Dermatitis atopik atau sering dikenal dengan sebutan eksim adalah salah satu penyakit kulit yang paling umum dialami di Indonesia. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam kemerahan dan gatal. Setiap orang dengan eksim bisa memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda, sehingga eksim disebut juga dengan penyakit multifaktorial.
Apa itu dermatitis atopik (eksim)?
Eksim adalah penyakit kulit kronis (menahun) yang membuat kulit merah meradang, bengkak, gatal, dan pecah-pecah.
Dermatitis atopik merupakan salah satu jenis eksim yang paling umum. Jenis lainnya adalah dermatitis kontak, dermatitis seboroik, eksim dishidrosis, dan masih banyak lagi.
Penyakit ini ditandai dengan gatal pada kulit yang amat parah sehingga mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari. Jika digaruk, area kulit yang terasa gatal akan menjadi kering dan bahkan mengelupas.
Dermatitis atopik biasanya muncul pertama kali pada bayi berusia di bawah satu tahun. Penyakit yang juga dikenal sebagai eksim kering ini bisa terus kambuh hingga dewasa. Bagi sebagian anak, gejalanya dapat membaik atau bahkan hilang.
Penyakit ini lebih umum terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga yang mengidap eksim, alergi, atau asma. Eksim tidak bisa disembuhkan, tapi perawatan yang tepat bisa membantu mengendalikan dan meringankan gejalanya.
Tanda dan gejala eksim
Peradangan kulit akibat dermatitis atopik biasanya muncul pada bagian tubuh yang berlipatan, seperti siku bagian dalam, belakang lutut, dan bagian depan leher.
Meski demikian, American Academy of Dermatology mengatakan gejala eksim pada bayi, anak-anak, dan orang yang lebih tua mungkin saja berbeda.
Berikut berbagai gejalanya sesuai kelompok usia.
1. Dermatitis atopik pada bayi
Gejala eksim pada bayi umumnya pertama kali muncul saat usia 2 sampai 3 bulan dalam bentuk berikut.
- Ruam kemerahan yang muncul tiba-tiba di kulit kepala dan wajah, terutama di pipi (bisa juga muncul di area lain).
- Kulit kering, bersisik, dan gatal; sisik bisa retak dan mengeluarkan cairan.
- Sulit tidur karena kulit terasa sangat gatal.
- Munculnya infeksi akibat menggaruk kulit hingga terluka.
2. Dermatitis atopik pada anak-anak
Gejala dermatitis atopik pada anak kecil biasanya muncul di usia 2 tahun hingga masa pubertas. Adapun berbagai gejala dermatitis atopik yang biasanya muncul pada anak sebagai berikut.
- Ruam kulit terutama di lipatan siku atau lutut. Terkadang, gejala eksim muncul di kaki, tangan, atau lipatan bokong.
- Rasa gatal yang tak tertahankan di area kulit yang meradang.
- Permukaan kulit bergelombang karena ada tonjolan atau penebalan kulit yang kadang permanen.
- Kulit di area yang terdampak tampak lebih terang atau lebih gelap.
3. Dermatitis atopik pada orang dewasa
Dermatitis atopik jarang muncul pertama kali saat dewasa. Kebanyakan orang dewasa dengan penyakit eksim biasanya sudah pernah terserang di masa kanak-kanak.
Berikut gejala-gejala eksim pada orang dewasa yang kerap muncul.
- Ruam bercak merah menyerang bagian tubuh dengan area yang cukup luas.
- Gatal pada kulit yang parah dan tak tertahankan, terutama di kulit yang tertekuk seperti siku dalam, tengkuk leher, depan leher, dan belakang lutut.
- Ruam yang berkerak dan bisa pecah mengeluarkan air jika tergores.
- Kulit kasar, bersisik, dan menjadi sangat kering.
- Mengalami tanda-tanda infeksi kulit di bagian yang terdampak.
Eksim yang telah menjadi penyakit menahun dapat membuat kulit tampak lebih tebal dan gelap dibanding bagian kulit lain. Kulit yang menebal juga bisa terasa gatal setiap saat.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala eksim yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Anda harus segera periksa ke dokter bila mengalami gejala-gejala di bawah ini.
- Sulit tidur karena rasa gatal pada malam hari yang memburuk.
- Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.
- Kulit terasa sakit.
- Kulit terlihat terinfeksi misalnya dengan muncul garis-garis merah, nanah, keropeng.
- Perawatan rumahan yang sudah dilakukan tidak membantu meringankan gejala.
- Mata atau pandangan terganggu.
Penyebab eksim
Para peneliti belum mengetahui pasti apa penyebab dermatitis atopik. Namun, mereka percaya bahwa kemunculan dan kekambuhan eksim dapat dipicu oleh faktor genetik dan banyak hal eksternal lainnya.
Eksim kering bisa muncul sewaktu-waktu, terutama saat Anda berada dekat dengan pemicunya. Pemicu utama eksim yakni:
- kulit kering,
- logam dalam perhiasan atau aksesori pakaian,
- parfum dan produk-produk mengandung zat pewangi,
- sabun, sampo, dan produk pembersih sejenisnya,
- salep antibakteri seperti neomycin dan bacitracin,
- losion dan produk-produk perawatan kulit,
- paraphenylenediamine yang terdapat dalam pewarna pakaian, tato sementara, dan lain-lain.
Apakah eksim sama dengan alergi?
Eksim tidak sama dengan alergi. Eksim merupakan penyakit kulit berupa peradangan kulit, sedangkan alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem imun tubuh. Eksim memang dapat dipicu karena alergi, tapi alergi hanyalah salah satu pemicu dari berbagai faktor lainnya seperti kulit kering, iritasi, atau stres.
Faktor risiko eksim
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena dermatitis atopik, yaitu:
- adanya anggota keluarga yang menderita eksim, alergi, atau asma,
- mengidap alergi atau asma,
- berjenis kelamin perempuan,
- memiliki kulit kering,
- memiliki kesalahan pada sistem imun,
- terkena infeksi bakteri pada kulit, serta
- sering terkena zat penyebab alergi atau iritasi dari lingkungan.
Sementara itu, faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko eksim pada bayi dan anak-anak meliputi:
- tinggal di area kota,
- sering dititipkan di tempat penitipan anak, dan
- memiliki gangguan hiperaktif (ADHD).
Diagnosis eksim
Diagnosis untuk penyakit dermatitis atopik cukup sederhana. Dokter spesialis kulit umumnya mengawali diagnosis dengan memeriksa penampilan kulit Anda.
Dokter juga dapat memeriksa apakah Anda merasakan sakit saat area kulit disentuh dan melakukan pemeriksaan mata untuk melihat apakah mata Anda terpengaruh.
Selain itu, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan keluarga Anda untuk mengetahui apakah ada yang memiliki eksim.
Tes laboratorium biasanya tidak diperlukan untuk mendiagnosis dermatitis atopik.Dokter mungkin dapat melakukan tes menggunakan sampel kulit untuk mengesampingkan kemungkinan infeksi lain atau alergi yang Anda miliki.
Pengobatan eksim
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan eksim secara tuntas. Namun, pengobatan dermatitis atopik dilakukan perlu dilakukan untuk mencegah kondisi dermatitis atopik memburuk serta meringankan rasa sakit dan gatal.
Berikut berbagai pilihan pengobatan dermatitis atopik yang biasanya disarankan oleh dokter
1. Obat-obatan
Terapi obat dermatitis atopik biasanya meliputi atau salep yang dapat mengendalikan rasa gatal, peradangan, dan memperbaiki kulit.
Dokter biasanya tidak memberikan banyak obat untuk bayi. Anda mungkin disarankan untuk sering melumasi kulit bayi dengan minyak, krim, atau salep.
Jika kondisinya cukup parah, dokter akan meresepkan krim yang aman dan tidak mengiritasi kulit. Berikut daftar obat-obatan yang digunakan untuk meredakan dermatitis atopik.
- Krim atau salep kortikosteroid untuk membantu meredakan gatal.
- Krim mengandung inhibitor kalsineurin seperti tacrolimus serta pimecrolimus juga bisa membantu mengendalikan gatal dan peradangan.
- Antibiotik untuk melawan infeksi.
- Untuk kasus yang lebih parah, dokter akan meresepkan kortikosteroid minum seperti prednison.
- Suntikan antibodi monoklonal ditujukan untuk orang-orang yang penyakitnya tak lagi merespon obat-obatan lain.
2. Perban basah
Perawatan ini dilakukan dengan cara membungkus area kulit yang bermasalah dengan kortikosteroid oles dan perban basah. Biasanya prosedur ini dilakukan secara intensif untuk orang dengan dermatitis atopik yang sudah parah.
Di awal pengobatan, dokter atau petugas medis akan membantu memasangkan perban ini pada Anda. Namun, nantinya Anda juga akan diajari cara memasangnya supaya bisa melakukannya sendiri di rumah.
3. Terapi cahaya
Prosedur ini dianjurkan untuk orang-orang yang yang kulitnya tidak kunjung membaik meski sudah diberikan obat oles. Selain itu, orang yang eksimnya mudah kambuh setelah perawatan disarankan untuk melakukan terapi cahaya.
Bentuk terapi cahaya yang paling sederhana yaitu fototerapi. Terapi dilakukan dengan memberikan kulit paparan sinar matahari alami secara terkendali.
Selain itu, terapi juga bisa menggunakan sinar ultraviolet UVA dan UVB buatan yang terkadang dikombinasikan dengan obat tertentu.
Perawatan rumahan eksim
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi eksim atopik.
- Menghindari pemicunya dengan mencatat tiap produk atau makanan yang menjadi pantangan eksim.
- Menjaga kulit tetap lembap dengan memakai produk pelembab setiap selesai mandi.
- Hindari menggaruk kulit yang gatal agar eksim tidak bertambah parah.
- Kompres kulit yang gatal dengan air dingin atau air hangat agar rasa gatal berkurang.
- Mandi dengan air hangat.
- Gunakan sabun berbahan ringan tanpa mengandung parfum.
- Gunakan humidifier untuk menjaga lingkungan tetap lembap.
- Gunakan pakaian yang lembut dan menyerap keringat.
- Kelola stres dengan baik.
Eksim merupakan penyakit kulit yang menyebabkan peradangan kronis pada kulit. Meski tak bisa disembuhkan, obat-obatan dan perubahan gaya hidup bisa membantu mengatasi gejala dan mencegah kekambuhan.