Paraplegia adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi kehilangan kekuatan atau pergerakan akibat cedera. Cedera yang terjadi umumnya terletak pada saraf tulang belakang, sehingga terjadi kelumpuhan pada bagian bawah tubuh, terutama kaki.
Paraplegia merupakan salah satu jenis dari paralisis, yaitu kelumpuhan atau hilangnya fungsi otot yang terjadi di bagian-bagian tertentu tubuh. Secara keseluruhan, paralisis dibagi menjadi beberapa jenis.
Selain menyerang tubuh bagian bawah, kelumpuhan dapat menyerang tubuh bagian atas. Namun, tidak menutup kemungkinan seluruh bagian tubuh dapat kehilangan fungsi ototnya. Kondisi lumpuh menyeluruh tersebut dinamakan dengan quadriplegia.
Pada paraplegia, bagian tubuh yang umumnya terdampak adalah tungkai kaki, paha, jari kaki, telapak kaki, dan terkadang perut. Tergantung pada tingkat cedera, tingkat kelumpuhan dapat bervariasi.
Paraplegia adalah kondisi yang cukup umum dan dapat terjadi pada siapa saja. Namun, kasus kejadiannya cenderung lebih banyak ditemukan pada pasien berusia 16-30 tahun, terutama yang sering melakukan aktivitas atau olahraga ekstrem.
Selain itu, kondisi ini juga lebih mudah terjadi pada orang-orang berusia lanjut, terutama di atas 65 tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan karena lansia memiliki tulang belakang yang lebih rapuh dan keseimbangan tubuhnya pun mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan mengalami cedera.
Paraplegia adalah kondisi yang dapat ditangani dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
Paraplegia adalah kondisi yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan seberapa banyak bagian bawah tubuh yang terdampak, kondisi ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Jenis ini terjadi ketika penderita tidak dapat menggerakkan sama sekali atau tidak merasakan sensasi apapun pada kedua kaki dan bagian bawah tubuh.
Apabila tubuh bagian bawah Anda masih dapat Anda gerakan sebagian, atau bagian bawah tubuh Anda masih merasakan sensasi tertentu, itu artinya Anda menderita cedera sebagian.
Terdapat pula beberapa jenis paraplegia yang lainnya, yaitu:
Tanda-tanda dan gejala dari kondisi ini dapat bervariasi pada masing-masing penderita. Umumnya, kemampuan penderita untuk mengendalikan tubuh bagian bawah tergantung pada dua faktor, yaitu letak cedera pada saraf tulang belakang, serta tingkat keparahannya.
Gejala-gejala umum dari paraplegia adalah:
Tergantung pada tingkat keparahannya, kondisi ini dapat digolongkan menjadi paraplegia menyeluruh atau sebagian.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
Cedera atau trauma saraf tulang belakang mungkin tidak terlihat jelas, jika Anda menduga seseorang mengalami cedera saraf tulang belakang, jangan coba memindahkan orang tersebut dan segera hubungi penyedia layanan medis.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan, selalu periksakan diri ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Paraplegia adalah kondisi yang umumnya diakibatkan oleh cedera saraf tulang belakang, tulang belakang, ligamen, atau cakram (disk) pada ruas-ruas tulang belakang.
Kondisi ini biasanya terjadi akibat adanya cedera traumatis karena hantaman yang kencang dan mendadak pada tulang belakang. Akibatnya, tulang belakang dapat patah, dislokasi (bergeser), pecah, atau menekan saraf.
Selain peristiwa traumatik, cedera juga dapat disebabkan oleh arthritis, kanker, inflamasi (peradangan), infeksi, atau degenerasi cakram tulang belakang. Mungkin diperlukan waktu yang lama hingga cedera saraf tulang belakang pulih, terutama jika terjadi perdarahan, pembengkakan, peradangan dan akumulasi cairan pada tulang belakang.
Sistem saraf pusat manusia terdiri dari otak dan saraf tulang belakang. Saraf tulang belakang, yang terbuat dari jaringan-jaringan lunak yang dikelilingi oleh tulang belakang, tumbuh memanjang dari pangkal otak Anda.
Bagian bawah atau ujung saraf tulang belakang terletak di atas pinggang Anda, yang disebut dengan conus medullaris. Di bawah bagian ini, terdapat sekelompok akar saraf yang disebut dengan cauda equina.
Ketika terjadi kondisi traumatik atau nontraumatik di bagian tersebut, serat-serat saraf dapat mengalami kerusakan, sehingga otot-otot bagian bawah tubuh akan bermasalah.
Penyebab utama cedera saraf tulang belakang meliputi:
Paraplegia adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir semua orang, tidak memandang dari apa kelompok usia dan golongan rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkat risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.
Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan terkena suatu penyakit atau kondisi kesehatan. Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat mengalami kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.
Faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya paraplegia adalah:
Angka kejadian kondisi ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia di antara 16-30 tahun. Selain itu, orang-orang berusia lanjut di atas 65 tahun juga lebih rentan mengalami kondisi ini karena keseimbangan tubuh yang menurun, atau kondisi tulang belakang yang mengalami degenerasi.
Kondisi ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki dibanding dengan pasien perempuan. Jika Anda berjenis kelamin laki-laki, risiko Anda untuk mengalami kondisi ini lebih tinggi.
Orang-orang yang melakukan aktivitas berisiko tinggi, seperti olahraga ekstrem, balap motor, mobil, menyelam, paralayang, dan sebagainya lebih mudah mengalami kecelakaan seperti terjatuh dan cedera. Hal ini berpotensi menyebabkan tubuh bagian bawah mengalami kelumpuhan.
Jika Anda memiliki kelainan pada tulang atau sendi, seperti arthritis atau osteoporosis, kondisi tersebut membuat struktur tulang Anda lebih rapuh dibanding dengan orang-orang pada umumnya.
Paraplegia adalah kondisi yang dapat mengakibatkan terjadinya masalah-masalah kesehatan lain apabila tidak segera ditangani. Berbagai masalah kesehatan yang dapat muncul adalah:
Pada tingkat cedera tubuh yang lebih parah, penderita mungkin juga dapat mengalami hiperrefleksia, atau yang disebut pula dengan disrefleksia autonomik automomik.
Kondisi tersebut dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti pembengkakan kantung kemih, usus, atau rasa nyeri secara keseluruhan. Gejala-gejala dari kondisi ini meliputi kenaikan suhu tubuh, keringat berlebihan, tekanan darah meningkat, sakit kepala, penurunan denyut nadi, dan blackout.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Paraplegia memerlukan keadaan darurat, di mana dokter akan memeriksa fungsi sensorik dan pergerakan kaki dengan seksama. Dokter akan menanyakan tentang trauma yang menyebabkan paraplegia untuk mengidentifikasi tingkat cedera. Pada banyak kasus, dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengonfirmasi diagnosis dan memeriksa kerusakan pada saraf tulang belakang, seperti:
Setelah pembengkakan saraf tulang belakang mengecil, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis untuk melihat bagaimana otot dan tulang bereaksi ke stimulan.
Perawatan untuk paraplegia akan terfokus pada mengembalikan fungsi saraf tulang belakang sebisa mungkin.
Karena paraplegia adalah kondisi yang darurat, perawatan segera dimulai begitu Anda sampai ke rumah sakit.
Pada ruang gawat darurat, dokter akan berfokus pada gejala-gejala organ vital Anda, seperti kemampuan bernapas, mencegah shock dan imobilisasi saraf tulang belakang dari leher ke punggung.
Perawatan jangka panjang akan terfokus pada penanganan gejala-gejala dan mencegah komplikasi, seperti:
Tim medis akan membantu Anda dalam proses rehabilitasi selama masa pemulihan.
Dalam rehabilitasi tahap awal, terapis Anda akan berfokus pada mengembalikan kekuatan dan fungsi otot, mengembangkan kemampuan motorik tubuh, serta mempelajari teknik-teknik tertentu agar tubuh dapat kembali beradaptasi dalam kegiatan sehari-hari.
Pemberian obat-obatan tertentu juga dapat membantu mengendalikan gejala-gejala dari cedera tulang belakang.
Obat-obatan yang diberikan umumnya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, kejang otot, serta memperbaiki kontrol buang air.
Beberapa alat bantu medis juga dapat digunakan agar Anda dapat bergerak lebih mudah. Alat-alat tersebut dapat berupa kursi roda khusus, atau komputer yang dilengkapi dengan teknologi pengidentifikasi suara.
Uji klinis juga tersedia untuk penderita paraplegia. Biasanya pemulihan terjadi dalam 6 bulan pertama.
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi paraplegia:
Terdapat banyak support group atau komunitas penderita kondisi ini atau jenis paralisis lainnya. Komunitas-komunitas ini dapat menjadi tempat pasien untuk berbagi pengalaman, keluh kesah, serta saran dan dukungan dari sesama pasien.
Selain itu, dengan mengikuti komunitas ini, pasien juga dapat berbagi edukasi dan informasi mengenai penyakit ini kepada orang-orang sekitar, sehingga kepedulian mengenai paraplegia pun dapat ditingkatkan.
Banyak pasien yang justru tidak menyadari efek psikologis yang dirasakan ketika mengalami kondisi penurunan mobilitas tubuh. Maka dari itu, penting bagi pasien untuk mencari psikolog yang ahli dalam menangani masalah tersebut, terutama yang terkait dengan cedera atau trauma pada otak.
Keberadaan psikolog dapat membantu pasien menerima kondisi yang dialaminya, berjuang menghadapi penyakit, serta menghindari pasien dari risiko mengalami depresi.
Pasien yang mengalami penurunan kemampuan bergerak, bahkan kelumpuhan total pada bagian bawah tubuh, perlu membiasakan diri dalam beraktivitas sehari-hari. Akan ada banyak sekali aspek kehidupan pasien yang mengalami perubahan.
Salah satu cara untuk membantu beradaptasi adalah dengan menyesuaikan tata letak perabotan di rumah, atau memodifikasi perlengkapan rumah, sehingga pasien dapat lebih mudah melakukan aktivitas sehari-hari.
Anda juga dapat mencoba beberapa jenis terapi fisik atau olahraga yang dapat membantu mengatasi gejala-gejala paraplegia. Berikut adalah jenis-jenis latihan fisik yang dapat Anda coba:
Banyak pasien penderita cedera saraf tulang belakang, terutama paraplegia, yang mendapatkan manfaat dari gerakan-gerakan yoga. Dalam yoga, gerakan-gerakan peregangan ternyata dapat mencegah atrofi pada otot yang tidak digunakan untuk bergerak.
Selain itu, teknik pernapasan pada yoga juga dapat membantu penderita yang mengalami kesulitan bernapas akibat efek samping dari cedera saraf tulang belakang.
Angkat beban adalah salah satu latihan fisik yang dapat membantu melatih otot pasien, mencegah terjadinya atrofi otot, serta meningkatkan kekuatan dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Namun, pasien harus menjalani angkat beban di bawah pengawasan ahli atau terapis agar tidak terjadi cedera yang lebih parah.
Air membantu menopang beban tubuh ketika melakukan gerakan-gerakan yang mengharuskan pasien berdiri dan meregangkan lengan atau kaki. Sama dengan angkat beban, latihan fisik jenis ini juga harus dilakukan di bawah pengawasan ahli terapi fisik.
Selain aerobik air, pasien juga dapat mencoba aerobik yang dilakukan dengan duduk di kursi. Salah satu kemudahan yang ditawarkan dari latihan fisik ini adalah dapat dilakukan hampir di mana saja.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar