Cacar air biasanya terjadi hanya sekali seumur hidup. Namun, virus yang menyebabkannya bisa menyerang lagi dan menimbulkan penyakit yang disebut cacar api alias herpes zoster.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Cacar air biasanya terjadi hanya sekali seumur hidup. Namun, virus yang menyebabkannya bisa menyerang lagi dan menimbulkan penyakit yang disebut cacar api alias herpes zoster.
Herpes zoster adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV). Virus ini merupakan virus yang sama dengan yang menyebabkan cacar air.
Bagi masyarakat Indonesia, penyakit infeksi ini juga sering disebut herpes kulit, penyakit dompo, cacar api, atau cacar ular.
Pada saat Anda terserang cacar air dan sembuh, VZV tidak hilang dari tubuh. Varicella-zoster bisa “tidur” dalam sistem saraf selama bertahun-tahun sebelum aktif lagi sebagai cacar api.
Meskipun disebabkan oleh virus yang sama, terdapat sejumlah perbedaan antara cacar air dan cacar api. Salah satu perbedaan yang terlihat ialah gejala yang muncul.
Jenis infeksi virus ini ditandai dengan ruam kulit pada dada, leher, atau wajah, yang kemudian berubah menjadi lenting dan dapat menyebabkan rasa nyeri serta terbakar.
Vaksinasi bisa membantu mengurangi risiko cacar api atau penyakit dompo. Sementara pengobatan dini mempercepat masa infeksi virus dan mengurangi risiko komplikasi.
Herpes zoster jarang terjadi lebih dari satu kali pada orang yang sama, tetapi sekitar satu dari tiga orang akan terkena penyakit ini pada suatu waktu dalam hidupnya.
Dikutip dari DermNet NZ, penyakit dompo lebih umum terjadi pada lansia berusia 50 tahun ke atas dan orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Siapa pun yang pernah terkena cacar air mungkin saja akan terserang cacar api. Penyakit ini dapat muncul pada anak-anak, tetapi lebih umum pada orang dewasa, khususnya orang tua.
Virus penyebab herpes zoster ini kembali aktif saat Anda bertambah tua, biasanya setelah 50 tahun. Hal ini disebabkan oleh proses penuaan pada tubuh.
Gejala awal herpes zoster biasanya ialah rasa nyeri ringan hingga parah, yang mungkin hanya muncul pada satu bagian tubuh.
Rasa nyeri juga dapat menyebar mengikuti dermatom, yakni area kulit yang saraf-saraf sensorisnya berasal dari akar saraf tulang belakang tertentu.
Pada awalnya, Anda mungkin merasa tidak enak badan, demam, hingga sakit kepala. Kelenjar getah bening yang dekat dengan bagian yang terkena sering membesar dan melunak.
Setelah 1–3 hari merasakan nyeri, ruam yang melepuh akan muncul pada area kulit yang sakit.
Adapun, ciri-ciri ruam cacar api antara lain:
Ruam awalnya berupa bintik (papula) berwarna merah. Lesi kulit (bercak, luka lenting, bintik, atau lainnya) cenderung muncul berkelompok. Ini yang membedakan herpes zoster dengan gejala cacar air.
Dalam beberapa hari, ruam akan melepuh menjadi lenting, lalu pecah dan membentuk luka kering (keropeng).
Dada, leher, dahi, dan daerah dermatom pada umumnya paling sering terdampak. Terkadang, penyakit ini juga menyebabkan lecet di dalam mulut, telinga, dan area kelamin.
Gejala cacar api yang muncul juga bisa berupa sakit pada kulit dengan atau ruam yang tidak terasa sakit. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak.
Selain itu, sebagian orang mungkin merasakan gejala herpes zoster yang lebih parah, seperti demam, meriang, sakit kepala, kelelahan, dan kelemahan otot.
Jika Anda mengalami tanda atau gejala herpes zoster di atas, segera konsultasikan pada dokter. Hal ini membantu menentukan langkah penanganan yang terbaik untuk diri Anda.
Segera konsultasi dengan dokter, terlebih bila terdapat kondisi berikut.
Cacar api merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV), yang termasuk ke dalam penyakit herpes kulit bersama dengan herpes oral dan genital.
Varicella-zoster sendiri merupakan virus penyebab cacar air. Artinya, siapa pun yang pernah terkena cacar air juga berisiko mengidap penyakit dompo pada kemudian hari.
Setelah Anda sembuh dari cacar air, virus ini sebenarnya tidak sepenuhnya hilang dari tubuh, tetapi akan menetap dalam sistem saraf dan “tertidur” (dorman).
Selama dalam fase dorman, virus tidak aktif menginfeksi sehingga tidak menimbulkan penyakit.
Varicella-zoster yang tertidur dan kembali aktif menginfeksi akan menyebabkan herpes zoster. Hingga saat ini, belum diketahui apa yang membuat virus tersebut “bangun” kembali.
Para ahli menduga menurunnya kekebalan tubuh terhadap infeksi akibat penuaan, penyakit, dan pengobatan tertentu menjadi faktor pemicu utama dari munculnya cacar air.
Semua orang yang pernah terkena cacar air berisiko mengalami cacar ular. Meski begitu, berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit kulit ini.
Penyakit dompo ini lebih banyak terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun. Beberapa ahli pun memperkirakan setengah dari orang berusia 80 tahun ke atas akan terkena cacar api.
Beberapa kondisi fisik dan psikis, seperti stres, gangguan kecemasan, HIV/AIDS, dan kanker, meningkatkan peluang seseorang untuk terkena cacar ular.
Terapi radiasi dan kemoterapi menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, termasuk pada herpes kulit. Pengidap kanker berisiko 40% lebih tinggi terkena herpes zoster dibandingkan dengan orang yang sehat.
Penggunaan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan (imunosupresif), termasuk steroid atau obat untuk mencegah penolakan organ saat transplantasi, juga meningkatkan risiko terkena herpes zoster.
Berikut ini merupakan beberapa komplikasi herpes zoster yang langka, tetapi dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan tubuh.
Pada sebagian orang, rasa nyeri yang disebabkan cacar ular terus berlanjut hingga lukanya sembuh. Kondisi ini disebut dengan postherpetic neuralgia.
Hal ini muncul saat serabut saraf yang rusak mengirimkan sinyal rasa sakit yang membingungkan dan berlebihan dari kulit ke otak Anda.
Nyeri atau ruam akibat herpes zoster yang memengaruhi area sekitar mata harus diobati. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan mata permanen.
Tergantung saraf mana yang terkena, cacar ular dapat memicu peradangan pada otak, kelumpuhan wajah, atau masalah pendengaran dan keseimbangan.
Anda mungkin saja mengalami nyeri intens pada salah satu telinga, pusing, dan kehilangan pendengaran yang bisa menjadi gejala sindrom Ramsay Hunt.
Apabila luka cacar api tidak terawat dengan benar, infeksi bakteri pada kulit mungkin bisa berkembang dan menyebabkan penyakit infeksi pada kulit.
Kebanyakan kasus herpes zoster dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik. Dokter juga akan mengajukan pertanyaan, seperti apakah Anda pernah terinfeksi cacar air sebelumnya.
Dalam mendiagnosis, dokter utamanya melakukan pemeriksaan pada ruam atau lenting yang muncul. Dokter juga akan melihat pola persebaran ruam dan lenting tersebut.
Selain itu, dokter bisa melakukan beberapa tes lainnya, seperti mengambil sampel cairan dari lenting untuk diperiksa apakah terdapat virus penyebab herpes zoster.
Hingga saat ini, belum ada obat khusus yang bisa sepenuhnya menghilangkan virus varicella-zoster dari dalam tubuh.
Akan tetapi, pengobatan yang tepat untuk cacar ular ialah dengan menggunakan obat antivirus. Obat ini membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi.
Antivirus yang biasa diresepkan sebagai obat herpes zoster, antara lain:
Herpes zoster dapat menimbulkan rasa nyeri berat atau postherpetic neuralgia. Pada pasien dengan kemungkinan terjadinya neuralgia, dokter juga dapat memberikan asiklovir selama fase infeksi akut dan pengobatan berikut.
Penyakit dompo atau herpes zoster umumnya berlangsung selama dua sampai enam minggu.
Terdapat beberapa perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi gejala cacar ular. Berikut beberapa di antaranya.
Vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah cacar ular. Terdapat dua vaksin yang dapat digunakan, yaitu vaksin cacar air dan vaksin herpes zoster.
Vaksin cacar air menjadi imunisasi rutin pada bayi dan anak untuk mencegah cacar air. Vaksin ini juga direkomendasikan untuk orang dewasa yang tidak pernah terkena cacar air.
Sementara itu, vaksin Varicella zoster dosis tunggal direkomendasikan untuk orang berusia di atas 50 tahun, baik yang sudah memiliki riwayat cacar maupun belum.
Perlu diingat bahwa vaksin cacar tidak boleh diberikan pada pasien imunokompromais atau yang imunnya lemah.
Meski tidak menjamin 100% Anda terhindar dari cacar air maupun cacar api, vaksin tersebut dapat mengurangi kemungkinan komplikasi dan keparahan penyakit.
Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikan dengan dokter untuk memahami solusi terbaik bagi Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar