Pemeriksaan bisa mendeteksi ukuran testis yang abnormal, infeksi, kista, tumor, atau penumpukan cairan dalam testis. Tes ini juga bisa mengetahui torsio testis dan varikokel.
2. USG transrektal
Tes pencitraan ini dilakukan dengan memasukan probe USG ke dalam rektum.
Pemeriksaan ini akan melihat prostat pria dan mengetahui adanya penyumbatan pada vas deferens atau saluran sperma yang mengganggu reproduksi.
3. Tes hormon
Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar hormon reproduksi, terutama yang berperan pada pria, seperti FSH (follicle stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), dan testosteron.
Beberapa hormon lain seperti estradiol dan prolaktin juga dapat diperiksa jika dokter mendeteksi adanya indikasi gangguan.
4. Tes genetik
Tes darah untuk mengetahui kelainan kromosom yang bisa menyebabkan jumlah sperma sedikit (oligozoospermia) atau tidak ada sama sekali (azoospermia).
Pemeriksaan reproduksi pria ini juga membantu mengetahui kondisi fisik yang disebabkan genetik, termasuk ukuran testis yang kecil.
Pada dasarnya, pemeriksaan kesuburan pria dapat Anda lakukan melalui analisis semen dan konsultasi dengan dokter andrologi.
Namun, pastikan Anda melakukan pemeriksaan di laboratorium terpercaya untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Jika gangguan terdeteksi, dokter akan menyarankan terapi medis, obat-obatan, atau operasi untuk meningkatkan kembali kualitas sperma Anda.
Selebihnya, penanganan infertilitas pria bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti pola makan sehat, olahraga, istirahat cukup, dan berhenti merokok.
Jika langkah tersebut belum membuahkan hasil, Anda bisa mempertimbangkan teknologi reproduksi berbantu, seperti inseminasi atau bayi tabung (in-vitro fertilization/IVF), terutama jika ada indikasi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar