backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Mengupas Seputar Pemeriksaan Kesuburan Pria dengan Analisis Sperma

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 10/11/2021

    Mengupas Seputar Pemeriksaan Kesuburan Pria dengan Analisis Sperma

    Analisis sperma (semen) adalah prosedur medis yang dilakukan dengan mengambil sampel semen pria untuk diperiksa di laboratorium. Cara ini biasanya dilakukan bila dokter mencurigai adanya masalah kesuburan pada pria akibat program hamil yang seringkali gagal. Apa fungsi analisis semen dan bagaimana prosedurnya? Simak penjelasannya di sini.

    Mengapa analisis sperma diperlukan?

    virus HPV pada pria

    Kekentalan sperma sering kali dianggap sebagai tolok ukur untuk mengetahui tingkat kesuburan seorang pria. Padahal hal itu tidak selalu benar. 

    dr. Androniko Setiawan, Sp.And, dalam acara Bocah Fertility Week Summit 2021 yang diadakan oleh Klinik Fertilitas Bocah Indonesia, menjelaskan bahwa untuk mengetahui apakah sperma Anda sehat dibutuhkan pemeriksaan laboratorium.

    “Ini karena sperma tidak bisa dilihat dengan mata telanjang,” papar dr. Androniko selaku dokter spesialis andrologi.

    Pemeriksaan terkait sperma pria ini disebut dengan analisis semen. Masyarakat Indonesia lebih sering menyebutnya dengan “analisis sperma”.

    Akan tetapi, sebutan “analisis semen” sebenarnya yang lebih tepat karena yang diperiksa adalah cairan semen yang terdiri dari air mani dan sperma. 

    Berdasarkan hasil analisis tersebut, dokter dapat mengetahui jumlah, gerakan, bentuk, dan ketahanan sperma yang dihasilkan.

    Inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur apakah sperma Anda sehat atau memiliki masalah tertentu.

    Bagaimana prosedur pemeriksaan analisis semen (sperma)?

    Prosedur analisis sperma (analisis semen) dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pemeriksaan, dan hasil pemeriksaannya.

    Persiapan sebelum pemeriksaan analisis semen

    Untuk melakukan pemeriksaan analisis sperma, Anda perlu menyerahkan sampel semen kepada pihak laboratorium. 

    Saat mengumpulkan sampel, Anda perlu memperhatikan hal-hal berikut.

    • Tidak melakukan ejakulasi dalam waktu 2-7 hari sebelum pengambilan sampel.
    • Wadah untuk menaruh sampel terbuat dari bahan non-toksik (biasanya dokter akan memberikan wadah sampel khusus).
    • Pastikan wadah sampel benar-benar bersih dan bebas dari kontaminasi bahan-bahan lainnya.
    • Pengeluaran semen dapat dilakukan dengan cara masturbasi tanpa cairan pelumas.
    • Bila masturbasi bertentangan dengan agama atau kepercayaan Anda, cobalah mengumpulkan semen pada saat berhubungan seksual. Misalnya dengan menggunakan kondom khusus atau melakukan senggama terputus.
    • Usahakan Anda dalam kondisi yang nyaman saat mengeluarkan sampel dan mencuci tangan sebelumnya.
    • Sampel semen harus diperiksa maksimal 1 jam setelah dikeluarkan.

    Setelah mengumpulkan semen ke dalam wadah. Tulislah keterangan di labelnya seperti nama dan jam dikeluarkannya sampel. 

    Bila ada cairan yang tumpah saat dikeluarkan, tuliskan perkiraan berapa tetes yang tumpah, dan apakah di awal atau di akhir ejakulasi.

    Mengutip U.S. National Library of Medicine, pengumpulan sampel mungkin dilakukan dua sampai kali dalam satu atau dua minggu untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

    Ini karena jumlah sperma dan kualitas semen dapat bervariasi dari hari ke hari.

    kesehatan pria

    Proses analisis semen

    Setelah sampel terkumpul, sebaiknya segeralah menyerahkan ke laboratorium. Kemudian, semen Anda akan diperiksa secara makroskopis maupun mikroskopis.

    Kondisi semen secara makroskopis, meliputi:

    • volume atau banyaknya semen yang dihasilkan,
    • bau dan warna sperma,
    • likuifaksi (durasi sperma dari kental menjadi cair), serta
    • tingkat keasaman (pH).

    Secara mikroskopis, analisis sperma meliputi:

    • jumlah/konsentrasi sperma yang terdapat dalam semen,
    • gerakan sperma (motilitas),
    • bentuk sperma (morfologi),
    • berapa banyak sperma yang hidup, serta
    • kandungan sel darah merah dan sel darah putih.

    Seluruh prosedur dilakukan sesuai standar operasional pemeriksaan semen manusia oleh WHO, selaku badan kesehatan dunia.

    Hasil pemeriksaan analisis semen

    Setelah melakukan analisis, dokter dapat mengetahui apakah sperma yang Anda hasilkan sehat atau tidak. 

    Bagaimana kriteria semen atau sperma yang sehat? Berikut ciri-cirinya.

    • Volume atau jumlah semen minimal 1,5 ml setiap kali ejakulasi.
    • Berwarna putih keabu-abuan.
    • Likuifaksinya 15-60 menit.
    • Kekentalan (viskositas) kurang dari 2 cm.
    • Tingkat asam basa (pH) berada pada 7,2-7,8.
    • Konsentrasi sperma 16 juta/ml atau lebih.
    • Total pergerakan (motilitas) 42% ke atas dengan gerakan progresif 30% atau lebih.
    • Kemampuan hidup sperma (viabilitas) minimal 54%, tergantung metode yang digunakan.
    • Jumlah sel darah putih kurang dari 1 juta/ml.

    Anda dapat dicurigai mengalami infeksi bila cairan semen Anda terlalu basa (pH lebih dari 8), atau terdapat sel darah putih (leukosit) atau sel darah merah (eritrosit) yang terlalu tinggi.

    Namun, hal ini harus didukung dengan riwayat kesehatan Anda yang diperoleh dari hasil konsultasi, pemeriksaan fisik, dan tanda infeksi lainnya.

    Selain mengetahui risiko infeksi, kadar sel darah merah dalam semen juga dapat menentukan apakah terdapat perdarahan atau keganasan sel.

    Hasil analisis juga dapat mengetahui pergerakan sperma. Gerakan sperma dibagi menjadi 3 kriteria, yakni:

    • progresif (PR) atau bergerak maju, 
    • non-progresif (NP) atau gerak di tempat, dan 
    • immotile (IM) atau tidak bergerak.

    Sebagaimana yang disebutkan di atas, normalnya dalam satu kali ejakulasi ada 42% sperma yang bergerak dan 30% di antaranya harus bergerak maju (progresif).

    Apa yang sebaiknya dilakukan bila sperma Anda tidak sehat?

    cara merangsang pria

    Dokter ahli reproduksi pria dari Bocah Indonesia Fertility Center, dr. Androniko Setiawan, Sp.And, menyarankan untuk melakukan konsultasi dengan androlog terdekat bila Anda mendapatkan hasil analisis sperma yang abnormal (tidak sehat).

    Dokter akan menyarankan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sperma seperti terapi medis, operasi, dan terapi psikologis.

    Selain itu, Anda juga perlu menghindari faktor-faktor yang dapat menurunkan kualitas sperma seperti:

    • kebiasaan merokok,
    • minum alkohol,
    • kurang berolahraga atau justru berolahraga berlebihan,
    • kurang beristirahat,
    • pola makan tidak sehat,
    • suhu panas di area penis seperti saat mengendarai motor roda dua dengan mesin di depan atau saat berendam air panas,
    • penggunaan celana yang terlalu ketat, dan
    • infeksi COVID-19.

    Setelah melakukan upaya-upaya di atas, Anda dapat melakukan pemeriksaan analisis semen lagi untuk mengetahui apakah kualitas sperma Anda lebih baik.

    Sambil menjalani terapi, Anda tetap bisa mengupayakan program hamil dengan cara konsepsi alami dan senggama terjadwal.

    Namun, bila masih belum berhasil hamil, cobalah mempertimbangkan teknologi reproduksi berbantu (TRB) seperti inseminasi intrauterin atau bayi tabung (in-vitro fertilization).

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 10/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan