Penyumbatan tidak hanya terjadi pada jantung, tapi bisa juga pada pembuluh arteri di paru Anda. Kondisi ini dapat menyebabkan emboli paru, yang jika tidak ditangani segera bisa berakibat fatal. Agar Anda lebih waspada dengan penyakit emboli paru, mari kenali berbagai gejala yang ditimbulkan berikut ini.
Apa saja gejala emboli paru?
Emboli paru terjadi ketika ada gumpalan darah yang menyangkut pada pembuluh arteri di paru. Paling sering, gumpalan darah berasal dari pembuluh vena di kaki, yakni kondisi yang Anda kenal dengan deep vein thrombosis (DVT).
Selain gumpalan darah, penyumbatan juga bisa disebabkan oleh zat lemak dari sumsum tulang panjang yang patah, tumor, atau gelembung udara. Nah, pembuluh arteri yang tersumbat ini dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun.
Pada akhirnya, bagian paru yang tidak mendapat darah kaya oksigen akan mati. Tidak hanya paru-paru saja, organ lain yang tidak mendapatkan darah akan mengalami kerusakan dan gagal berfungsi dengan normal. Itulah sebabnya, emboli paru dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani segera.
Pada emboli paru kecil, gejala mungkin saja tidak muncul. Namun, pada sebagian orang dengan kondisi tersebut juga bisa merasakan gejalanya.
Mayo Clinic menyebutkan bahwa tanda-tanda emboli paru dapat sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti di bawah ini.
- Seberapa banyak bagian paru-paru yang mengalami penyumbatan
- Ukuran sumbatan
- Ada atau tidaknya penyakit paru-paru maupun jantung yang menyebabkan kondisi tersebut
Berikut adalah beragam tanda emboli paru yang perlu Anda ketahui.
1. Sesak napas
Sesak napas atau yang secara medis dikenal dengan dyspnea merupakan pengetatan intens di dada sehingga membuat Anda merasa kesulitan bernapas.
Pada orang dengan emboli paru, gejala berupa sesak napas muncul secara tiba-tiba dan akan memburuk jika Anda merasa lelah. Kondisi ini dapat bertambah parah jika tak segera ditangani.
2. Nyeri dada
Selain sesak napas, kondisi ini dapat membuat Anda merasa nyeri di bagian dada. Anda akan merasa seperti mengalami serangan jantung.
Sakit ini terasa tajam dan begitu jelas saat Anda menarik napas dalam-dalam. Nyeri dada juga bisa dirasakan ketika Anda batuk atau membungkuk.
Munculnya rasa nyeri merupakan sinyal bagi tubuh karena gumpalan darah mengiritasi lapisan selaput pleura di sekitar paru. Hal ini pulalah yang membuat Anda lebih nyaman bernapas pendek.
3. Batuk disertai dahak berdarah
Batuk adalah gejala lain yang biasanya ditimbulkan ketika Anda mengalami emboli paru. Kondisi ini merupakan hasil dari aksi spontan tubuh untuk membersihkan zat asing dari saluran pernapasan.
Ketika mengalami emboli paru, batuk biasanya dapat menghasilkan dahak atau noda darah.
4. Detak jantung cepat atau tidak teratur
Detak jantung tidak teratur juga disebut dengan aritmia jantung. Kondisi ini muncul seperti jantung berdebar.
Pada pasien emboli paru, jenis aritmia yang dialami biasanya adalah takikardia. Kondisi ini terjadi ketika detak jantung istirahat lebih cepat dari 100 detak per menit.
Gejala ini terjadi karena pasokan darah yang kaya oksigen terganggu oleh adanya emboli paru. Alhasil, jantung perlu bekerja lebih keras dalam memompa darah agar kebutuhan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan sel tercukupi.
5. Kaki bengkak dan sakit
British Lung Foundation menyebutkan bahwa salah satu penyebab emboli paru adalah deep vein thrombosis, yaitu kondisi ketika pembekuan darah berkembang di vena, biasanya di bagian kaki.
Oleh karena itu, kaki bengkak, merah, dan sakit menjadi gejala emboli paru selanjutnya yang perlu Anda waspadai.
6. Keringat berlebih
Keringat berlebih atau disebut juga dengan hiperhidrosis terjadi ketika tubuh Anda mengeluarkan keringat dalam jumlah yang banyak, meski tidak berada di cuaca panas.
Penelitian yang dipublikasikan di Case Reports in Pulmonology menyebutkan bahwa keringat berlebih, terutama pada malam hari, merupakan gejala umum emboli paru.
7. Pusing
Sakit kepala ringan atau pusing juga sering kali menjadi salah satu gejala emboli paru yang perlu Anda waspadai.
Pusing pada penyakit emboli paru biasanya tak kunjung hilang dan Anda akan merasa seperti ingin pingsan.
8. Demam tinggi
Demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi umum terjadi pada pasien emboli paru. Sebaliknya, demam tinggi merupakan gejala emboli paru yang tidak umum, tetapi bisa saja terjadi.
Penelitian yang dipublikasikan di BMJ Open Respiratory menyebutkan bahwa pasien emboli paru dengan demam memiliki tingkat penyakit dan keparahan sumbatan yang lebih tinggi daripada emboli paru tanpa demam.
9. Sianosis
Sianosis adalah kondisi ketika kulit atau selaput lendir mengalami perubahan warna menjadi kebiruan. Kondisi ini biasanya terlihat pada bibir dan kuku membiru.
Sianosis bisa menjadi salah satu gejala emboli paru yang perlu Anda waspadai. Diagnosis sianosis dan emboli paru pun sering kali tertukar satu sama lain.
Kapan sebaiknya ke dokter?
Jika Anda mengalami gejala emboli paru seperti yang dijelaskan di atas, jangan ragu untuk periksa ke dokter. Apalagi jika Anda masuk dalam kelompok orang yang berisiko yang meliputi kondisi berikut.
- Punya masalah kesehatan tertentu. Memiliki penyakit jantung, kanker, menjalani operasi, dan terkena Covid-19 menempatkan risiko besar mengalami emboli paru.
- Tidak bergerak dalam waktu lama. Terbaring di atas kasur atau melakukan perjalana jauh yang membuat Anda tidak bergerak bebas juga menempatkan risiko penggumpalan darah yang bisa berujung dengan emboli paru.
- Faktor lainnya. Sedang hamil, punya kebiasaan merokok, obesitas, dan mengikuti terapi hormon juga bisa memperbesar risiko penggumpalan darah di pembuluh arteri paru.
Semakin cepat memeriksakan diri ke dokter, semakin cepat pula Anda tahu penyebab yang mendasarinya. Ini karena gejala yang dirasakan tidak selalu mengarah ke emboli paru, bisa saja masalah kesehatan lain.
Oleh karena itu, dokter akan meminta Anda untuk menjalani tes kesehatan untuk mendeteksi emboli paru, meliputi pemindaian paru, angiogram paru, tes darah, rontgen dada, dan V/Q scan.
Dengan begitu, pengobatan emboli paru juga akan lebih cepat Anda jalani dan kemungkinan terjadinya komplikasi. Bahkan, membantu menurunkan risiko terjadinya kematian akibat komplikasi fatal. Jadi, diingatkan kembali untuk tidak menyepelekan gejala apa pun yang Anda rasakan pada tubuh.