Oligospermia termasuk salah satu masalah kesuburan yang kerap terjadi pada pria. Lain halnya dengan disfungsi ereksi atau impotensi, gangguan ini tidak terlihat dan jarang disadari.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Oligospermia termasuk salah satu masalah kesuburan yang kerap terjadi pada pria. Lain halnya dengan disfungsi ereksi atau impotensi, gangguan ini tidak terlihat dan jarang disadari.
Berikut penjelasan tentang oligospermia, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya.
Oligospermia adalah suatu kelainan sperma ketika air mani yang diejakulasi atau dikeluarkan saat orgasme mengandung lebih sedikit sel sperma dari batas normal.
Kondisi yang juga disebut oligozoospermia ini terjadi saat jumlah sel sperma kurang dari 15 juta sel dalam satu mililiter (ml) air mani.
Sementara itu, jika tidak ada sel sperma sama sekali dalam air mani, kondisi ini disebut azoospermia.
Oligospermia merupakan salah satu penyebab masalah kesuburan atau infertilitas pada pria. Kondisi ini mengurangi kemungkinan pria untuk membuahi sel telur hingga terjadi kehamilan.
Meski begitu, kondisi ini tidak selamanya membuat pasangan sulit hamil. Beberapa pria dengan jumlah sperma lebih sedikit masih bisa menghamili pasangannya.
Oligospermia cenderung tidak menimbulkan tanda dan gejala fisik. Biasanya, pria dengan jumlah sperma yang rendah akan kesulitan menghamili pasangannya.
Tergantung penyebabnya, gejala yang kerap dirasakan pengidap kelainan ini meliputi:
Mungkin terdapat tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bahkan, Anda mungkin saja tidak merasakan gejala saat kadar sperma lebih rendah.
Apabila Anda merasakan kekhawatiran terhadap gejala tertentu, konsultasikanlah pada dokter.
Penyebab jumlah sperma rendah umumnya berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan dan efek samping pengobatan medis seperti berikut ini.
Varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah vena pada kantong testis (skrotum). Kondisi ini serupa dengan varises pada kaki.
Ini merupakan penyebab paling umum dari infertilitas pada pria. Pasalnya, darah yang terjebak dalam skrotum bisa meningkatkan suhu testis sehingga menurunkan kualitas sperma.
Beberapa infeksi dapat mengganggu produksi atau kesehatan sperma, termasuk oligospermia. Kondisi ini kadang juga menyebabkan luka parut yang menyumbat jalan sperma.
Pada ejakulasi retrograde air mani justru masuk ke kandung kemih saat orgasme, bukannya keluar ke ujung penis. Akibatnya, sperma yang keluar hanya sedikit.
Tumor atau kanker bisa memengaruhi fungsi organ reproduksi pria. Operasi, terapi radiasi, atau kemoterapi untuk mengobati penyakit ini juga dapat memengaruhi kesuburan pria.
Selama perkembangan janin, salah satu atau kedua testis terkadang gagal turun dari perut ke dalam skrotum (kantong untuk menampung testis).
Pengidap kondisi yang juga disebut kriptorkidisme (undescended testis) ini berisiko lebih tinggi mengalami penurunan kesuburan karena testis tidak berfungsi dengan baik.
Kelenjar hipotalamus, hipofisis, dan testis memproduksi hormon untuk membentuk sperma. Gangguan hormon dapat mengganggu produksi sperma sehingga menyebabkan oligospermia.
Cedera akibat operasi atau infeksi sebelumnya berisiko memicu kerusakan pada vas deferens, yakni saluran untuk mengalirkan sperma dari testis ke luar tubuh.
Selain itu, oligospermia juga bisa terjadi akibat trauma atau perkembangan abnormal, misalnya cystic fibrosis atau sindrom serupa yang diwariskan.
Beberapa jenis obat-obatan, seperti hormon testosteron, steroid anabolik, hingga obat antijamur dan antibiotik, bisa mengganggu produksi sperma dalam tubuh.
Sejumlah operasi mungkin mencegah produksi atau keluarnya sel sperma saat ejakulasi. Hal ini termasuk vasektomi, operasi kelenjar prostat, dan perbaikan hernia inguinalis.
Selain penyebab yang berasal dari dalam tubuh, oligospermia juga bisa dipengaruhi oleh unsur lingkungan tertentu, di antaranya:
Di samping penyebab di atas, beberapa faktor juga meningkatkan risiko Anda untuk mengalami oligospermia, di antaranya:
Saat Anda dan pasangan menemui dokter karena masalah kesuburan dan ingin merencanakan kehamilan, dokter akan mencoba menentukan penyebab yang mendasarinya.
Pada tahap awal, dokter akan melakukan pemeriksaan alat kelamin dan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk penyakit kronis, cedera, atau operasi.
Dokter mungkin juga akan bertanya tentang kebiasaan serta perkembangan seksual Anda.
Selanjutnya, dokter akan melakukan analisis semen. Cairan ejakulasi akan diperiksa di bawah mikroskop sehingga bisa terlihat ada berapa banyak sel sperma di dalamnya.
Tergantung dari temuan awal, dokter akan merekomendasikan tes tambahan untuk mengetahui penyebab oligospermia dan kemungkinan kondisi lainnya yang menyebabkan ketidaksuburan.
Beberapa tes tambahan yang mungkin Anda lakukan adalah sebagai berikut.
Pengobatan kelainan jumlah sperma yang rendah akan bervariasi tergantung penyebab dan tingkat keparahan yang Anda alami seperti berikut ini.
Jika oligospermia disebabkan oleh masalah kesehatan, seperti varikokel, tumor, atau adanya penyumbatan pada saluran sperma, maka tindakan operasi mungkin diperlukan.
Dalam kasus tersebut, dokter akan menghilangkan pembuluh darah testis yang membengkak, mengangkat tumor, dan memperbaiki vas deferens yang tersumbat.
Hal ini membantu mengembalikan kembali fungsi serta saluran sperma dan melancarkan aliran sperma dari testis.
Dokter juga akan meresepkan obat-obatan jika diperlukan, tergantung pada kondisi yang menyebabkan oligospermia.
Obat yang mungkin diberikan antara lain antibiotik untuk mengobati infeksi dan obat anti-inflamasi untuk mengatasi peradangan yang memengaruhi fungsi organ reproduksi pria.
Pengidap disfungsi ereksi dan ejakulasi dini mungkin juga memerlukan obat-obatan. Terapi ini juga dapat dibarengi dengan konseling dengan ahli kesehatan mental.
Terkadang, dokter dapat memberikan terapi hormon testosteron untuk menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh. Testosteron berperan penting dalam pembentukan sel sperma.
Kadar hormon yang seimbang membantu meningkatkan jumlah sel sperma yang sehat. Terapi ini dapat mencakup penggunaan obat oral atau suntikan hormon.
Salah satu teknik bayi tabung, yakni intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI), dapat digunakan untuk mengatasi masalah jumlah sel sperma yang sangat rendah.
Dalam prosedur ICSI, satu sel sperma yang sehat akan disuntikkan langsung ke sel telur guna meningkatkan peluang pembuahan.
Apabila sel sperma tidak bisa didapatkan dari cairan ejakulasi, dokter akan mengambil sperma melalui aspirasi epididimis maupun biopsi testis.
Perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah berikut ini dapat membantu Anda mengatasi jumlah sperma rendah dan meningkatkan peluang pasangan untuk hamil.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kelainan sperma ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar