Selain penyebab, yang membedakan jenis sekunder dan jenis primer adalah waktu kemunculannya. Mereka yang mengalami jenis sekunder sering berkeringat pada malam hari saat tidur. Kejadiannya juga baru dimulai pada saat seseorang telah dewasa.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Tidak diketahui secara pasti berapa banyak individu yang mengalami hiperhidrosis di Indonesia. Namun, diperkirakan ada sekitar 1 persen penduduk di dunia yang memiliki kondisi ini. Jumlah ini masih bisa bertambah mengingat banyak kasus yang tidak didata.
Baik laki-laki maupun perempuan memiliki peluang yang sama untuk mengalami hiperhidrosis. Hanya saja, hiperhidrosis lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria.
Kondisi ini kemungkinan dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya, dengan peluang lebih besar sekitar 30 – 50% penderita memiliki riwayat keluarga hiperhidrosis.
Gejala hiperhidrosis pertama kali dapat muncul pertama kali pada setiap usia, tapi munculnya gejala dan perkembangan sebagian besar terjadi pada usia remaja hingga dewasa awal.
Apakah hiperhidrosis berbahaya?

Pada dasarnya hiperhidrosis tidak mengancam jiwa seseorang dan tidak menyebabkan komplikasi lainnya.
Akan tetapi, individu yang mengalami hiperhidrosis sering kali merasa cemas dan tidak nyaman akan kondisinya sehingga mereka lebih menghindari kontak dengan orang lain maupun mengendalikan kondisinya meskipun dapat dikendalikan.
Hal tersebut mengakibatkan orang-orang dengan kondisi ini akan menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka jarang berpartisipasi dalam kegiatan sosial terutama yang menyangkut aktivitas fisik seperti olahraga karena takut akan berkeringat.
Segera lakukan upaya pengendalian dan konsultasikan dengan dokter umum Anda jika kondisi tersebut sudah dirasa mengganggu aktivitas berikut ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar