Kemunculan jerawat batu (kistik) yang penampilannya lebih besar, keras, merah menyala, dan terasa lebih sakit dibandingkan jenis jerawat lainnya tentu cukup mengganggu.
Jerawat ini kerap ditutupi dengan riasan agar tidak terlalu kentara. Untuk mengatasinya, Anda perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.
Apa itu jerawat batu?
Jerawat batu atau dikenal dalam dunia medis sebagai jerawat kistik adalah salah satu jenis jerawat yang cukup parah.
Kondisi ini terbentuk jauh di dalam kulit yang disebabkan penyumbatan akibat penumpukan sel kulit mati.
Jerawat kistik juga dapat muncul karena terperangkapnya bakteri di dalam pori-pori dan akhirnya menginfeksi kulit.
Akibatnya, jerawat atau benjolan besar yang memerah dan berisi nanah pun terbentuk.
Beberapa orang dengan kondisi ini merasakan sakit ketika jerawat tidak sengaja tersentuh.
Namun, tidak sedikit pula yang mengakui tidak mengalami nyeri saat menekan jerawatnya.
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, peradangan di lapisan kulit terdalam dapat menyebar yang menyebabkan pori-pori pecah.
Alhasil, peradangan menyebar ke jaringan kulit sekitarnya. Peradangan yang terlanjur menyebar luas dapat memicu kemunculan jerawat yang baru.
Seberapa umum kondisi ini?
Seperti jenis jerawat lainnya, jerawat kistik termasuk penyakit kulit yang umum terjadi.
Menurut studi dalam International Journal Of Women’s Dermatology (2018), seseorang dapat mengalami jerawat batu sekitar 85% sepanjang hidup, terutama di usia remaja dan dewasa.
Tanda dan gejala jerawat batu
Umumnya, ciri utama jerawat kistik adalah benjolan merah besar menyerupai bisul.
Jerawat ini memiliki tekstur yang lunak dan sering menimbulkan rasa sakit ketika disentuh. Meski begitu, rasa nyeri ini tidak terjadi pada semua orang.
Selain benjolan merah yang besar, ada sejumlah ciri-ciri lainnya yang mungkin menandakan Anda mengalami jerawat batu.
- Benjolan besar merata tanpa memiliki puncak putih yang terangkat ke atas.
- Nanah yang akan keluar setelah jerawat matang dan pecah.
Kondisi ini biasanya sering dijumpai di wajah. Namun, jerawat besar yang memerah ini juga dapat menyerang bagian lainnya yaitu jerawat di badan seperti di dada, punggung, dan area belakang telinga.
Kapan harus periksa ke dokter?
Anda bisa memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit atau mendatangi penyedia layanan kesehatan jika mengalami gejala berikut.
- Jerawat bengkak, merah, dan nyeri tak tertahankan.
- Muncul jerawat atau bekas luka yang sangat mengganggu penampilan.
- Mengalami tanda-tanda infeksi kulit.
Penyebab jerawat batu
Pada dasarnya, penyebab jerawat batu sama dengan bentuk jerawat lainnya. Penyakit kulit tidak menular ini bermula dari penyumbatan pori-pori akibat kelebihan minyak (sebum), kotoran, dan sel kulit mati.
Pori-pori yang tersumbat memudahkan bakteri penyebab jerawat untuk berkembang biak, sehingga menginfeksi jaringan kulit sekitarnya.
Ada beberapa faktor yang memicu penyumbatan pori-pori kulit sebagai berikut.
- Orangtua yang bermasalah dengan kulit berjerawat akan mewariskan gen ini pada anaknya.
- Mudah berkeringat menyebabkan tingkat kelembapan kulit tinggi dan bakteri lebih mudah berkembang biak.
- Menggunakan produk kosmetik yang tidak sesuai, terutama bagi jenis kulit berminyak.
Selain itu, jerawat kistik sangat dipengaruhi oleh keseimbangan kadar hormon dalam tubuh, yaitu produksi hormon androgen yang berlebihan.
Kadar androgen yang berlebihan mengakibatkan kelenjar sebasea menjadi lebih aktif. Akibatnya, produksi sebum pun menjadi lebih banyak, sehingga pori-pori lebih mudah tersumbat dan kulit berisiko mengalami jerawat.
Ketidakseimbangan hormon biasanya terjadi pada masa pubertas, menjelang menstruasi, hingga menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Komplikasi jerawat batu
Memencet atau menggaruknya dapat meningkatkan risiko jaringan parut dan infeksi kulit.
Beberapa orang mengalami bintik-bintik perubahan pigmen (terang atau gelap) di area jerawat kistik setelah kulit bersih.
Bintik-bintik ini bisa berwarna merah muda, ungu, merah, hitam atau cokelat.
Sebenarnya, menurut situs Cleveland Clinic, tampilan bintik ini dapat memudar, tetapi mungkin memakan waktu lebih dari satu tahun.
Pengobatan jerawat batu
Setelah tahu jenis jerawat yang tengah dialami, dokter biasanya akan memberikan pilihan cara menghilangkan jerawat batu.
Berikut ini beberapa langkah mengatasi jerawat batu yang biasa direkomendasikan dokter.
1. Obat topikal
Pilihan obat topikal (salep atau krim) untuk jerawat biasanya tergantung pada usia, lokasi jerawat, dan tingkat keparahan kondisi Anda.
Berikut ini beberapa kandungan obat jerawat topikal yang biasa digunakan untuk menghilangkan jerawat batu.
- Benzoil peroksida.
- Retinoid.
- Asam azelaic.
- Dapson.
2. Antibiotik
Jika jerawat batu disebabkan oleh infeksi bakteri, artinya Anda membutuhkan antibiotik untuk mengatasi masalah ini.
Antibiotik digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri dan mengurangi peradangan.
Sayangnya, obat ini tidak bekerja untuk menekan produksi minyak berlebih dan sel kulit mati. Oleh sebab itu, antibiotik tidak digunakan sebagai perawatan tunggal, melainkan obat tambahan.
Perlu diingat bahwa pengobatan jerawat dengan antibiotik hanya boleh digunakan dalam jangka pendek. Jika jerawat sudah membaik, pemberian antibiotik akan dihentikan.
3. Terapi hormon
Selain kombinasi antibiotik dan obat-obatan lainnya, terapi hormon juga dilakukan untuk menghilangkan jerawat batu, khususnya untuk para wanita.
Salah satu jenis obat untuk terapi hormon adalah spironolakton.
Spironolakton biasanya digunakan pada wanita yang mengalami peradangan jerawat. Pasalnya, obat ini dapat mengurangi produksi minyak berlebih yang dapat menyumbat pori-pori.
4. Isotretinoin
Isotretinoin atau lebih dikenal dengan accutane adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati jerawat batu.
Namun, penggunaan obat ini harus diawasi dokter. Pasalnya, penentuan dosis isotretinoin tergantung pada berat badan dan kondisi kesehatan pasien.
Metode ini akan direkomendasikan bagi Anda yang telah mencoba antibiotik dan benzoil peroksida, tetapi tidak mengalami kemajuan apa pun.
Pencegahan jerawat batu
Meski dapat sembuh dan hilang, jerawat yang membandel dapat kembali muncul.
Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah jerawat batu.
- Mencuci muka dengan benar 1 – 2 kali dalam sehari.
- Mandi segera setelah berolahraga.
- Gunakan pelembap dan tabir surya, terutama di bagian wajah dan kulit yang terkena sinar matahari.
- Tidur yang cukup.
- Pakai produk kosmetik berbahan dasar air dan bebas minyak.
- Hindari memegang wajah dengan tangan yang kotor.
- Batasi makanan pemicu jerawat, seperti cokelat dan produk susu.
- Ganti sprei setidaknya satu bulan sekali.
Selain beberapa kebiasaan di atas, Anda perlu mengelola stres agar jerawat batu tidak kembali muncul.