- Infeksi di saluran reproduksi. Pria yang memiliki riwayat penyakit epididimitis dan uretritis lebih mungkin untuk mengalami kondisi ini.
- Orchitis. Peradangan yang terjadi pada salah satu satu atau kedua testis dalam skrotum.
- Cedera. Mengalami cedera di bagian selangkangan atau bahkan alat kemaluan karena kecelakaan atau benturan keras.
- Anorchia. Dikenal dengan sebutan ‘sindrom testis hilang’, ketika testis tidak muncul atau hilang setelah tahap kritis pembentukan organ seks.
- Kriptorkismus. Kondisi ini terjadi ketika testis bayi laki-laki pada trimester ketiga tidak turun ke dalam skrotum saat lahir.
- Sindrom Klinefelter. Kelainan bawaan yang menyebabkan seorang pria memiliki kelebihan kromosom X dan muncuk karakteristik wanita.
- Riwayat penyakit tertentu. Beberapa penyakit seperti diabetes, sirosis, atau gagal ginjal bisa meningkatkan risiko pria mengalami kondisi ini.
3. Post-testicular azoospermia
Kondisi ini terjadi ketika sperma yang dihasilkan di testis justru tidak bisa dikeluarkan dari penis. Dalam banyak kasus, penyebab inilah yang paling sering dialami pria dengan azoospermia.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya kondisi ini. Beberapa di antaranya seperti:
- Ejakulasi retrograde. Air mani dengan kondisi ini justru tidak keluar lewat lubang penis, melainkan berbalik ke atas hingga masuk dalam kandung kemih.
- Azoospermia obstruktif. Kondisi ini terjadi ketika tabung yang membawa sperma dari testis ke penis mengalami penyumbatan.
Diagnosis azoospermia
Dokter tidak bisa memberikan diagnosis secara langsung seperti hanya mendengarkan apa saja keluhan dari Anda. Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian di laboratorium khusus.
Hal pertama yang dilakukan adalah dokter akan meminta Anda untuk memberikan sampel hasil ejakulasi atau air mani. Setelah itu, tes akan dilakukan di laboratorium dengan menggunakan mikroskop bertenaga tinggi.
Apabila hasilnya tidak menunjukkan adanya sperma di dalamnya, maka Anda akan didiagnosis mengalami azoospermia.
Perlu diketahui apabila terdapat sperma dalam air mani, maka pada mikroskop akan terlihat sperma terpisah dengan air di sekitarnya.
Pengobatan azoospermia
Jangan langsung berkecil hati ketika dokter memberi tahu kalau Anda mengalami kondisi ini.
Dengan perawatan dan pengobatan yang tepat, pria dengan azoospermia tetap memiliki peluang untuk memiliki keturunan.
Berikut beberapa jenis pengobatan untuk pria dengan azoospermia:
Pengobatan untuk azoospermia obstruktif
Pembedahan atau operasi seringkali dapat memperbaiki saluran reproduksi yang tersumbat.
Cara mengobati azoospermia yang satu ini juga dapat dilakukan untuk membuat sambungan yng tidak pernah berkembang karena adanya cacat bawaan.
Semakin cepat penyumbatan tersebut ditangani, maka besar kemungkinan operasi akan berhasil.
Jika operasi berhasil, peluang Anda untuk program hamil serta memiliki momongan juga besar.
Berikut beberapa jenis operasi atau pembedahan yang bisa dilakukan, adalah:
- Vasectomy reversal atau pembalikan vasektomi untuk menghubungkan kembali saluran sperma sehingga bisa terjadi ejakulasi.
- MicroTESE adalah prosedur mengekstraksi sperma pada jaringan testis dengan sayatan kecil.
- TURED, adalah pembedahan kecil yang dilakukan dengan kamera untuk menghilangkan penyumbatan.
- Sunat
- Mengobati bekas luka akibat infeksi menular seksual dengan endoskopi.
Pengobatan untuk azoospermia nonobstruktif
Hal yang pertama dilakukan sebagai cara mengobati azoospermia nonobstruktif adalah menganalisis air mani serta bagaimana hormon melalui aliran darah.
Bicarakan kondisi spesifik dengan dokter sehingga akan diberikan rekomendasi pengobatan.
Apabila tidak terlalu serius, sebagian orang hanya perlu melakukan perubahan gaya hidup, minum obat, serta melakukan detoksifikasi.
Diperlukan waktu sekitar 2 hingga 3 bulan untuk melihat apakah akan terdapat sperma di dalam air mani Anda.
Pengobatan hormon
Pengobatan untuk azoospermia ini disesuaikan dengan tingkat hormon yang dibutuhkan.
Hal ini memungkinkan agar sperma dapat kembali diproduksi oleh tubuh. Beberapa jenis hormon yang diperlukan adalah:
Varikokelektomi
Beberapa pria ada kemungkinan mengalami kondisi varikokel. Yaitu, pembuluh daah yang membesar juga bengkak pada skrotum sehingga menghambat produksi sperma.
Maka dari itu, diperlukan tindakan varikokelektomi miskroskopis untuk mengidentifikasi juga mengikat vena yang bermasalah.
Keberhasilan tindakan ini mencapai 40% untuk mengembalikan produksi sperma.
Tanya Dokter
Semua Pertanyaan
Pertanyaan populer
alfredo.fredo2016
Kehamilan • sekitar 1 tahun
saya ingin tanya, ketika saya enjakulasi tapi air mani ssaya...
Hamil
Bayi Tabung
Seluruh pertanyaan sudah ditampilkan
Mau bergabung dalam diskusi?