Otak merupakan organ vital yang mengatur berbagai fungsi tubuh, mulai dari gerakan, bicara, hingga kesadaran. Dengan perannya yang sangat penting, gangguan pada otak dapat berdampak serius terhadap kesehatan seseorang. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai yaitu perdarahan otak yang bisa terjadi tiba-tiba dan mengancam nyawa. Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Apa itu perdarahan otak?
Perdarahan otak adalah kondisi ketika pembuluh arteri otak pecah hingga menyebabkan jaringan otak teriritasi dan bengkak (cerebral edema) serta darah akan menggenang dan menggumpal (hematoma).
Perdarahan otak merupakan salah satu jenis stroke yang disebut juga dengan istilah brain hemorrhage.
Gumpalan yang terbentuk akibat kondisi ini akan menekan jaringan otak hingga akhirnya memengaruhi aliran darah di sekitarnya.
Aliran darah tidak lancar membuat sel-sel di otak tidak mendapatkan oksigen dan makanan. Akhirnya, sel-sel otak rusak dan mati.
Perdarahan dapat terjadi di dalam otak, di antara otak dan selaput (membran) yang melapisinya, di antara lapisan pelindung otak, atau di antara tengkorak kepala dan lapisan pelindung otak.
Kondisi ini merupakan keadaan medis yang darurat dan memerlukan perawatan sesegera mungkin.
Pada beberapa kasus, pasien dengan kondisi ini berakhir dengan kelumpuhan permanen. Namun, tidak sedikit pula pasien yang berhasil pulih dengan sempurna.
Kemungkinan komplikasi dapat meliputi stroke, kehilangan fungsi otak atau efek samping dari obat-obatan atau perawatan.
Kematian dapat terjadi dengan cepat, walaupun dengan perawatan medis langsung sekalipun.
Seberapa umumkah perdarahan otak?
Perdarahan yang terjadi pada otak merupakan kondisi yang sangat umum terjadi dan dapat menyerang pasien dari golongan usia berapa pun.
Namun, kondisi ini lebih sering ditemukan pada pasien dewasa dibandingkan orang-orang yang berusia lebih muda.
Tidak jarang pula perdarahan otak terjadi pada anak-anak dan bayi yang baru lahir.
Dilansir dari Brigham and Women’s Hospital, sebanyak 15% kasus stroke berhubungan dengan kondisi perdarahan otak.
Umumnya, kondisi tersebut disebabkan oleh anomali pembuluh darah atau cedera otak saat lahir.
Jenis-jenis perdarahan otak
Perdarahan otak terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan lokasi perdarahannya. Berikut adalah tipe-tipe perdarahan otak yang paling sering ditemukan.
1. Intraserebral
Intraserebral termasuk yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah pecah di otak dan darah mengalir di jaringan-jaringan otak, sehingga menyebabkan beberapa bagian otak gagal berfungsi secara normal.
Umumnya, perdarahan intraserebral disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau kelainan genetik seperti arteriovenous malformation (AVM).
2. Subarachnoid
Perdarahan subarachnoid terjadi di bagian antara otak dan jaringan selaput (membran) yang melapisi otak, atau yang sering disebut sebagai ruang subarachnoid.
3. Subdural
Tipe perdarahan otak ini terjadi di bawah lapisan durameter dan di atas selaput yang melapisi otak. Lapisan durameter merupakan lapisan paling keras di bawah tulang tengkorak
4. Epidural
Ini merupakan tipe perdarahan yang berkembang di bawah tulang tengkorak (berada di atas durameter).
Tanda dan gejala perdarahan otak
Tanda-tanda dan gejala yang muncul biasanya cukup beragam, tergantung pada lokasi perdarahan, tingkat keparahannya, dan seberapa banyak jaringan otak yang terdampak.
Selain itu, gejala-gejala perdarahan otak mungkin akan muncul secara mendadak atau berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Gejala yang paling umum muncul adalah sakit kepala, gangguan penglihatan, serta keseimbangan tubuh yang bermasalah.
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala yang paling umum ditemukan pada pasien perdarahan otak.
- Sakit kepala parah yang tiba-tiba.
- Kelemahan pada lengan atau kaki.
- Kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan.
- Mual, muntah.
- Kesulitan menelan.
- Kesulitan menulis atau membaca.
- Gangguan pada penglihatan pada salah satu atau kedua mata.
- Kehilangan keseimbangan dan koordinasi, pusing.
- Apatis, mengantuk.
- Kehilangan kesadaran.
- Linglung, mengigau.
- Indera pengecap yang tidak berfungsi normal.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Sebaiknya, segera cari bantun medis secepat mungkin jika Anda mengalami gejala di atas. Penanganan yang cepat diharapkan dapat mengurangi komplikasi dan mempercepat pemulihan.
Tubuh masing-masing orang mungkin menunjukkan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu konsultasikan kepada dokter.
Penyebab perdarahan otak
Penyebab terjadinya perdarahan di dalam atau sekitar otak bervariasi, mulai dari adanya cedera kepala, tekanan darah tinggi, hingga masalah kesehatan lainnya.
Berikut adalah beberapa penyebab perdarahan otak.
1. Trauma pada kepala
Cedera merupakan salah satu penyebab utama perdarahan pada otak. Kondisi ini lebih sering ditemui pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun.
2. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi kronis dapat melemahkan dinding pembuluh darah dalam jangka waktu yang panjang.
Apabila kondisi ini tidak segera diatasi, darah akan mengumpul di otak dan menyebabkan gejala-gejala stroke.
3. Aneurisma
Aneurisma adalah kondisi di mana dinding pembuluh darah yang terdapat di otak melemah dan mengalami pembengkakan.
Pembengkakan ini berpotensi pecah dan mengakibatkan perdarahan pada otak serta munculnya gejala stroke.
4. Kelainan pembuluh darah
Disebut juga dengan arteriovenous malformations (AVM), pada kelainan ini, arteri dan vena berhubungan secara langsung, melewati sistem kapiler yang biasanya menghubungkan keduanya.
Biasanya, kelainan ini muncul saat baru lahir dan hanya terdiagnosis apabila gejala-gejalanya muncul.
5. Amyloid angiopathy
Kelainan pada dinding pembuluh di mana protein amiloid menumpuk di dinding pembuluh darah di otak, terutama di pembuluh darah kecil hingga sedang akibat penuaan dan tekanan darah tinggi, biasa disebut sebagai amyloid angiopathy.
Kondisi ini bisa saja dimulai dengan perdarahan ringan, yang kemudian berkembang menjadi perdarahan cukup parah.
6. Kelainan pada darah
Kelainan yang terjadi pada darah seperti hemofilia dan anemia sel sabit dapat memengaruhi produksi trombosit dalam darah. Hal ini dapat berakibat fatal pada kondisi ini.
7. Masalah pada liver
Gangguan fungsi hati (liver) terkait dengan peningkatan perdarahan di dalam tubuh secara menyeluruh.
Faktor risiko perdarahan otak
Kondisi ini dapat menyerang siapa pun dari berbagai golongan usia dan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi tersebut.
Berikut adalah faktor-faktor dapat meningkatkan risiko perdarahan di dalam atau sekitar otak.
- Berusia dewasa dan lansia.
- Berjenis kelamin pria.
- Memiliki riwayat penyakit hipertensi.
- Menderita penyakit jantung.
- Menderita stroke.
- Mengonsumsi narkoba.
Komplikasi perdarahan otak
Kondisi ini mengakibatkan sel-sel di dalam otak gagal berkoordinasi dengan organ tubuh lainnya, sehingga menimbulkan gangguan fungsi organ tubuh.
Beberapa masalah yang sering muncul akibat perdarahan di otak yaitu gangguan pada pergerakan tubuh, cara berbicara, atau kemampuan mengingat.
Tergantung pada lokasi perdarahan dan tingkat keparahannya, beberapa komplikasi kemungkinan akan menjadi permanen. Berikut di antaranya.
- Paralisis atau kelumpuhan.
- Beberapa bagian tubuh terasa lemah atau mati rasa.
- Kesulitan menelan atau disfagia.
- Penglihatan terganggu.
- Kesulitan berbicara.
- Kesulitan memahami kata-kata atau informasi.
- Kebingungan.
- Hilang ingatan.
- Perubahan sifat dan masalah emosional (depresi).
- Demam.
- Pembengkakan otak.
- Kejang.
- Pneumonia.
Diagnosis perdarahan otak
Apabila Anda mengalami tanda-tanda dan gejala kondisi ini, segera periksakan diri ke dokter spesialis neurologi, misalnya di rumah sakit khusus otak dan saraf.
Perdarahan yang terdiagnosis dan ditangani sedini mungkin dapat mempercepat proses pemulihan, dan efektivitas pengobatan pun lebih tinggi.
Pada proses diagnosis, dokter akan menanyakan apa saja gejala yang dirasakan, masalah-masalah kesehatan yang dialami sebelumnya, pengobatan yang sedang dijalani, serta riwayat penyakit keluarga.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis atau mata, yang dapat menunjukkan adanya pembengkakan pada saraf optik.
Beberapa pemeriksaan tambahan seperti tes pengambilan foto juga akan dilakukan untuk mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat. Tes-tes tersebut meliputi berikut ini.
- CT angiography.
- Angiogram.
- MRI.
Beberapa prosedur tertentu seperti lumbal pungsi (spinal tap) biasanya tidak dilakukan, karena berbahaya dan dapat memperburuk kondisi perdarahan.
Pengobatan perdarahan otak
Penanganan dan pengobatan kondisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan pulih, mengurangi gejala-gejala yang ada, serta mencegah timbulnya komplikasi.
Apabila penyebab dan lokasi perdarahan telah diketahui, dokter akan melakukan penanganan dengan obat-obatan, perawatan medis, atau operasi.
Tujuannya adalah untuk menghentikan perdarahan, menghilangkan gumpalan darah, serta mengurangi tekanan pada otak.
Pada umumnya, pasien dengan perdarahan yang ringan akan ditangani dengan perawatan medis dan pemberian obat-obatan.
Namun, pasien dengan perdarahan yang lebih parah akan ditangani dengan prosedur bedah atau operasi.
1. Perawatan medis
Pasien akan dirawat di unit stroke atau ICU agar dapat diawasi dan ditangani secara intensif. Berikut adalah rangkaian perawatan yang mungkin dilakukan oleh dokter.
- Pemberian obat-obatan yang mengurangi penggumpalan darah.
- Pengontrolan tekanan darah.
- Memantau tekanan pada tengkorak kepala.
- Pemasangan kateter.
- Penanganan hyperventilation.
2. Operasi
Tujuan dari operasi adalah untuk menghilangkan gumpalan darah sebanyak mungkin serta mengurangi perdarahan. Terdapat dua pilihan metode operasi, yaitu kraniotomi dan stereotactic clot aspiration.
Operasi kraniotomi dilakukan dengan cara membuat lubang pada tengkorak kepala untuk membuang penggumpalan darah.
Namun, teknik ini berisiko tinggi, sehingga hanya dilakukan apabila gumpalan terletak dekat dengan permukaan otak.
Operasi stereotactic clot aspiration adalah teknik yang dilakukan untuk penggumpalan yang terjadi di bagian otak dalam.
Prosedur ini menggunakan endoskopi atau jarum yang dimasukkan dengan bantuan alat stereotactic untuk mendeteksi letak penggumpalan.
3. Obat-obatan
Untuk penanganan lebih lanjut, dokter mungkin juga akan meresepkan beberapa jenis obat.
Tujuannya adalah untuk mengontrol tekanan darah, mencegah kejang, mengurangi rasa sakit, serta membantu pasien yang mengalami kesulitan menelan.
Berikut adalah obat-obatan yang diresepkan dokter.
- Obat penenang.
- Obat antiepilepsi atau antikonvulsan.
- Pain-killer.
- Obat diuretik dan kortikosteroid.
Perawatan jangka panjang akan diperlukan untuk mengatasi gejala yang disebabkan oleh kerusakan pada otak. Tergantung pada gejala, perawatan dapat meliputi terapi fisik dan terapi berbicara.
Pencegahan perdarahan otak
Berikut adalah gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah kondisi ini.
- Atasi tekanan darah tinggi dengan diet, olahraga, dan pengobatan.
- Jangan merokok.
- Berhati-hati dengan zat seperti kokain yang dapat meningkatkan perdarahan pada otak.
- Berkendara dengan hati-hati dan kenakan sabuk pengaman.
- Jika Anda mengendarai sepeda motor, kenakan helm.
- Berhati-hati dalam menggunakan coumadin atau warfarin. Jika Anda menggunakan obat ini, periksakan secara rutin dengan dokter untuk memastikan kadar darah Anda berada di kisaran yang tepat.
- Jaga diabetes di bawah kendali.
- Jaga gaya hidup yang sehat.
Kesimpulan
- Perdarahan otak adalah kondisi serius akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan tekanan pada jaringan otak.
- Kondisi ini dapat dipicu oleh cedera kepala, tekanan darah tinggi, aneurisma, atau kelainan pembuluh darah.
- Gejalanya meliputi sakit kepala hebat, muntah, kejang, hingga kehilangan kesadaran.
- Penanganan medis segera sangat penting untuk mencegah kerusakan otak permanen atau kematian. Pemberian obat-obatan hingga operasi mungkin dibutuhkan untuk mengatasinya.
[embed-health-tool-bmi]