Anda yakin mau keluar?
Herpes zoster adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster (VZV). Virus ini adalah virus yang sama dengan yang menyebabkan cacar air. Herpes zoster juga sering disebut herpes kulit, cacar api atau cacar ular.
Pada saat Anda terserang cacar air dan sembuh, VZV tidak hilang dari tubuh. Varicella-zoster dapat hidup dan “tidur” dalam sistem saraf selama bertahun-tahun lamanya sebelum aktif kembali sebagai cacar api.
Meskipun disebabkan oleh virus yang sama, terdapat sejumlah perbedaan antara cacar air dan herpes zoster alias cacar ular (cacar api). Salah satu perbedaan yang terlihat adalah gejala yang muncul.
Jenis infeksi virus ini ditandai dengan ruam kulit yang merah yang berubah menjadi lenting dan dapat menyebabkan rasa nyeri dan terbakar.
Lenting biasanya muncul membentuk garis lepuhan pada salah satu sisi tubuh, biasanya di dada, leher, atau wajah. Meskipun ini bukanlah suatu kondisi yang mengancam nyawa, herpes zoster dapat sangat menyakitkan.
Vaksin dapat membantu mengurangi risiko cacar api. Sementara pengobatan dini dapat membantu mempercepat masa infeksi virus herpes kulit ini dan mengurangi kemungkinan komplikasi.
Kebanyakan penyakit herpes kulit ini dapat sembuh dalam 2-3 minggu. Herpes zoster jarang terjadi lebih dari satu kali pada orang yang sama, tetapi sekitar 1 dari 3 orang akan terkena herpes zoster di suatu saat dalam hidupnya.
Penyakit ini lebih umum terjadi pada lansia dan orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Dikutip dari DermaNet NZ, siapa pun yang pernah mengidap cacar air mungkin saja akan terserang cacar api. Herpes zoster dapat muncul pada anak-anak, tapi lebih umum pada orang dewasa, khususnya orang tua.
Virus penyebab herpes zoster ini kembali aktif ketika Anda bertambah tua, biasanya setelah 50 tahun. Ini disebabkan oleh proses penuaan pada tubuh.
Gejala awal herpes zoster biasanya adalah rasa nyeri, yang mungkin bisa parah karena berhubungan dengan satu atau lebih sistem saraf. Rasa nyeri tersebut mungkin hanya muncul pada satu tempat atau menyebar.
Pada gejala awal, Anda mungkin merasa tidak enak badan, demam hingga sakit kepala. Kelenjar getah bening yang mengeringkan daerah terkena sering membesar dan melunak.
Dalam satu hingga tiga hari merasakan nyeri, ruam yang melepuh akan muncul di area kulit yang sakit. Karakteristik ruam herpes kulit yang muncul adalah:
Seperti gejala cacar air, ruam awalnya berupa papula (bintik) berwarna merah. Selama beberapa hari ruam akan melepuh menjadi lenting. Kemudian lenting akan pecah dan membentuk luka kering (keropeng).
Daerah dada, leher, dahi, dan daerah pasokan saraf sensoris adalah yang paling sering terdampak.
Cacar api kadang-kadang juga menyebabkan lecet di dalam mulut, telinga, dan area genital. Gejala cacar api yang muncul juga bisa berupa sakit di kulit tanpa ruam atau ruam tanpa rasa sakit. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak.
Beberapa orang mengalami tanda-tanda dan gejala lebih daripada nyeri dan ruam dalam cacar api. Gejala ini dapat meliputi:
Jika Anda mengalami tanda atau gejala herpes zoster yang disebutkan di atas, segeralah berkonsultasi pada dokter. Terutama jika mengalami gejala herpes kulit seperti:
Konsultasi ke dokter selalu menjadi langkah yang lebih baik untuk mengetahui pengobatan herpes zoster yang tepat untuk Anda.
Cacar api adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster (VZV) yang merupakan salah satu jenis virus Herpes. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal juga dengan herpes zoster dan termasuk ke dalam penyakit herpes kulit bersama dengan herpes oral dan genital.
Varicella-zoster sendiri adalah virus penyebab cacar air. Artinya, siapa pun yang pernah kena cacar air bisa juga terkena cacar api.
Setelah Anda sembuh dari cacar air, virus sebenarnya tidak sepenuhnya hilang dari tubuh. Virus akan menetap dalam sistem saraf dan tertidur (dorman). Selama dalam fase dorman, virus tidak aktif menginfeksi sehingga tidak menimbulkan penyakit.
Varicella-zoster yang tertidur dan kembali aktif menginfeksi akan menyebabkan herpes zoster. Sampai saat ini, belum diketahui apa yang membuat virus tersebut “bangun” kembali.
Para ahli menduga menurunnya kekebalan terhadap infeksi akibat penyakit dan pengobatan tertentu, termasuk pertambahan usia, merupakan faktor pemicu utama dari munculnya cacar air.
Dikutip dari Mayo Clinic, seseorang yang mengidap cacar api dapat menyebarkan virus Varicella-zoster pada siapa pun yang tidak melakukan imunisasi cacar air.
Penularan virus cacar air ini berlangsung melalui kontak langsung dengan luka terbuka dari ruam akibat cacar api. Namun, orang yang tertular akan mengalami cacar air bukan cacar api.
Semua orang yang pernah mengalami cacar air berisiko mengalami cacar ular.
Namun, orang sehat yang pernah terkena cacar air biasanya tidak akan terkena kondisi yang sama di kemudian hari. Kemungkinan untuk infeksi penyakit kulit ini aktif kembali hanya sekitar 1%.
Meski begitu, ada beberapa faktor yang secara umum bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit herpes kulit ini, yaitu:
1. Berusia di atas 50 tahun
Herpes zoster paling umum terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun. Risiko ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Beberapa ahli memperkirakan bahwa setengah dari orang yang berusia 80 tahun ke atas akan terkena cacar api.
2. Penyakit tertentu dan stres
Penyakit tertentu yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS dan kanker meningkatkan peluang seseorang untuk terkena cacar ular. Begitupun dengan orang yang mengalami stres atau gangguan kecemasan.
3. Menjalani pengobatan kanker
Radiasi atau kemoterapi dapat menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit dan memicu herpes kulit ini.
Orang dengan beberapa jenis kanker bisa berisiko 40% lebih besar dibandingkan mereka yang sehat.
4. Menggunakan obat tertentu
Obat yang dirancang untuk mencegah penolakan organ saat transplantasi juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena herpes zoster. Hal ini sama halnya dengan penggunaan streoid seperti prednison yang berkepanjangan.
Beberapa komplikasi herpes zoster yang langka namun serius ini meliputi:
Pada sebagian orang, rasa nyeri yang disebabkan cacar ular terus berlanjut hingga lukanya sembuh.
Kondisi ini disebut dengan neuralgia postherpetic, dan ini muncul ketika serabut saraf yang rusak mengirimkan pesan rasa sakit yang membingungkan dan berlebihan dari kulit ke otak Anda.
Nyeri atau ruam yang mencakup mata, yang harus diobati untuk menghindari kerusakan mata permanen
Tergantung dari saraf mana yang terkena, cacar ular dapat menyebabkan peradangan pada otak, wajah lumpuh, atau masalah pendengaran atau keseimbangan.
Anda bisa saja mengalami kehilangan pendengaran atau nyeri intens pada salah satu telinga, pusing, atau kehilangan rasa pada lidah, yang dapat menjadi gejala dari sindrom Ramsay Hunt.
Jika luka cacar api tidak terawat dengan benar, infeksi bakteri pada kulit mungkin bisa berkembang dan menyebabkan infeksi pada kulit.
Kebanyakan kasus herpes zoster dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik. Dokter juga akan mengajukan pertanyaan mengenai riwayat medis Anda seperti apakah pernah terinfeksi cacar air sebelumnya.
Dalam mendiagnosis, dokter utamanya melakukan pemeriksaan pada ruam atau lenting yang muncul dan melihat pola persebaran ruam.
Selain itu, dokter bisa melakukan beberapa tes lainnya jika diperlukan, seperti mengambil sampel cairan dari lenting untuk diperiksa apakah terdapat virus penyebab herpes zoster.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Hingga saat ini belum ada obat khusus yang bisa sepenuhnya menghilangkan virus penyebab herpes zoster dari dalam tubuh.
Namun, pengobatan yang tepat untuk cacar ular adalah dengan menggunakan obat anivirus yang diresepkan dokter. Obat antivirus untuk herpes kulit ini dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi.
Antivirus yang biasa diresepkan sebagai obat herpes zoster antara lain:
Herpes zoster dapat menimbulkan rasa nyeri berat. Itu sebabnya dokter mungkin juga akan meresepkan obat untuk meredakan nyeri akibat cacar api, seperti:
Terdapat beberapa cara perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi gejala cacar ular, yakni:
Terdapat dua vaksin yang dapat membantu mencegah cacar ular, yaitu vaksin cacar air dan vaksin herpes zoster.
Vaksin varicella (Varivax) telah menjadi imunisasi rutin pada anak-anak untuk mencegah cacar air. Vaksin ini juga direkomendasikan untuk orang dewasa yang tidak pernah terkena cacar air.
Meski tidak dapat menjamin 100% bahwa Anda akan terhindari dari cacar air atau cacar api, vaksin tersebut dapat mengurangi kemungkinan komplikasi dan keparahan penyakit.
Zostavax telah terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap herpes zoster selama sekitar lima tahun.
Sementara itu, Shingrix adalah vaksin ini tidak hidup yang terbuat dari komponen virus, dan diberikan dalam dua dosis, dengan dua hingga enam bulan di antara dosis.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter untuk memahami solusi terbaik untuk Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Saguil, A., Kane, S., Mercado, M., & Lauters, R. (2017). Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: Prevention and Management. American Family Physician, 96(10), 656-663. Retrieved from https://www.aafp.org/afp/2017/1115/p656.html
Mayo Clinic. (2020). Shingles – Diagnosis and treatment. Retrieved 10 November 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shingles/diagnosis-treatment/drc-20353060
American Academy of Dermatology. (2020). Shingles: Overview. Retrieved 10 November 2020, from https://www.aad.org/public/diseases/a-z/shingles-overview
DermNet NZ. (2020). Herpes zoster. Retrieved 10 November 2020, from https://www.dermnetnz.org/topics/herpes-zoster/
CDC. (2020). Shingles | Home | Herpes Zoster. Retrieved 10 November 2020, from https://www.cdc.gov/shingles/index.html
Komentar
Sampaikan komentar Anda
Ayo jadi yang pertama komentar!
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar