Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Laser resurfacing atau laser skin resurfacing adalah prosedur perawatan kulit yang bertujuan membantu mengurangi keriput, noda akibat penuaan dan bekas jerawat.
Selain itu, laser wajah yang satu ini diklaim dapat mengencangkan kulit serta membuat warna kulit lebih merata.
Prosedur ini dilakukan dengan mengarahkan laser yang terkonsentrasi pada kulit yang bermasalah. Nantinya, cahaya laser akan menghilangkan lapisan luar kulit, yakni epidermis, dan memanaskan bagian bawahnya, alias dermis.
Laser juga merangsang pertumbuhan serat kolagen baru, sehingga Anda mungkin bisa mendapatkan kulit yang lebih halus dan kencang.
Meski tergolong aman, tidak semua orang bisa melakukan laser wajah. Ada beberapa masalah kulit yang tergolong ideal untuk menjalani prosedur ini, seperti:
Sementara itu, Anda mungkin tidak dianjurkan mendapatkan laser resurfacing jika memiliki kondisi seperti:
Itu sebabnya, sebelum menjalani metode perawatan kulit ini, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter guna mengetahui, apakah Anda kandidat yang ideal atau tidak.
Berikut ini jenis laser wajah resurfacing yang dibedakan berdasarkan cara kerjanya, dilansir dari Mayo Clinic.
Laser ablatif merupakan prosedur yang bertujuan menghilangkan lapisan terluar kulit. Perawatan kulit ini memanfaatkan laser karbon dioksida (CO2) dan laser erbium.
Laser CO2 biasanya dipakai untuk membantu menghilangkan bekas luka, kutil, dan kerutan yang cukup dalam. Sedangkan, laser erbium digunakan untuk menyamarkan garis halus dan keriput.
Berbeda dengan jenis sebelumnya, laser non ablatif membantu merangsang pertumbuhan kolagen dan mengencangkan lapisan kulit di bawahnya. Prosedur ini dilakukan tanpa menghilangkan lapisan terluar kulit.
Jenis laser wajah ini dipakai untuk membantu menghilangkan rosacea dan masalah kulit tertentu akibat jerawat. Laser non-ablatif pun terdiri dari berbagai jenis, yakni:
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, laser resurfacing menawarkan manfaat berupa mengatasi berbagai permasalahan kulit yang membandel.
Laser wajah ini diklaim dapat mengatasi masalah penuaan akibat paparan sinar matahari hingga bekas jerawat yang tidak kunjung hilang.
Ada pun masalah kulit yang dapat diatasi dengan prosedur laser wajah meliputi:
Mengingat laser resurfacing dibagi menjadi dua jenis, keduanya pun memiliki prosedur yang berbeda. Di bawah ini prosedur laser wajah berdasarkan jenisnya.
Laser non-ablatif
Melansir Cleveland Clinic, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum Anda menjalani prosedur laser wajah, antara lain:
Baik ablatif maupun non-ablatif dapat memicu sejumlah efek samping setelah perawatan laser resurfacing dilakukan.
Setelah menjalani laser wajah ablatif, Anda mungkin akan merasakan sejumlah efek samping seperti:
Hampir mirip dengan laser skin resurfacing lainnya, laser non-ablatif dapat memicu beberapa kondisi yang mengganggu usai perawatan, antara lain:
Usai menjalani prosedur laser wajah, Anda tentu perlu merawat kulit, terutama bagian yang terkena laser guna mempercepat penyembuhan luka.
Hal ini bertujuan memaksimalkan hasil dari laser resurfacing dan meminimalisir efek samping yang terjadi.
Hal yang perlu dilakukan setelah melakukan laser resurfacing yakni:
Setelah kulit benar-benar sudah pulih dari laser resurfacing, Anda tetap perlu merawat kulit sebagaimana mestinya.
Usahakan untuk mengoleskan tabir surya yang menyaring sinar UVA dan UVB untuk melindungi kulit yang baru dilapisi laser. Anda bisa memilih tabir surya sesuai jenis kulit dengan label sun protection factor (SPF) minimal 30.
Selain itu, jangan lupa untuk menggunakan produk pelembap kulit setiap hari sesuai dengan rekomendasi dokter.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter kulit atau ahli dermatologi guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar