backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Waspadai Cedera Saraf Tulang Belakang yang Bisa Bersifat Permanen

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 10/01/2022

    Waspadai Cedera Saraf Tulang Belakang yang Bisa Bersifat Permanen

    Mengalami cedera saraf tulang belakang bisa berbahaya untuk kelangsungan hidup Anda. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui lebih dalam mengenai gejala, penyebab, dan pengobatan dari cedera saraf tulang belakang untuk dapat mencegah kondisi ini.

    Apa itu cedera saraf tulang belakang?

    Cedera saraf tulang belakang atau spinal cord injury adalah kerusakan pada sumsum tulang belakang atau saraf yang berada di bagian tulang belakang.

    Kondisi ini bisa terjadi karena cedera langsung pada sumsum tulang belakang atau akibat kerusakan pada tulang, jaringan, atau pembuluh darah di sekitarnya.

    Biasanya, cedera ini terjadi akibat benturan yang keras ke bagian tubuh tersebut.

    Sumsum tulang belakang itu sendiri merupakan bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk menyampaikan pesan antara otak dan seluruh tubuh.

    Jika terjadi kerusakan pada bagian tubuh ini, fungsi tubuh tertentu bisa terganggu, misalnya hilangnya fungsi gerak atau sensitivitas terhadap rangsangan sentuhan atau suhu.

    Adapun hal tersebut bisa memengaruhi kehidupan Anda, termasuk pada aspek mental, emosional, dan sosial. Pada kondisi yang parah, kematian pun bisa terjadi.

    Tanda-tanda dan gejala cedera saraf tulang belakang

    pemeriksaan nyeri punggung bawah

    Tanda-tanda dan gejala spinal cord injury yang muncul bergantung pada lokasi serta tingkat keparahan cedera.

    Seberapa parahnya cedera tergantung pada apakah seluruh sumsum atau saraf tulang belakang terpengaruh (complete atau lengkap) atau hanya sebagian (incomplete/tidak lengkap).

    Adapun berikut adalah beberapa gejala atau tanda yang mungkin muncul akibat dari spinal cord injury. 

    • Kehilangan pergerakan.
    • Kesemutan, mati rasa, atau hilang sensasi, termasuk kemampuan untuk merasakan panas, dingin, dan sentuhan.
    • Kehilangan kontrol kandung kemih dan usus.
    • Aktivitas refleks yang berlebihan atau kejang.
    • Perubahan pada fungsi seksual, sensitivitas seksual, dan kesuburan.
    • Nyeri atau sensasi menyengat akibat kerusakan pada serabut saraf di tulang belakang.
    • Kesulitan bernapas, batuk, atau pembersihan lendir dari paru-paru.
    • Nyeri punggung atau tekanan di leher, kepala, atau punggung yang ekstrem.
    • Kelemahan, inkoordinasi, atau kelumpuhan pada bagian tubuh apa pun.
    • Leher atau punggung yang terpelintir atau bengkok.

    Adapun melansir Mayo Clinic, kelumpuhan akibat cedera pada tulang belakang terbagi ke dalam dua kategori berikut.

  • Tetraplegia. Dikenal juga sebagai quadriplegia, ini berarti lengan, tangan, badan (torso), kaki, dan organ panggul semua terpengaruh akibat cedera tulang belakang Anda.
  • Paraplegia. Kelumpuhan ini memengaruhi semua bagian badan, kaki, dan organ panggul.
  • Kapan harus periksa ke dokter?

    Siapa pun yang mengalami trauma signifikan pada kepala atau leher membutuhkan evaluasi medis dengan segera untuk melihat adanya kemungkinan cedera tulang belakang.

    Bahkan, akan lebih aman untuk mengasumsikan bahwa korban trauma pasti memiliki cedera saraf tulang belakang sampai jika terbukti sebaliknya.

    Pasalnya, cedera tulang belakang yang serius tidak selalu terlihat jelas dengan segera. Jika tidak segera diidentifikasi, kerusakan yang lebih parah dapat terjadi.

    Apa penyebab cedera saraf tulang belakang?

    Spinal cord injury dapat terjadi akibat kerusakan pada ruas tulang belakang, ligamen, cakram tulang belakang, atau pada sumsum tulang belakang itu sendiri.

    Ini bisa terjadi karena arthritis, kanker, peradangan, infeksi, atau degenerasi cakram tulang pada area tulang belakang.

    Meski demikian, cedera pada saraf tulang belakang lebih sering terjadi akibat benturan keras pada bagian tubuh tersebut.

    Benturan keras ke arah tulang belakang bisa terjadi karena kondisi berikut.

    • Serangan kekerasan, seperti tusukan atau tembakan.
    • Jatuh dari ketinggian.
    • Kecelakaan kendaraan bermotor.
    • Cedera saat berolahraga, seperti olahraga kontak fisik atau menyelam di perairan dangkal.
    • Komplikasi operasi tulang belakang.

    Faktor risiko cedera saraf tulang belakang

    lansia jatuh

    Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko spinal cord injury. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dimaksud.

    • Berusia antara 16-30 tahun dan lansia (usia 65 tahun ke atas), yang lebih rentan terjatuh atau mengalami kondisi-kondisi di atas.
    • Berjenis kelamin laki-laki. Faktanya, hanya 20% wanita yang mengalami kondisi ini.
    • Mengonsumsi alkohol.
    • Tidak mengenakan sabuk pengaman saat di mobil atau berkendara dalam kecepatan tinggi.
    • Tidak menggunakan perangkat keamanan yang tepat selama berolahraga.
    • Melompat ke dalam air tanpa memeriksa kedalamannya terlebih dahulu atau ada tidaknya batu di dasar air.
    • Memiliki riwayat penyakit yang bisa memengaruhi tulang atau sendi di tulang belakang, seperti osteoporosis.

    Bagaimana dokter mendiagnosis cedera ini?

    Setelah mengalami cedera, Anda mungkin akan dibawa ke ruang gawat darurat rumah sakit.

    Di sana, dokter akan memeriksa dengan hati-hati, menguji fungsi sensorik dan motorik, serta menanyai Anda tentang beberapa hal terkait penyebab cedera Anda.

    Namun, jika orang yang terluka mengeluhkan nyeri leher, tidak sepenuhnya sadar atau menunjukkan tanda-tanda kelemahan, atau cedera neurologis lainnya yang sangat jelas, beberapa tes mungkin akan langsung dokter lakukan.

    Berikut tes-tes yang umum dokter lakukan untuk memastikan diagnosis cedera saraf tulang belakang.

  • Rontgen sinar X.
  • CT scan tulang belakang.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI).
  • Myelogram.
  • Elektromiografi.
  • Studi konduksi saraf.
  • Beberapa tes lainnya mungkin akan dokter sarankan. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

    Apa saja pengobatan untuk cedera saraf tulang belakang?

    Ct Scan Tulang Belakang Lumbosakral

    Jika Anda mencurigai seseorang mengalami cedera di tulang belakang, sebaiknya lakukan langkah-langkah berikut.

    • Segera hubungi rumah sakit.
    • Jangan memindahkan orang tersebut. Ini termasuk mengatur posisi kepala orang itu atau mencoba melepaskan helmnya, karena dapat menyebabkan komplikasi serius.
    • Jaga agar orang tersebut tetap diam pada tempatnya.
    • Berikan pertolongan pertama dasar, seperti menghentikan perdarahan tanpa menggerakkan kepala atau leher.
    • Letakkan handuk tebal di kedua sisi leher atau kepala untuk mencegahnya bergerak.

    Melansir MedlinePlus, penderita spinal cord injury membutuhkan pengobatan segera. Semakin lamanya pengobatan dilakukan, hasilnya bisa terpengaruh.

    Meski demikian, sejauh ini tidak ada cara yang dapat menyembuhkan kerusakan pada sumsum tulang belakang.

    Sementara ini, pengobatan berfokus pada pencegahan cedera lebih lanjut dan mendukung penderitanya untuk dapat kembali ke kehidupan yang aktif dan produktif.

    Adapun pengobatan secara medis untuk kondisi ini terbagi ke dalam beberapa tahap berikut.

    Penanganan darurat

    Untuk penanganan pertama, pemasangan traksi atau alat penyangga leher mungkin akan tim medis lakukan untuk menstabilkan atau menyelaraskan tulang belakang Anda.

    Pada kondisi tertentu, Anda mungkin membutuhkan operasi darurat untuk mengatasi kerusakan pada sumsum tulang belakang.

    Ini biasanya dilakukan untuk memperbaiki patah tulang belakang, pembekuan darah, atau jaringan yang rusak.

    Suntikan kortikosteroid pun mungkin akan dokter berikan dalam waktu 8 jam setelah cedera terjadi. Cara ini dapat membantu meningkatkan aliran darah, menjaga fungsi saraf, dan mengurangi peradangan.

    Perawatan lanjutan

    Perawatan lanjutan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien serta mencegah masalah medis lain yang mungkin timbul dari cedera saraf tulang belakang.

    Beberapa kondisi medis yang mungkin timbul, seperti ulkus dekubitus, masalah usus dan kandung kemih, infeksi pernapasan, atau pembekuan darah.

    Adapun bentuk pengobatan yang diberikan dan lamanya perawatan tergantung kondisi masing-masing pasien.

    Anda pun mungkin perlu menjalani rehabilitasi, termasuk terapi fisik, okupasi, dan bentuk terapi lainnya.

    Biasanya, rehabilitasi perlu Anda lakukan pada tahap pemulihan untuk membantu Anda menjalankan aktivitas sehari-hari.

    Bagaimana mencegah cedera saraf tulang belakang?

    Cedera saraf tulang belakang sering kali merupakan peristiwa yang tidak terduga.

    Namun, Anda dapat mengurangi risiko cedera dengan melakukan beberapa hal di bawah ini.

    • Selalu gunakan sabuk pengaman atau helm saat berkendara.
    • Gunakan peralatan keamanan yang tepat selama berolahraga.
    • Jangan pernah melompat ke ke dalam air tanpa memeriksa kedalamannya dan memastikan bahwa area itu bebas dari batu.
    • Gunakan tikar antiselip di kamar mandi untuk mencegah terpeleset.
    • Jangan mengemudi dalam keadaan mabuk atau setelah mengonsumsi minuman alkohol.

    Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan pada dokter untuk lebih memahami solusi terbaik untuk Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 10/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan