Anda mungkin sudah cukup sering mendengar orang yang mengigau dalam tidur atau bahkan tidur sambil berjalan. Namun ternyata, bukan hanya berjalan atau berbicara saat tidur, ada juga yang melakukan hubungan seks dalam keadaan tak sadar seperti saat tidur. Kondisi ini disebut sebagai sexsomnia atau sex sleep. Nah, untuk penjelasan lebih lengkapnya, simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu sleep sex?
Menurut American Sleep Association, sleep sex adalah bentuk parasomnia non-rapid eye movement (N-REM), sangat mirip dengan tidur sambil berjalan. Kondisi ini bisa menyebabkan orang melakukan aktivitas seksual, seperti masturbasi, mencumbu, berhubungan intim, dan bahkan pemerkosaan saat sedang dalam keadaan tidur.
Orang yang mengalami sex sleep kebanyakan mengalaminya saat sedang tertidur lelap. Alhasil, sebagian besar orang yang mengalami kondisi ini tidak mengingat apa yang dilakukan setelah terbangun keesokan harinya.
Sexsomnia tidak hanya bisa terjadi pada pria, tetapi juga pada wanita. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami kondisi ini akan mengerang atau mengeluarkan suara desahan seperti saat sedang berhubungan seksual.
Bahkan, terkadang, seseorang yang mengalami kondisi ini bisa mulai meraba atau merangsang dirinya sendiri dengan agresif saat sedang tertidur lelap.
Apa penyebab seseorang bisa berhubungan seks saat tidur?
Para ahli masih belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab dari gangguan tidur ini. Apalagi, para penderita sleep sex biasanya memiliki riwayat gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea, tidur sambil berjalan atau sleepwalking, dan masih banyak lagi.
Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi Anda mengalami sexsomnia, khususnya kondisi kesehatan tertentu, gaya hidup, dan penggunaan obat-obatan.
Berikut adalah beberapa kondisi yang mungkin bisa menjadi pemicu dari kondisi ini, yaitu:
- Kurang tidur.
- Kelelahan ekstrem.
- Penggunaan alkohol secara berlebihan.
- Penggunaan obat-obatan terlarang.
- Gangguan kecemasan.
- Stres.
- Kondisi tidur yang kurang baik.
Salah satu gangguan tidur yang juga sering berkaitan dengan kondisi ini adalah obstructive sleep apnea. Hal ini karena keduanya terjadi saat Anda sudah memasuki tidur pulas atau deep sleep.
Sementara itu, kondisi kesehatan yang mungkin meningkatkan faktor risiko dari sexsomnia adalah:
- Obstructive sleep apnea (OSA).
- Gastroesophageal reflux disease (GERD).
- Jenis parasomnia lainnya, seperti tidur sambil berjalan atau berbicara.
- Penyakit Crohn.
- Epilepsi.
- Penggunaan obat untuk gangguan kecemasan dan depresi.
- Penyakit Parkinson.
Apa saja risiko dari sleep sex?
Sebenarnya, sleep sex memiliki beberapa keuntungan. Sebagai contoh, berdasarkan pendapat dari wanita maupun pria yang mengalami kondisi ini, pasangannya merasa hubungan seks yang terjadi dengan pasangan terasa berbeda.
Penderita sleep sex merasa lebih percaya diri atau asertif ketika melakukan hubungan seksual dalam keadaan tertidur. Hambatan yang membatasi mereka dalam berhubungan seksual ketika mereka terjaga menjadi tidak ada. Hal tersebut membuat mereka menjadi lebih berani, meskipun penderita tidak menyadarinya.
Namun, selain kelebihan tersebut, ada pula kekurangan dari mengalami sleep sex. Mengingat kondisi ini termasuk ke dalam gangguan tidur, jika mengalaminya, Anda berarti sedang dalam kondisi tidak sehat.
Selain itu, kondisi ini juga bisa menjadi permasalahan dalam suatu hubungan. Pasalnya, ketika penderita sexsomnia kurang bergairah secara seksual ketika sedang terjaga tetapi menunjukkan semangat membara saat berhubungan seks saat tidur, hal tersebut bisa menimbulkan kecurigaan.
Pasangan mungkin akan bertanya-tanya, apakah Anda sedang bermimpi berhubungan seks dengan orang lain. Selain itu, pasangan bisa merasa menjadi korban kekerasan seksual.
Selain itu, jika Anda mengalami kondisi ini saat pasangan mencoba untuk beristirahat dan tidak sedang ingin melakukan hubungan seksual, bisa jadi hal ini dianggap sebagai pemaksaan.
Apakah sleep sex berbahaya?
Saat mengalami sex sleep, Anda bisa jadi berada dalam keadaan kesadaran yang berbeda. Ini artinya, perilaku yang tak lazim ini bisa berasal dari aktivitas otak yang abnormal.
Biasanya, orang yang melakukan aktivitas seks saat sedang tidur dapat menunjukkan gelombang otak yang lebih lambat. Sebagian besar orang akan bernapas dengan oksigen yang lebih sedikit.
Para ahli juga menyatakan bahwa kondisi seks dalam keadaan tak sadar ini mirip dengan gangguan kepribadian ganda. Kondisi ini tentu berbahaya, karena berpotensi menimbulkan seks yang mengandung unsur kekerasan.
Saat melakukan aktivitas seks tanpa sadar, Anda mungkin saja tidak memiliki kontrol diri. Hal ini berpotensi menyebabkan Anda melakukan kasus masturbasi dengan kekerasan yang tanpa sadar akan menyebabkan luka fisik bagi diri sendiri dan pasangan.
Belum lagi, jika orang dengan gangguan tidur ini tidak hanya tidur dengan pasangan, tetapi juga dengan anak. Parahnya lagi, orang yang mengalami sexsomnia tidak sadar apa yang telah mereka lakukan saat nanti terbangun.
Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, gangguan ini akan memengaruhi kesehatan fisik dan mental bagi orang dan pasangan yang mengalaminya.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi seks saat tidur?
Sampai saat ini, para ahli belum menemukan obat khusus untuk menghentikan atau mengobati sleep sex. Namun, dokter telah berhasil menggunakan beberapa obat penenang dan obat antidepresan untuk mengatasinya.
Dokter nantinya juga akan memantau perkembangan pasien yang mengalami gangguan seks saat tidur ini. Pengobatan paling penting saat mengobati gangguan ini adalah menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka yang mengalaminya dan keluarga.
Contohnya biarkan pasien tidur sendiri dulu dan jangan lupa kunci pintu kamarnya selama masa perawatan. Sediakan juga alarm untuk membangunkan orang rumah lainnya bila orang dengan sexsomnia mulai kambuh.
Buat keluarga atau pasangan mereka menyadarkan pasien sexsomnia saat sedang kambuh. Penting juga untuk menjauhkan pasien dengan barang-barang berbahaya yang ada di sekitar kasur saat sedang tertidur.
Pastikan juga selama perawatan pasien mendapatkan tidur yang cukup, menghindari obat-obatan tertentu, atau mengobati gangguan tidur lainnya yang bisa memicu perilaku seks saat tidur kambuh lagi.
Itulah mengapa sangat penting bagi orang dengan sexsomnia untuk memeriksakan kondisinya ke dokter spesialis kesehatan jiwa.
[embed-health-tool-heart-rate]