satu jenis operasi dilakukan untuk mengangkat sebagian kecil dari tengkorak yang mungkin diperlukan untuk mencegah pembengkakan pada otak. Operasi lainnya dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang tidak normal, dan membantu mengembalikan aliran darah ke area yang mengalami cedera.
Pemulihan stroke pada anak
Setelah kondisi anak dinyatakan stabil, Anda tetap harus rutin menjalani pemeriksaan untuk memonitor kondisi anak. Setelah itu, dokter dan tim medis akan memeriksa fungsi organ tubuh anak dan memaksimalkan pemulihannya.
Selama masa pemulihan, anak mungkin masih akan mengalami kesulitan saat berjalan, melihat, berbicara, membaca, dan terkadang salah satu sisi tubuhnya masih sulit digerakkan. Stroke juga bisa menyebabkan kejang atau memengaruhi pola pikir dan emosi anak.
Meski begitu, otak anak yang masih dalam pertumbuhan memiliki kesempatan untuk sembuh yang lebih besar dari stroke dibanding otak orang dewasa. Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat meminimalkan risiko mengalami komplikasi stroke. Rehabilitasi yang dijalani lebih awal juga dapat membantu memaksimalkan proses pemulihan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar