Definisi infeksi HPV
Sesuai dengan namanya, infeksi human papillomavirus adalah kondisi yang disebabkan oleh virus HPV.
Human papillomavirus (HPV) sendiri adalah virus yang biasanya menyebar lewat hubungan seks atau kontak melalui kulit.
Terdapat lebih dari 100 jenis virus HPV dengan beberapa di antaranya dapat menyebabkan penyakit kutil kelamin dan kanker.
Satu-satunya yang dapat melindungi diri Anda dari penyakit kelamin akibat HPV adalah dengan mendapatkan vaksin HPV.
Seberapa umumkah kondisi ini?
HPV adalah infeksi yang bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Virus HPV yang menyebabkan kutil biasanya muncul pada remaja dan orang dewasa berusia muda yang aktif berhubungan seks.
Infeksi human papillomavirus paling sering terjadi pada pria berumur 20-24 tahun dan wanita berumur 16-19 tahun.
Tanda dan gejala infeksi HPV
Infeksi HPV adalah kondisi yang sering sembuh tanpa adanya pengobatan. Namun, beberapa kondisi infeksi HPV bisa tetap ada sehingga menyebabkan kutil atau kanker di alat kelamin. Tanda dan gejala infeksi HPV adalah sebagai berikut.
Gejala kutil kelamin akibat infeksi HPV
Kutil pada alat kelamin mungkin berawal dari semacam luka kecil. Luka tersebut kemudian terbuka, berdarah, menjadi kutil, mengering, hingga sembuh setelah beberapa hari.
Anda mungkin sulit membedakan kutil dengan jerawat atau rambut yang tumbuh ke dalam (ingrown hair).
Gejala kanker akibat infeksi HPV
Kebanyakan kasus kanker karena infeksi human papillomavirus (HPV) adalah kanker serviks, kanker tenggorokan, dan kanker lidah.
Tanda-tanda HPV yang menyebabkan kanker serviks mungkin termasuk perdarahan atau keluarnya cairan dari dalam vagina.
Perdarahan setelah hubungan seks atau saat menopause juga bisa menjadi tanda kanker serviks.
Selain itu, terdapat gejala infeksi human papillomavirus lain seperti sakit pada perut bagian bawah atau area pelvis dan pada saat berhubungan intim.
Mungkin masih ada gejala HPV lain yang tidak tercantum di atas. Konsultasikan kepada dokter jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut.
Kapan harus ke dokter?
Kunjungi dokter segera bila Anda mencurigai Anda atau pasangan Anda terkena infeksi ini.
Sekalipun belum ada gejala yang muncul, Anda dapat mencari saran tentang pemeriksaan diri sendiri dan apa yang harus dilakukan bila terinfeksi HPV. Pelajari lebih banyak tentang diagnosis infeksi ini.
Hindari berhubungan intim sampai Anda tidak lagi mengidap infeksi untuk mencegah menularnya penyakit ke orang lain.
Penyebab infeksi HPV
Infeksi HPV disebabkan oleh virus human pappillomavirus. HPV adalah infeksi yang menular secara seksual.
Virus infeksi HPV masih bisa menyebar walaupun orang yang membawa virus tidak memiliki gejala atau tidak merasa sakit. Virus tipe 6, 11, 16, dan 18 menyebabkan kutil kelamin dan kanker serviks.
Kutil dan kanker serviks dapat terbentuk dalam beberapa tahun setelah terkena infeksi HPV. Apabila Anda hamil dan memiliki infeksi HPV dengan kutil kelamin, ada kemungkinan janin bisa ikut terinfeksi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi virus dapat memengaruhi pita suara janin yang ada di dalam kandungan.
Faktor risiko infeksi HPV
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan Anda berisiko mengalami virus HPV adalah sebagai berikut.
1. Sering berganti pasangan seksual
Semakin banyak atau semakin sering Anda bergonta-ganti pasangan untuk berhubungan seksual, semakin besar pula peluang Anda terkena infeksi HPV.
2. Usia
Kutil kelamin yang diakibatkan oleh infeksi virus HPV paling sering terjadi pada pasien berusia remaja dan orang dewasa awal 20-an.
3. Sistem imun tubuh melemah
Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk lebih rentan terkena berbagai macam infeksi virus, termasuk HPV.
Peluang tersebut semakin besar pada orang-orang dengan penyakit HIV/AIDS.
4. Memiliki luka terbuka
Bagian kulit yang terdapat luka terbuka atau mengalami kerusakan jaringan lebih mudah terjangkit HPV.
5. Kontak atau paparan secara langsung
Kontak langsung adalah menyentuh kutil atau sumber tertentu yang dipenuhi virus HPV, misalnya berenang di kolam renang umum.
Diagnosis infeksi HPV
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Saat ini sudah ada tes penyakit kelamin untuk memeriksa kemungkinan adanya infeksi human papillomavirus (HPV) dalam tubuh manusia.
Kebanyakan pasien tahu bahwa mereka terinfeksi jika muncul kutil atau tumor kanker yang ditemukan dalam tes. Berikut beberapa cara mendiagnosis adanya kutil kelamin dan kanker
1. Kutil kelamin
Dokter akan mendiagnosis kutil dengan melihat kondisi kulit. Bila infeksi HPV tidak dapat terdeteksi, dokter akan mengambil sampel kutil (biopsi) untuk diperiksa di bawah mikroskop.
2. Kanker
Tes IVA dapat dilakukan sebagai skrining awal guna mengetahui keberadaan virus HPV ini.
Tes pap (sitologi serviks) akan membantu mendeteksi tanda sebelum kanker sekaligus perubahan pada sel serviks yang mungkin akan menjadi kanker serviks.
Anda dianjurkan untuk mulai menjalani tes pap pada umur 21 tahun.
Pilihan pengobatan untuk infeksi human papillomavirus (HPV)
Infeksi human papillomavirus adalah kondisi yang bisa disembuhkan dan diobati berdasarkan penyebabnya. Beberapa pengobatan untuk infeksi HPV sesuai dengan penyakitnya adalah sebagai berikut.
1. Kutil kelamin
Cara paling sederhana untuk menyembuhkan kutil adalah dengan menggunakan sabun berbusa lembut/krim khusus.
Untuk mengobati jerawat batu, Anda juga bisa menggunakan salep untuk menghilangkan jerawat.
2. Kanker
Dokter akan merencanakan pengobatan tergantung pada sejauh mana perkembangan tumor dan kesehatan pasien.
Untuk kanker, Anda perlu dites secara teratur untuk mencegah risiko penyakit sebelum tumor terbentuk.
Komplikasi infeksi HPV
Infeksi virus HPV dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Masalah yang umumnya terjadi adalah kanker serviks.
Meski begitu, virus ini juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain yang juga membutuhkan perhatian khusus. Berikut adalah beberapa penyakit yang ditimbulkan dari infeksi virus HPV.
1. Kutil kelamin
Kutil kelamin merupakan salah satu infeksi HPV yang berupa benjolan bisa besar, tapi bisa juga berukuran kecil sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang. Kutil kelamin bisa muncul satuan atau berkelompok.
Jika digambarkan, kutil yang berkelompok terlihat seperti kembang kol kecil atau mungkin hanya terlihat datar dan putih.
Pada wanita, kutil kelamin muncul di sekitar anus atau pada vulva, vagina, atau leher rahim. Sementara itu pada pria, kutil kelamin bisa terjadi di bagian luar penis, skrotum, atau di sekitar anus.
Biasanya, kemunculan kutil kelamin disertai dengan rasa gatal, iritasi, dan mungkin berdarah jika digaruk. Saat gejala muncuk, umumnya infeksi sebenarnya sudah terjadi sejak 2-3 sebelumnya.
Akan tetapi, tak jarang gejala pertamanya baru muncul setelah bertahun-tahun terinfeksi. Pria maupun wanita umumnya tidak menyadari keberadaan penyakit ini hingga mereka memeriksakan keluhannya ke dokter.
2. Kanker anus
Hampir 80% kanker anus ditemukan pada orang berusia di atas 60 tahun. Sebelum usia 35 tahun, kanker anus lebih sering terjadi pada pria.
Sering melakukan anal seks berpotensi memicu perkembangan kanker anus. Ini karena risiko penularan infeksi HPV ke anus akan semakin tinggi.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah cenderung terkena kanker ini. Gejala kanker anus yang paling umum ialah adanya pendarahan. Selain itu rasa gatal pada anus juga bisa menandai penyakit ini.
Tanda lainnya adalah nyeri atau adanya tekanan di daerah anus, benjolan di dekat anus, perubahan pola buang air besar, serta keluarnya cairan yang tidak biasa melalui anus.
3. Kanker penis
Kanker penis dimulai pada sel kulit penis dan meluas hingga bagian dalamnya. Jenis kanker ini termasuk jarang ditemukan, sehingga bisa dikatakan langka.
Kondisi kanker ini dapat diobati jika ditemukan pada stadium awal. Para pakar memperkirakan bahwa orang yang tidak disunat mungkin lebih berisiko terkena kanker ini.
Pertumbuhan sel kanker bisa saja terjadi jika ada cairan yang terjebak di bagian ujung penis dan tidak dibersihkan. Selain itu, kanker penis juga bisa terjadi karena adanya infeksi virus HPV tertentu.
Jenis kanker ini lebih sering terjadi pada pria di atas usia 60 tahun, perokok, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. Berikut ini gejala yang biasanya terjadi pada kanker penis.
- Perubahan ketebalan atau warna pada kulit penis (biasanya muncul di bagian ujung kulit penis pria yang tidak disunat)
- Adanya ruam atau benjolan kecil yang berkerak di kulit ujung kulit penis.
- Penis terasa sakit
- Pembengkakan di ujung penis
- Adanya benjolan di bawah kulit di daerah pangkal paha
- Penis terlihat kebiru-biruan
- Ada bau tidak sedap yang berasal dari ujung kulit penis yang tidak disunat
Namun, tidak semua pria dengan tanda di atas berarti mengalami kanker penis. Hal ini bisa juga terjadi karena reaksi alergi.
Meski begitu, penting untuk memeriksakan kesehatan penis Anda jika muncul gejala yang tidak biasa.
4. Kanker vagina
Kanker vagina termasuk kasus yang langka, seperti halnya kanker penis. Kondisi kanker vagina paling sering terjadi pada sel yang melapisi permukaan vagina Anda yang sering disebut sebagai jalan lahir.
Pada stadium awal, kanker ini tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, seiring berjalannya waktu, kanker vagina dapat menimbulkan tanda dan gejala seperti:
- Pendarahan pada vagina yang tidak biasa, misalnya setelah melakukan hubungan intim atau setelah menopause
- Keputihan
- Adanya benjolan di vagina
- Sering buang air kecil
- Sembelit
- Nyeri panggul
5. Kanker orofaring
Menurut situs CDC, human papillomavirus (HPV) dapat menyebabkan kanker tenggorokan, khususnya kanker orofaring.
Kanker orofaring adalah kanker yang menyerang bagian belakang tenggorokan, termasuk pangkal lidah dan amandel. Umumnya, kanker jenis ini lebih banyak terjadi pada pria ketimbang wanita.
Pencegahan infeksi HPV
Mendapatkan vaksin HPV adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah virus HPV menginfeksi tubuh Anda.
Para ahli mengatakan bahwa semakin muda seseorang mendapatkan vaksin ini, semakin tinggi pula tingkat keampuhan kerja vaksin ini.
Anak perempuan disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV mulai usia 9 tahun. Namun, jika Anda sudah berusia dewasa, tetap tak ada kata terlambat untuk mendapatkan vaksinasi HPV.
Dengan catatan, bagi Anda yang sudah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebelum melakukan tindakan vaksinasi.
Pastikan Anda melakukan seks yang aman dan gunakan kondom apabila hendak berhubungan seks.
Meski begitu, area yang tidak terlindungi oleh kondom masih dapat berisiko terinfeksi HPV. Menggunakan kondom tidak sepenuhnya menghilangkan, tetapi akan mengurangi risiko infeksi virus HPV.
Di samping itu, tidak melakukan seks bebas juga dapat mengurangi risiko penyakit.Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Temukan semua yang perlu Anda ketahui tentang HPV di link ini.
[embed-health-tool-ovulation]