Neuropati adalah masalah kerusakan saraf yang terjadi di luar otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan, mati rasa, atau rasa sakit yang biasanya muncul pada kaki atau tangan. Neuropati sering kali disalahartikan sebagai stroke karena memiliki gejala yang mirip. Namun, tentu saja keduanya adalah kondisi yang berbeda. Lalu, apa penyebab, gejala, dan cara mengatasi neuropati dan stroke serta beda keduanya?
Perbedaan antara penyebab stroke dan neuropati
Banyak orang yang salah mengartikan stroke sebagai neuropati dan begitu pula sebaliknya karena gejala yang hampir sama. Akan tetapi, penyebab neuropati dan stroke sangat berbeda.
Kerusakan atau gangguan pada sistem saraf yang terjadi di luar otak dan sumsum tulang belakang (neuropati) dapat disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan, seperti:
- Gangguan autoimun, termasuk sindrom Sjogren, lupus, rheumatoid arthritis, sindrom Guillain-Barre, dan vaskulitis.
- Diabetes, lebih dari 50% penderita diabetes biasanya mengalami masalah kerusakan saraf yang satu ini.
- Infeksi, termasuk infeksi bakteri dan virus, seperti penyakit Lyme, shingles, virus Epstein-Barr, hepatitis B dan C, leprosy, difteri, dan HIV.
- Penyakit keturunan, termasuk penyakit Charcot-Marie-Tooth.
- Tumor, baik yang berpotensi kanker maupun tidak.
- Gangguan sumsum tulang belakang.
- Penyakit ginjal.
- Penyakit liver.
- Hipotiroidisme.
Hal tersebut menunjukkan beda antara penyebab antara neuropati dan stroke. Pasalnya, stroke justru merupakan gangguan pembuluh darah menuju otak.
Terdapat tiga jenis stroke yang berbeda. Ketiganya, terjadi akibat kondisi yang berbeda pula. Sebagai contoh, stroke iskemik atau sumbatan adalah stroke yang terjadi karena adanya sumbatan pada pembuluh darah menuju otak.
Lalu, stroke hemoragik atau perdarahan adalah stroke yang terjadi karena terdapat kebocoran pada pembuluh darah dalam otak. Sementara itu, transient ischemic attack (TIA) adalah stroke ringan yang bersifat sementara.
Gejala berbeda antara neuropati dan stroke
Beda neuropati dan stroke lainnya adalah gejala yang muncul. Meski banyak yang salah paham akan kedua kondisi kesehatan ini karena memiliki gejala yang mirip, akan tetapi jika Anda memerhatikan dengan baik, gejala yang muncul pun tak sepenuhnya sama.
Pasalnya, kerusakan saraf ini tidak langsung menimbulkan beberapa gejala yang terkait dengan stroke, seperti sakit kepala, pusing, atau gangguan penglihatan. Kerusakan saraf ini cenderung mengakibatkan adanya perubahan sensasi.
Berikut adalah beberapa gejala neuropati yang mungkin muncul:
- Mati rasa pada area kaki atau tangan.
- Rasa sakit seperti ditusuk atau dibakar.
- Hipersensitivitas.
- Muncul sakit saat melakukan aktivitas sehari-hari.
- Gangguan koordinasi hingga mudah terjatuh.
- Kelemahan otot.
- Seperti sedang menggunakan sarung tangan atau kaos kaki.
- Kelumpuhan.
Memang benar jika beberapa gejala neuropati tersebut tidak jauh beda dengan gejala stroke. Meski begitu, gejala stroke yang mungkin muncul tergolong lebih parah, seperti:
- Tidak bisa berbicara atau memahami ucapan orang lain.
- Kelumpuhan atau mati rasa pada tangan, kaki, atau wajah.
- Gangguan penglihatan baik pada salah satu atau kedua mata.
- Sakit kepala yang tergolong parah.
- Tidak bisa berjalan.
Jika membandingkan gejala dari dua masalah kesehatan tersebut, beberapa memang mirip, tetapi perhatikan pula gejala lain dari masing-masing kondisi untuk memastikan apakah Anda sedang mengalami neuropati atau stroke.
Segera periksakan kondisi kesehatan tersebut ke dokter untuk memastikan kondisi Anda. Keduanya membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat agar tidak bertambah semakin parah.
Perbedaan waktu terjadinya neuropati dan stroke
Beda antara neuropati dan stroke yang mungkin perlu Anda perhatikan adalah waktu terjadinya kedua kondisi kesehatan ini. Meski sama-sama penyakit yang tergolong serius, neuropati dan stroke memiliki perbedaan dalam waktu kemunculannya.
Neuropati adalah penyakit yang muncul secara perlahan dan berkembang seiring waktu. Artinya, neuropati tergolong penyakit jangka panjang.
Sementara itu, waktu kemunculan stroke tergolong mendadak atau tiba-tiba. Tak hanya itu, perkembangan dari penyakit ini tergolong sangat cepat. Kondisi ini bisa bertambah parah walau hanya dalam hitungan jam saja.
Oleh sebab itu, stroke membutuhkan penanganan yang sangat cepat dan tepat karena setiap jam kondisi ini dapat bertambah semakin parah. Alhasil, penanganan yang diberikan setiap jam yang berlalu bisa berbeda-beda.
Komplikasi berbeda akibat neuropati dan stroke
Anda juga bisa menemukan perbedaan antara neuropati dan stroke dari komplikasi yang mungkin terjadi. Ya, kedua masalah kesehatan ini juga bisa menyebabkan komplikasi jika tak segera mendapatkan penanganan.
Meski begitu, komplikasi stroke cenderung lebih serius daripada neuropati. Bahkan, kerusakan saraf ini bisa menjadi salah satu kondisi yang mungkin terjadi setelah Anda mengalami stroke.
Menurut Mayo Clinic, berikut adalah beberapa komplikasi stroke yang perlu Anda waspadai:
- Kelumpuhan, baik pada satu sisi atau kedua sisi tubuh.
- Kesulitan berbicara atau menelan makanan.
- Hilangnya kemampuan mengingat atau berpikir.
- Munculnya rasa sakit dan mati rasa yang umumnya muncul pada tangan atau kaki.
- Perubahan pada sikap dan penampilan.
Sementara itu, komplikasi neuropati yang tergolong lebih ringan tetapi tidak boleh Anda remehkan:
- Kulit terbakar atau trauma pada kulit.
- Infeksi.
- Mudah terjatuh.
Pengobatan untuk mengatasi neuropati dan stroke
Pada dasarnya, neuropati dan stroke merupakan dua kondisi yang berbeda. Oleh sebab itu, penanganan untuk kedua kondisi tersebut juga tak sama.
Mengingat stroke adalah kondisi serius dan mematikan, untuk mengatasinya, Anda tidak bisa hanya mengandalkan penggunaan obat-obatan. Biasanya, kondisi ini harus mendapatkan penanganan dengan melakukan prosedur medis tertentu.
Prosedur medis yang akan dokter lakukan biasanya tergantung pada jenis stroke yang Anda alami. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa prosedur medis yang cukup umum dalam penanganan stroke:
- Trombektomi, prosedur untuk mengeluarkan gumpalan darah dari arteri.
- Angioplasti dan prosedur stenting, untuk mengatasi penyumbatan arteri.
- Aneurisma clipping, untuk mencegah aneurisma dari pembuluh darah pada otak.
- Embolisasi koil, untuk menyumbat aliran darah atau mencegah aneurisma.
- Pengeringan kelebihan cairan di dalam otak.
- Operasi atau radiasi untuk memindahkan atau menyusutkan malformasi arteriovena.
Berbeda dengan penanganan stroke, dokter cenderung menyarankan Anda untuk mengonsumsi obat-oabatan untuk menangani neuropati. Penggunaan obat untuk neuropati biasanya dapat membantu mengurangi tingkat keparahan gejala, seperti:
- Pereda rasa sakit.
- Obat anti kejang.
- Obat oles.
- Antidepresan.
[embed-health-tool-bmi]