GnRH sendiri bertugas untuk merangsang kelejar hipofisis untuk mengeluarkan hormon yang merangsang pembuatan sperma.
Gangguan hipotalamus atau kelenjar pituitari di otak
Kondisi ini disebabkan akibat paparan radiasi atau obat-obatan tertentu, terutama yang digunakan dalam pengobatan kemoterapi.
Tak hanya itu, pengaruh alkohol, rokok, dan narkotika juga bisa memicu terjadinya gangguan hipotalamus di otak.
2. Azoospermia testiculer
Kondisi ini juga disebut sebagai azoospermia nonobstruktif, ketika pria mengalami kerusakan pada struktur atau fungsi testinya.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini. Beberapa di antaranya seperti:
- Infeksi di saluran reproduksi. Pria yang memiliki riwayat penyakit epididimitis dan uretritis lebih mungkin untuk mengalami kondisi ini.
- Orchitis. Peradangan yang terjadi pada salah satu satu atau kedua testis dalam skrotum.
- Cedera. Mengalami cedera di bagian selangkangan atau bahkan alat kemaluan karena kecelakaan atau benturan keras.
- Anorchia. Dikenal dengan sebutan ‘sindrom testis hilang’, ketika testis tidak muncul atau hilang setelah tahap kritis pembentukan organ seks.
- Kriptorkismus. Kondisi ini terjadi ketika testis bayi laki-laki pada trimester ketiga tidak turun ke dalam skrotum saat lahir.
- Sindrom Klinefelter. Kelainan bawaan yang menyebabkan seorang pria memiliki kelebihan kromosom X dan muncuk karakteristik wanita.
- Riwayat penyakit tertentu. Beberapa penyakit seperti diabetes, sirosis, atau gagal ginjal bisa meningkatkan risiko pria mengalami kondisi ini.
3. Post-testicular azoospermia
Kondisi ini terjadi ketika sperma yang dihasilkan di testis justru tidak bisa dikeluarkan dari penis. Dalam banyak kasus, penyebab inilah yang paling sering dialami pria dengan azoospermia.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya kondisi ini. Beberapa di antaranya seperti:
- Ejakulasi retrograde. Air mani dengan kondisi ini justru tidak keluar lewat lubang penis, melainkan berbalik ke atas hingga masuk dalam kandung kemih.
- Azoospermia obstruktif. Kondisi ini terjadi ketika tabung yang membawa sperma dari testis ke penis mengalami penyumbatan.
Diagnosis azoospermia
Dokter tidak bisa memberikan diagnosis secara langsung seperti hanya mendengarkan apa saja keluhan dari Anda. Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian di laboratorium khusus.
Hal pertama yang dilakukan adalah dokter akan meminta Anda untuk memberikan sampel hasil ejakulasi atau air mani. Setelah itu, tes akan dilakukan di laboratorium dengan menggunakan mikroskop bertenaga tinggi.
Apabila hasilnya tidak menunjukkan adanya sperma di dalamnya, maka Anda akan didiagnosis mengalami azoospermia.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar