Demensia disebabkan oleh kerusakan pada sel otak. Hal ini menyebabkan terganggunya kemampuan sel otak dalam berkomunikasi satu sama lain. Sehingga, fungsi otak dapat terganggu dan dapat memengaruhi kemampuan Anda dalam berpikir, berperilaku, dan berperasaan. Sayangnya, sebagian besar perubahan di otak yang menyebabkan demensia ini bersifat permanen dan bisa memburuk seiring waktu.
Orang dengan demensia biasanya menunjukkan gejala, seperti
- Kesulitan dalam berbicara dan memahami pembicaraan.
- Mudah lupa akan tanggal dan hari.
- Mudah melupakan suatu barang dan tidak bisa mengingat/menelusuri dimana terakhir melihat barang tersebut.
- Sulit menyelesaikan pekerjaan sehari-hari seperti menyiapkan makanan.
- Adanya perubahan pada kepribadian dan mood.
- Merasa depresi.
- Berhalusinasi.
- Memiliki masalah dalam mengendalikan emosi.
- Kehilangan empati.
Alasan tidur berlebihan dapat meningkatkan risiko demensia
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology baru-baru ini telah membuktikan bahwa tidur berlebihan dapat meningkatkan risiko demensia. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Sudha Seshadri, profesor neurologi di Boston University School of Medicine (BUSM), dilakukan dengan cara mengumpulkan waktu tidur para partisipan penelitian setiap malam. Peneliti juga mengikuti perkembangan penyakit Alzheimer dan bentuk demensia lainnya pada partisipan selama 10 tahun.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa partisipan yang tidur lebih dari 9 jam memiliki risiko dua kali lipat untuk mengembangkan demensia pada 10 tahun kemudian, dibandingkan dengan partisipan yang memiliki waktu tidur selama 9 jam atau kurang.
Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa partisipan yang tidur lebih dari 9 jam memiliki volume otak yang lebih kecil dibandingkan dengan partisipan yang memiliki waktu tidur selama 6-9 jam. Hal ini karena terjadi penurunan fungsi otak (otak kurang berhasil dalam memproses pikiran dan menyelesaikan tugas), sehingga meningkatkan risiko demensia.
Hasil penelitian ini mungkin bisa membantu memprediksi orang yang berisiko mengalami demensia. Waktu tidur yang terlalu lama juga dapat menjadi tanda awal seseorang mengembangkan penyakit neurodegenerasi (penyakit yang menyerang sel otak dan sumsum tulang belakang). Upaya mengurangi jumlah waktu tidur rupanya tidak akan menurunkan risiko demensia.